BEM UI ke Asmat Bantu Tim Medis ACT

0
2561

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Banyak kalangan mempertanyakan aktivitas Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) dalam aksi kemanusiaan di Kabupaten Asmat beberapa waktu lalu seiring merebaknya wabah gizi buruk dan campak yang merenggut anak-anak di sana.

Berawal dari aksi “kartu kuning” yang dilakukan oleh Zaadit Taqwa kepada Presiden Joko Widodo, dan reaksi BEM UI mengirimkan tim ke Asmat dengan dana sendiri. Lalu, apa kabar dengan BEM UI yang sudah ke Asmat dan menyalurkan bantuannya melalui UI Peduli dan Aksi Cepat Tanggap (ACT)?

Melalui laman Kitabisa.com, Zaadit menyampaikan informasi bahwa dana yang sudah didapatkan telah disalurkan sebesar Rp30 Juta kepada UI Peduli Asmat. Menurut Nurjanah dari ACT, sebesar Rp200 Juta diserahkan ke ACT yang disumbangkan dalam bentuk paket pangan dan program kegiatan untuk anak-anak.

Melalui ACT, BEM UI menyalurkan bantuan paket pangan ke empat kampung di Kabupaten Asmat.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura
Diadakan pula program traumatic healing kepada anak-anak Asmat. (ACT/Erwin Santoso)

“Juga melakukan program traumatic healing kepada anak-anak yang ada di kampung Ewer dan Kampung Wau Cesauw,” jelas Nurjanah.

ads

Untuk kampung lain di Distrik Siret, kata Nurjanah, pihaknya memang belum ke sana, sehingga belum ketahui update terbaru kegiatan di Distrik Siret.

“Tetapi, kegiatan kesehatan tetap dilakukan oleh tim medis ACT. Dan, BEM UI hanya membantu apa yang dikerjakan oleh tim medis dari ACT,” imbuhnya.

Letak Distrik Siret tidak terlalu jauh dari Agats, ibukota Kabupaten Asmat. Tetapi, faktanya, sulit dijangkau. Harus dijangkau selama delapan jam perjalanan. Distrik Siret dikategorikan ada di pedalaman hutan Asmat.

BEM UI ke Asmat Bukan Wisata

BEM UI ke Asmat (12/1/2018) dengan membawa bendera GABRUK (Gerakan Asmat Bebas Gizi Buruk).

Awalnya belum sempat berkoordinasi dengan pihak Pemda Asmat khususnya Kesbangpol Asmat. Hal itu diakui oleh Maxmillian A.X. Apituley dari Kesbangpol Asmat.

Satu keluarga mengalami gizi buruk dan TB paru termasuk seorang ibu (baju biru) ditempatkan dalam satu bangsal di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Jumat (19/1/2018) lalu. (Foto: Katarina Lita/KBR)

Ia bahkan mewanti-wanti akan usir dari Kabupaten Asmat bila BEM UI pasca KLB Campak dan Gizi Buruk di Asmat tanpa koordinasi.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika

Status KLB Campak dan Gizi Buruk di Asmat dinyatakan dicabut oleh Pemkab Asmat, 6 Februari 2018.

“Dengan memperhatikan usul Dinkes Asmat melalui surat Nomor 800/50/Dinkes/2/2018, maka saya nyatakan KLB campak telah berakhir,” kata Bupati Elisa Kambu dalam rapat koordinasi di Posko Satgas KLB Campak dan Gizi Buruk Campak.

Meski status KLB dicabut, kegiatan pendampingan kepada masyarakat masih terus dilakukan oleh berbagai institusi pemerintah, LSM maupun beberapa perguruan tinggi di Asmat.

“Pendampingan yang dilakukan oleh berbagai lembaga ini baik, khususnya BEM UI di beberapa distrik, namun apa yang dilakukan oleh mereka menyalahi prosedur, yaitu tanpa melakukan laporan pada pihak yang berwenang yaitu Pemda Asmat,” ungkap Apituley.

Lanjut dia, jika sudah melapor, tentu bisa diketahui bersama. “Kita kan harus tahu BEM UI melakukan kegiatan apa saja di Distrik-distrik tersebut, jangan sampai kemudian malah meresahkan masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya
Tim Terpadu Pemkab Asmat melakukan pelayanan pemberian imunisasi, pengobatan campak, pemberian vitamin dan makanan tambahan di Distrik Pulau Tiga. (Humas Setda Asmat/SP)

Kehadiran akademika UI Peduli Asmat diketuai oleh Prof. Hery Hermansyah, direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat. Mereka melakukan rapid assessment selama tiga hari (19-21/2/2018) di dua tempat yaitu Distrik Kolof Brasa dan Distrik Agats. Hanya saja, tidak diketahui pasti keberadaan BEM UI yang sudah berada di Asmat sebelumnya.

BEM UI yang hadir di Asmat sejak Januari 2018 lalu, hingga kini belum diketahui melakukan pendampingan seperti apa di distrik yang mereka kunjungi. Dengan bermodalkan dari crowd funding dari Kitabisa.com, BEM UI telah mendapatkan dukungan dana hingga Rp230 juta atau bahkan bisa lebih.

Dana yang cukup besar dan didapat dari sumbangan masyarakat tersebut sudah selayaknya untuk diinformasikan penggunaannya kepada masyarakat, jangan sampai kemudian masyarakat semakin kecewa.

 

Pewarta: CR-4/SP

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaWadah Mahasiswa Utamakan Proses Kaderisasi
Artikel berikutnyaOperator Liga 1 Belum Tebus Utang, Persipura Ancam Mundur