BeritaDemi Menjaga Pedagang Asli Papua, Solpap Gelar Mubes

Demi Menjaga Pedagang Asli Papua, Solpap Gelar Mubes

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kepala Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Papua, Anike Wakur berjanji akan menyampaikan persoalan Solidaritas Pedagang Asli Papua (SOLPAP) dengan Pokja Papua mengenai Pasar Mama-Mama Papua kepada ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yohana Yembise di Jakarta.

Hal itu diungkapkan Anike ketika membuka Musyawarah Besar dan Seminar Solpap di pasar sementara mama-mama Papua, kota Jayapura, Selasa (2/5/2017).

Anike mengakui, sore hari ini, Selasa (2/5/2017) akan berangkat ke Jakarta sesuai undangan menteri untuk menemuinya dan ia berjanji persoalan Solpap dan Pokja akan disampaikannya. Namun ia juga berpesan supaya pasar mama-mama Papua yang baru dibangun untuk dijaga bersama.

“Sore ini saya ke Jakarta dan saya akan sampaikan ke ibu Menteri. Jadi, tidak usah lagi Pokja-Pokja itu, hanya bangunan yang Tuhan kasih ini kita harus jaga bersama. Hal-hal yang mama-mama alami nanti dibicarakan dalam Mubes,” kata Anike kepada ratusan mama-mama Papua yang menghadiri acara pembukaan Mubes Solpap.

Baca Juga:  Upaya Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Jaga Pasokan BBM Saat Lebaran

Yan Ukago, pemerhati mama-mama Papua dan pedagang asli Papua menuturkan, perjuangan menghadirkan pasar bagi pedagang asli Papua ini melalui proses perjuangan air mata darah. Pasar tidak hadir hanya dengan menjual proposal.

“Memang esensi pasar itu tidak dikhususkan bagi satu kelompok saja, tetapi untuk pedagang Papua pasar itu harus diperjuangkan dan akhirnya pasar itu harus dilindungi, sementara bagi orang lain di luar sana berbeda. Kalau untuk pengaturan seperti apa nanti dibahas dalam Mubes ini,” kata Yan.

Baca Juga:  KLHK dan Bappenas Kunjungi PTFI Pantau Reklamasi dan Pemberdayaan Masyarakat

Pdt. Dora Balubun, koordinator SOLPAP, mengatakan, persoalan antara SOLPAP dan Pokja menjadi serius, sehingga sebelum pasar pedagang Papua diresmikan, persoalan ini harus diselesaikan segera, walaupun Pokja mengakui mereka melaksanakan perintah presiden. Tetapi nyatanya, beber Dora, mereka (Pokja) bertindak diluar prinsip-prinsip Presiden.

“Mereka bilang utusan presiden, tetapi apa yang dilakukan mereka diluar pikiran presiden. Sementara, kerinduan untuk Mubes ini sudah lama, sehingga kurang lebih dua hari ini, tanggal (3-4/5/2017) kami akan duduk untuk bicara. Sekaligus bicara AD/ART Solpap dan memilih pemimpin untuk mendampingi mama-mama Papua,” tutup Pendeta Dora.

Sementara, mama Jumi M Wafom mengakui hasil jualan yang dipasarkan pihaknya terus merugi karena banyak pedagang non-Papua yang akhir-akhir ini menguasai pasar, sehingga ia tegas meminta supaya pedagang non-Papua tidak datang mengganggu usaha Mama-mama Papua.

Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

“Saya ini sudah berjualan sejak tahun 1996 hingga tahun 2000-an dan setelah itu ke tahun-tahun ke atas kami sudah tidak dapat apa-apa, karena non-Papua kuasai barang produksi sampai kuasai hasil bumi kami, seperti pisang, ubi, keladi, dan pinang. Jadi, saya tegaskan bahwa jangan orang-orang ini datang merusak Tanah Papua,” tutur Mama Wafom kepada suarapapua.com.

Untuk itu, ia berharap dalam Mubes Solpap ini membahas hal-hal penting bagi pedagang orang asli Papua dan merumuskan hal penting pula demi menjaga dan melindungi pasar Papua dari kepentingan orang lain.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

Komnas HAM RI Didesak Selidiki Kasus Penyiksaan Warga Sipil Papua di...

0
“Tindakan dari para pelaku itu masuk dalam kategori penyiksaan. Korban dimasukan dalam drum berisi air dan dianiaya, dipukul, ditendang dan diiris punggungnya dengan pisau. Itu jelas tindakan penyiksaan dan bagian dari pelanggaran HAM berat,” ujar Emanuel Gobay.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.