Bupati Yahukimo Akui Tak Ada Tenaga Medis di Pustu Samenage

0
3587

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Tidak ada tenaga medis yang bertugas di Pukesmas Pembantu (Pustu) Kampung Samenage, Distrik Samenage, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua, mengundang keprihatinan pemimpin daerah itu. Sementara, jumlah warga di sana yang hendak berobat bertambah tiap hari.

Abock Busup, bupati Kabupaten Yahukimo, mengaku telah melihat langsung kenyataan tersebut saat melakukan kunjungan kerja di Kampung Samenage pada bulan Januari lalu.

Dilansir dari Kantor Berita Antara edisi Selasa (6/3/2018), Bupati Abock mengatakan, dari petugas kesehatan yang ditempatkan di Samenage, hanya ada kader saja.

“Tidak ada petugas kesehatan di Samenage. Di sana saya sudah lihat hanya kader saja yang ada, sementara tidak ada petugas kesehatan lainnya,” ujar Busup.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Dikemukakan, saat mengunjungi Kampung Samenage untuk melihat langsung sekaligus memastikan kasus kematian yang terjadi di kampung itu, kebanyakan menderita sakit malaria dan diare.

ads

“Memang ada kasus penyakit di Samenage. Namun bukan kejadian luar biasa (KLB). Kebanyakan masyarakat di sana sakit malaria dan diare,” jelasnya.

Lanjut Bupati Yahukimo, “Saat berkunjung ke Samenage, saya lihat petugas kader hanya beri infus kepada masyarakat yang sakit di Pustu.”

Terkait hal itu, pihaknya akan memanggil seluruh petugas kesehatan yang bertugas di Puskesmas dan Pustu saat rapat koordinasi (rakor) yang digelar pada 17 Maret 2018. “Saat rakor nanti, saya akan peringatkan mereka kalau memang tidak kerja akan diganti orang baru,” tegas Abock.

Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

Sebelumnya, Andri Kristian, salah satu misionaris yang melakukan pelayanan di Samenage, mengabarkan bahwa ada sekitar 12 orang meninggal di Samenage. Kasus tersebut ditemukan selama sebulan sejak tanggal 10 Januari 2018 hingga 10 Februari 2018.

Dalam kurun waktu bulan Mei hingga Agustus 2017, tercatat 38 warga di distrik Semenage dilaporkan meninggal dunia karena sakit dan tidak mendapat pelayanan medis.

Pater John Jonga membenarkan kematian warga Samenage. Kata dia, kasus tersebut erat kaitan dengan minimnya pelayanan kesehatan, sebagaimana pernah terjadi tahun 2013 yang tercacat sebanyak 61 warga dari berbagai usia meninggal dunia.

Pastor yang melayani umat di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Samenage, Kabupaten Yahukimo, mengatakan, sejauh pengamatan langsung di Semenage terdapat satu Pustu dengan petugas kesehatan hanya seorang mantri yang melayani 9 kampung. Jarak satu kampung ke kampung lain cukup jauh, biasanya ditempuh dengan berjalan kaki, melewati sungai, gunung dan lembah.

Baca Juga:  PT Eya Aviation Indonesia Layani Penerbangan Subsidi Wamena-Tolikara

Dinas Kesehatan Provinsi Papua akui infrastruktur kesehatan di Samenage amat memprihatinkan. Ditambah tiadanya petugas kesehatan di sana.

Menurut drg. Aloysius Giay, di Samanege terdapat bangunan Puskesmas yang sudah rapuh, dan ketersediaan peralatan medis pun sangat minim.

Kondisi tragis itu berbanding terbalik dengan besarnya anggaran yang digelontorkan ke daerah. Total pembiayaan kesehatan tahun 2017 di Kabupaten Yahukimo bersumber dari Dana Otsus, BPJS, dan APBN sebesar Rp128 Miliar lebih.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaOperator Liga 1 Belum Tebus Utang, Persipura Ancam Mundur
Artikel berikutnyaAntara Pilgub dan Membangkitkan Jiwa Entrepreneurship Orang Asli Papua