Pendeta Benny Giay: PT Dewa dan Militer Aktor Penembakan Deiyai

1
3273

JAYAPURA, SUARAPAPUA.Com – Pendeta Benny Giay mengatakan, PT Dewa Kresna (Modern) dan militer Indonesia adalah oknum dibalik  peristiwa Deiyai berdarah, 1 Agustus 2017 lalu.

Hal ini ditegaskan Pdt. Benny menanggapi tim penyidik dari Polda Papua bersama Komnas HAM perwakilan Papua yang sudah turun lapangan, mengidentifikasi masalah, dan telah menemukan siapa yang  yang harus bertanggungjawab.

Setidaknya ada tujuh orang anggota Brimob dinyatakan bersalah dalam kasus ini. Tapi menurut Ketua Persekutuan Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua ini, ketujuh prajurit itu adalah pelaksana lapangan atau eksekutor. PT Dewa dan para petinggi militer adalah aktor sesungguhnya.

“Aktor yang sedang bermain disana yaitu PT Dewa atau Modern. Menurut masyarakat Mee, PT Dewa itulah yang telah menjadi bupati, Dandim dan Polres. Mereka sedang kendalikan aktor sipil dan militer di wilayah Meuwo. Katanya, bupati, TNI, Polri, SKPD, semua ada dibawah ketiak PT Dewa,” tegas Benny kepada suarapapua.com, Jumat (11/08/2017).

Pendeta Giay menjelaskan, bupati Deiyai tidak pernah di tempat. Tidak ada kontrol atas jalannya pemerintahan. Dan PT Dewa, perusahaan satu-satunya yang memonopoli pengerjaan konstruksi jalan, jembatan, dan proyek sejenisnya di empat kabupaten wilayah adat Meepago, yakni Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai itu, dengan mudah telah menjadikan pemerintahan, militer dan kepolisian di bawah kendalinya.

ads
Baca Juga:  Polri akan Rekrut 10 Ribu Orang untuk Ditugaskan di Tanah Papua

“Kami minta penyidikan dari pihak ketiga untuk cek kebenaran anggapan masyarakat di atas bahwa petinggi sipil dan militer di Meuwo sedang ‘menyembah Dewa’ dan tidak urus masyarakat sipil. Saya kira ini akan tolong kita clearkan awan gelap kekerasan di Meuwo. (Bila hal ini terjadi) semua pihak akan apresiasi polisi,” lanjut Pendeta Giay menjelaskan.

Copot Kapolda Papua dan Kapolri

Merasa bahwa tujuh orang yang disalahkan dalam kasus Deiyai adalah eksekutor, Pendeta Giay nilai ada aktor di baliknya. Sebagai langkah awal, jelas pimpinan Kingmi Papua ini, jabatan Kapolda dan Kapolri harus dicopot.

Hal itu mesti dilakukan, lanjut Giay, karena dalam katamata orang Papua, tanah Papua ini sedang dalam masa pendudukan, mirip dengan situasi dimana Israel yang dikutuk-kutuk pemerintahan dan rakyat sipil Indonesia itu menduduki Palestina.

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

“Saya kira ini cara terakhir untuk cairkan kebekuan relasi Indonesia dan Papua (masyarakat Deiyai). Dalam kacamata masyarakat, Polisi dan TNI yang selama ini bunuh-bunuh orang Papua yang berlebihan di Papua ini tidak lain daripada sebuah pendudukan. Dalam konteks Indonesia sekarang yang sedang mendukung Palestina melawan Israel, perilaku TNI, Polri di Papua mencerminkan wajah negara yang menduduki Papua. Ini sama. Perilaku tentara dan polisi Indonesia menghadapi masyarakat sipil Papua tidak beda dengan watak tentara Israel terhadap Palestina,” tegas pendeta Giay.

Pihaknya menuntut Presiden Jokowi, Kapolri dan panglima TNI untuk membersihkan lantai dulu sebelum pergi jauh ke timur tengah asia dan ikut bercampurtangan dalam konflik Israel-Palestina.

“Tolong keluarkan balok 5×5 dari matamu sebelum mendesak Israel keluarkan balok 10×10 dari matanya. NKRI juga kena pasal yang sama, Pak,” tegas pendeta Giay.

Baca Juga:  PMKRI Kecam Tindakan Biadap Oknum Anggota TNI Siksa Warga Sipil di Papua

Menurut beberapa sumber, diketahui bahwa PT Dewa Kresna (PT Modern) awalnya adalah perusahaan kecil. Ia dibesarkan oleh politisi lokal dalam hubungan kongkalingkong kepentingan. PT Dewa Kresna ditengarai menyokong para kandindat kuat dari empat kabupaten di wilayah adat Meuwodide dengan dana/modal yang sangat dibutuhkan guna memenangkan kompetisi dalam pemilihan umum kepala daerah dan pemilihan dewan perwakilan rakyat (DPR).  Sebagai balasannya, segala proyek  pengerjaan intrastruktur berupa jalan, jembatan, semua disapu bersih PT Dewa Kresna.

Militer dan Polisi di Meuwodide juga ditengarai telah ada di bawah kendali PT Dewa Kresna dalam hubungan yang sejenis. PT mengalokasikan uang pengamanan, diberikan kepada Polisi, TNI dan beberapa kesatuan militer lainnya, untuk menjamin keamanan PT Dewa Kresna. Hal inilah yang membuat siapa saja yang mengganggu kepentingan PT akan berhadapan dengan militer Indonesia.

Pewarta: Bastian Tebai

 

Artikel sebelumnyaIndonesia Prefer to Save the Road Project than the lives of Papuans
Artikel berikutnyaSOS Minta Tim Independen yang Kredibel Tangani Deiyai Berdarah