Inilah Warisanmu (8); Lepaskan Dosa Warisan

0
7676

Oleh: Mikael Tekege)*

Doa pengampunan atas salah dan dosa moyang diyakini akan bebas dari ancaman penderitaan generasi kini dan generasi selanjutnya.

Lepaskan Dosa Warisan

Anakku, kamu, dia dan mereka memang tidak tahu tentang persoalan ini dan patut engkau bertanya “mengapa aku yang menanggung beban ini?”.

Anakku, kamu tidak salah. Tetapi, kamulah yang harus tanggung karena penyakit ini diwariskan berdasarkan keturunan yang dampaknya bukan saja penderitaan, melainkan nyawa pun menjadi taruhan.

ads

Anakku, kamu harus mengenal pahit dan manisnya kehidupan pada masa lalu. Ya, kamu harus tahu aktivitas nenek moyangmu yang telah pergi di dunia lain.

Anakku, kisah hidup nenek moyangmu memang tidak pernah dituliskan oleh siapapun, tetapi kisah itu diceritakan secara turun-temurun dan orang tuamu pasti tahu.

Anakku, jika orang tua tidak ada, carilah orang tua terdekat atau yang dulu pernah menjadi teman perburuan, teman bisnis ternak, dan sebagainya. Mereka pasti tahu tentang baik dan buruk serta benar dan salah dalam menjalani kehidupan moyangmu, karena kontrol sosial berdasarkan aturan hukum adat, tidak pernah memberikan peluang bagi siapapun melakukan aktivitas secara tersembunyi.

Anakku, yang dimaksud dengan dosa warisan itu adalah dosa-dosa moyangmu yang membuat hidup kita saat ini terganggu, bahkan menaruh nyawa batas tipis antara hidup dan mati.

Anakku, jika kamu mengenali moyangmu pernah membunuh orang, kamu harus segera melakukan doa adat di kampung halaman. Karena anakku, akibat dari dosa inilah sering orang pusing kepala, mata buta dan memiliki sifat emosional dalam menanggapi persoalan sekecil apapun yang tentunya membuat dan menghadirkan bencana pengorbanan dan penderitaan dalam hidupmu.

Anakku, jika kamu mengetahui moyangmu pernah mencuri sesuatu, memohon maaflah melalui doa adat di kampung halaman. Karena anakku, akibat dari dosa ini adalah kutukan (kego) yang mendatangkan bervariasi penderitaan.

Anakku, jika engkau menemukan cara-cara moyangmu membangun hubungan harmonis dengan alam dan roh-roh leluhur, lanjutkanlah cara-cara itu agar kita tetap dilindungi oleh mereka (alam dan leluhur) yang menjadi perantara kita dengan sang pemilik nafas hidup ini.

Anakku, jika kamu tidak ada hubungan dengan alam dan leluhur, hidupmu ibarat rumah tanpa pagar.

Anakku, kamu harus melakukan semua itu demi keselamatan hidup di dunia ini. Agar dapat beranak cucu di negeri ini dan wariskanlah sesuatu yang baik bagi kelangsungan hidup anak cucumu ke depan. []

Bersambung ke bagian kesembilan – Doa Adat

)* Penulis adalah salah satu penulis buku “Anomali Negara, Kawin Paksa Burung Cenderawasih dan Garuda”

Artikel sebelumnyaMeki Nawipa Minta KPU Paniai Tegas Tetapkan Paslon Pilkada
Artikel berikutnyaPutri Tokoh OPM Jadi Pembicara Gerakan Dekolonisasi Papua di Sydney