Tanah PapuaBomberaiPemkab Maybrat Bayar 1 Miliar Bagi Rumah Warga

Pemkab Maybrat Bayar 1 Miliar Bagi Rumah Warga

MAYBRAT, SUARAPAPUA.com — Pemerintah daerah kabupaten Maybrat membayar 1 Miliar rupiah bagi 28 rumah warga masyarakat di Kumurkek dalam 2 tahun yaitu tahun 2015-2016 dan 2016-2017.

Agustinus Saa, sekretasi daerah (Sekda) kabupaten Maybrat, mengatakan, anggaran tersebut dikucurkan pemerintah daerah saat pemindahan ibu kota ke Kumurkek tahun 2015, sehingga pemerintah menginventarisir rumah-rumah masyarakat yang dianggap layak dijadikan kantor.

Baca Juga:  Pemprov PB Diminta Tinjau Izin Operasi PT SKR di Kabupaten Teluk Bintuni

“Ada 28 rumah warga masyarakat dipakai sebagai kantor SKPD mulai masuk kerja bulan Mei 2015 sampai saat ini. Pada tahun 2015-2016 dibayar 1 Miliar, dan tahun 2016-2017 juga 1 Miliar,” kata Agustinus kepada suarapapua.com usai memberi arahan kepada warga yang menerima pembayaran rumah yang dikontrak untuk kantor pada Selasa (29/8/2017).
Sekda menjelaskan, sebagian besar kantor pindah ke Vaitmayaf, sebagian yang belum.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

“Kita akan membangun kantor secara bertahap dan rumah warga yang dikontrak akan dikembalikan kepada pemilik,” tuturnya.

Menurut Sekda, pembayaran rumah warga berkisar dari 50 juta sampai 15 juta itu sesuai tipe rumah. “Pembayaran juga sesuai tipe rumah yang ditempati dinas besar maupun kecil,” kata Agustinus.

Dengan uang tersebut warga bisa bangun rumah yang baru, karena ini ibu kota kabupaten Maybrat, tentunya ikut menata wajah kota dengan rumah yang bagus dan bisa menarik orang yang datang berkarya di Kumurkek bisa sewa maupun kontrak lagi.

Baca Juga:  Pemprov PB Diminta Tinjau Izin Operasi PT SKR di Kabupaten Teluk Bintuni

Pewarta: Engel Semunya
Editor: Arnold Belau

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.