Anak Sulung Fidel Castro Meninggal Bunuh Diri

0
1938

JAYAPURA, VOAINDONESIA/SUARAPAPUA.com— Fidel Castro Diaz-Balart, anak sulung pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro, meninggal bunuh diri, Kamis (1/2), pada usia 68 tahun, setelah berbulan-bulan dirawat karena menderita depresi, kata media pemerintah Kuba, kantor berita Reuters melaporkan.

Diberikan voaindonesia.com, Castro Diaz-Balart, yang dikenal dengan nama kecil ‘Fidelito’ atau Fidel Kecil, karena kemiripannya dengan sang ayah, sempat dirawat di rumah sakit karena depresi dan kemudian melanjutkan pengobatan rawat jalan.

Baca Juga:  TETAP BERLAWAN: Catatan Akhir Tahun Yayasan Pusaka Bentala Rakyat 2023

“Castro Diaz-Balart, yang telah dirawat oleh tim dokter selama beberpa bulan karena depresi parah, bunuh diri pagi ini,” situs web Cubadebate melaporkan. Fidelito meninggal hanya lebih dari setahun setelah ayahnya tutup usia pada 25 November 2016, pada usia 90 tahun.

Fidelito adalah buah pernikahan singkat Castro dengan Mirta Diaz-Balart pada 1949, sebelum dia menjatuhkan pemerintahan diktator dukungan Amerika Serikat dan mendirikan negara komunis pada era Perang Dingin.

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

Keluarga Castro dan Diaz-Balart sempat berebut hak asuh Fidelito. Drama perebutan hak asuh Fidelito, menurut para pengamat Kuba, terjadi saat dia dibawa ibunya ke Amerika Serikat ketika berusia 5 tahun. Pada saat itu, ibunya telah mengumumkan permohonan perceraian dari Castro, yang sedang mendekam di penjara karena menyerang barak militer Moncada. Castro berhasil membawa Fidelito kembali ke Cuba setelah revolusi 1959.

ads
Baca Juga:  Polri akan Rekrut 10 Ribu Orang untuk Ditugaskan di Tanah Papua

Fidelito, yang seorang pakar fisika nuklir dan pernah belajar di Rusia, bekerja sebagai penasihat sains untuk Dewan Negara Kuba dan menjabat sebagai Wakil Presiden Akademi Sains Kuba pada saat meninggal.

Sumber: VOA Indonesia

Artikel sebelumnyaCitra Dyah Prastuti Raih Oktovianus Pogau Award 2018
Artikel berikutnyaThe outbreak of measles and malnutrition: an old story