Peringati Hapernas, Pihak Bandara Nop Goliat gelar Donor Darah

0
1801

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com — Dalam rangka memeringati Hari Perhubungan Nasional di Indonesia, Pihak Bandara Nof Goliat Dekai, melakukan beberapa acara dari lomba hingga melakukan aksi donor darah. 

Joko Harjani kepala Bandar Udara Nop Goliat Dekai usai penutupan kegiatan donor darah mengatakan, donor darah dilakukan untu kperingati hari Perhubungan Nasional.

“Selain donor darah ada keiatan  lombba permainan gablek, catur, masak dan tarik tambang. Kami juga melakukan kunjungan ke panti asuhan,” kata Joko kepada wartawan pada Sabtu (30/9/2017) lalu.

Baca Juga:  Puskesmas, Jembatan dan Kantor Lapter Distrik Talambo Rusak Dihantam Longsor

Kata Joko, harusnya kegiatan bisa terlaksana pada 17 September tapi diundur karena ada kesibukan.

“Jadi kami bikin di minggu terakhir pada bulan hari Perhubungan Nasional,” katanya.

ads

Kunjungan ke ppanti asuhan, kata dia, pihaknya melakukan kunjungan sosial  ke panti asuhan Samuel dan Momuna di kota Dekai.

“Di sana kami memberikan bingkisan sembako, buku-buku bacaan untuk keperluan di panti asuhan. Kalau donor darah, kami berkerja sama dengan RSUD Dekai melalui unit transfusi darah. Tahun ini ada peningkatan dari tahun sebelumnya,” ujar Joko.

Baca Juga:  Forum Peduli Demokrasi Kabupaten Yahukimo Desak Pemilu di Dekai Diulang

Peningkatan yang dimaksukan, kata Joko, bertambahnya jumlah orang yang mendonorkan darah.

“Kami targetkan 100 orang. Tetapi sudah ada 110 orang. Ini ada peningkatan,” ungkapnya.

Yakober Mendila, Kepala dinas perhubungan dalam sambutannya mengatakan, harusnya penutupan dapat dilaukan bupati Yhukimo, namun hal itu tidak bisa dilakukan.

“Karena bupati ada di luar Yahukimo urus APBD Perubahan. Mewakili pemerintah saya ajak semua orang untuk terus mendukung pemerintah membangun Yahukimo,”  ajak Yakober.

Baca Juga:  Pagi Ini Jalan Trans Tiom-Wamena Dipalang Caleg PPP

“Kami ucapkan selamat Hapernas. Semoga Bandara Nop Goliat terus berkembang dan maju,” ujarnya.

Pewarta: Ardi Bayage 

Editor: Anrold Belau 

Artikel sebelumnyaPetisi Referendum Delegitimasi Pendudukan Indonesia di Papua
Artikel berikutnyaMelawan Lupa Tragedi 610 di Papua