Masuk Enam Hari Mati Lampu Tanpa Pemberitahuan, Masyarakat Paniai Mengeluh

0
2243

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Tinggal sehari masuk satu minggu masyarakat paniai di kota Enarotali dan Madi, Kabupaten Pania, akan tetap dalam kegelapan lantaran layanan listrik diputuskan oleh PLN, semenjak hari minggu (15/1/2017), tepat pukul 23.00 malam, waktu setempat.

Melihat kenyataan ini hampir semua masyarakat paniai baik pribumi maupun pendatang mengeluh karena pihak PLN, juga pemerintah daerah belum buka mulut secara terbuka menyampaikan alasan penyebabnya.

“Sekarang hari sabtu, sudah 6 hari lampu mati. Kami bingung, mati karena apa,” ucap Yohanes Kobepa, warga paniai yang tinggal di Bapouda, kepada wartawan, pagi (21/1/2017) ini.

Menurutnya, pihak berwenang seperti PLN dan Pemerintah Daerah harus berani menyampaikan alasan penyebab pada masyarakat agar tidak menimbulkan kecurigaan berlebihan.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

“Matinya lampu ini, banyak isu tidak benar sedang tersiar ditengah masyarakat. Pastinya di media sosial seperti Facebook dan lainnya juga tersiar. Sekarang mau salahkan siapa kalau sudah begitu. Maka saya pikir, selama tidak ada kejelasan, wajar kalau ada sikap curiga dari masyarakat,” ungkap dia.

ads

Ia pun mencontohkan salah satu isu yang kini sedang hangat dibicarakan. “Contohnya itu, PLN minta uang tambahan ke pemda,” ucap dia.

Sehingga, dia katakan, untuk membendung semua itu, pihak PLN bersama pemda harus berani mengumumkan alasannya.

“Penyebabnya, apakah karena ada mesin yang rusak, solar habis atau karena apa. Itu harus diumumkan. Karena itu demi nama baik PLN, juga pemda sendiri,” ucapnya.

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Senada, diwaktu yang berbeda, Ham Yogi, mengatakan tidak kaget dengan matinya lampu. Karena menurut dia, mati lampu di Paniai adalah hal yang biasa, apalagi diawal tahun.

“Penyakit mati lampu di paniai bukan hal baru, itu biasa. Hari-hari lain juga biasa mati. Apalagi diawal tahun itu rutin. Tidak tahu karena apa. Hanya PLN dan pemda yang tahu,” beber dia.

Sehingga dia berharap, pihak PLN dan pemda perlu rembuk bersama untuk kembali menyalahkan lampu.

“Setelah lampu mati, semua aktivitas lumpuh, sudah tidak berjalan baik. Misal, seperti di kantor, sekolah dan lainnya. Maka itu, PLN dan Pemda tidak punya alasan menunda-nunda nyalakan lampu,” katanya.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Sementara, mas Uzu, warga pendatang, ketika ditemui, berharap  lampu dinormalkan kembali seperti sedia kala. Alasannya, kata dia, dapat menimbulkan kebakaran.

“Saya harap lampu cepat dihidupkan, takutnya jangan sampe ada kebakaran lagi seperti dulu. Lihat kios-kios disini, semua bersambung dan dibangun dari kayu. Ini mudah sekali terbakar,” kata dia, di Pasar Iyaipugi, pagi tadi.

Sementara, Yulius Magai, karyawan di PLN, katakan tidak tahu menahu soal matinya lampu. Kata dia, tanyakan langsung kepada pimpinan PLN.

“Saya tidak tahu soal mati lampu, silahkan ke pimpinan kalau mau tahu alasannya. Saya dan kawan-kawan lain, kami hanya tahu kerja saja. Soal kedalamnya itu urusan pimpinan dorang,” jelas Magai.

Pewarta: Stevanus Yogi

Artikel sebelumnyaDPRP Akan Bentuk Tim, Soal Pertikaian di Dogiyai
Artikel berikutnyaPentingnya Menyebar Informasi HIV dan AIDS, YUKEMDI Latih 45 Relawan Adat di Jayawijaya