Inilah 10 Film Terbaik Festival Film Papua 2017

0
5280

MERAUKE, SUARAPAPUA.com — Panitia Festival Film Papua (FFP) telah mengumumkan 10 film terbaik dari 25 film yang berhasil masuk ke dewan juri.

Panitia FFP 2017 sudah menerima sebanyak 27 karya dokumenter yang datang dari berbagai wilayah di Papua, antara lain Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Wamena, Mimika, Nabire, Biak, Merauke, Sorong, dan Raja Ampat. Ragam cerita yang disampaikan lewat film-film antara lain kesehatan, pendidikan, ekonomi, politik dan keamanan, perempuan dan anak, budaya dan alam hingga sejarah.

Awalnya ada 27 film dokumenter, tetapi panitia eliminir dua film yang dinyatakan belum memenuhi syarat.

Baca juga: 25 Film Dokumenter akan Ramaikan Festival Film Papua Pertama di Merauke

“Dari 25 film itu, akhirnya ada 10 film yang telah kami melakukan penjurian dan pada hari ini kami akan sebarkan informasi hasil dari film terbaik,” kata Yerri Borang, koordinator tim juri kompetisi FFP 2017, Minggu (30/7/2017) malam.

ads
Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Selain Yerri Borang, tim juri lainnya adalah Wens Fatubun, Alia Damaihati, dan Maria Kaize.

Dari hasil penjurian tersebut, berikut 10 film terbaik di ajang FFP 2017.

Film pertama dengan judul “Nagosa” (Mama), sutradara Kristian G. Tigor Kogoya, durasi 13 menit 54 detik, lokasi Wamena, Papua.

Film kedua “Untuk Novalinda dan Andrias”, sutradara Elisabet Apyaka, durasi 30 menit, lokasi Koya, Kota Jayapura, Papua.

Film ketiga “Mama Amamapare”, sutradara Fabian Kakisina dan Yonri S. Revolt, durasi 24 menit, lokasi Mimika, Papua.

Baca Juga:  Hujan di Sorong, Ruas Jalan dan Pemukiman Warga Tergenang Air

Film keempat berjudul “Sang Pendamping”, sutradara Stefanus Abraw, durasi 11 menit, lokasi Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Film kelima “Sa Butuh Ko Pu Cinta”, sutradara Benedicta Lobya, Franky Lokobal dkk, durasi 16 menit 21 detik, lokasi Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Film keenam “Salon Papua”, sutradara Stracky Yally Asso, durasi 19 menit 26 detik, lokasi Kota Jayapura, Papua.

Film ketujuh “Maximum Impact” (hidup yang berdampak), sutradara Rizal Lanni, durasi 20 menit 28 detik, lokasi Wamena, Jayawijaya, Papua.

Film kedelapan “Truk Monce”, sutradara Imanuel Hindom, durasi 23 menit 48 detik, lokasi Keerom, Papua.

Film kesembilan “Anak Papua Belajar”, sutradara Fransiska Pigay, durasi 20 menit 16 detik, lokasi Waena, Kota Jayapura, Papua.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

Film kesepuluh “Tete Manam”, sutradara Siska Manam, durasi 26 menit 59 detik, lokasi Jayapura, Papua.

Asrida Elisabeth, koordinator seksi acara saat dikonfirmasi suarapapua.com terkait kesiapannya mengatakan, saat ini semua panitia sudah berada di Merauke guna mempersiapkan teknis acara dan kelengkapan di lokasi festival.

“Panitia dari berbagai wilayah di Papua yang tergabung dalam komunitas Papuan Voices sudah ada di Merauke sejak seminggu yang lalu,” katanya.

Pengumuman tiga film terbaik akan dilaksanakan saat pembukaan FFP tanggal 7 Agustus 2017 dan pengumuman pemenang beserta penyerahan hadiahnya pada malam penutupan festival tanggal 9 Agustus 2017 di gedung Vertenten Sai, komplek Keuskupan Agung, Jalan Raya Mandala, Merauke.

 

Pewarta: Harun Rumbarar
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaBupati Nabire: Anak Papua Harus Raih Masa Depan
Artikel berikutnyaPapuans Photo akan Pameran Foto di FFP 2017