TPPMY Minta Pemerintah Segera Atasi Kelangkaan BBM di Dekai

0
2151

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com — Ketua Tim Peduli Pembangunan Masyarakat Yahukimo (TPPMY) yang juga kepala Suku Kimyal, Nopius Yalak, meminta kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah atasi kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo.

“Saya melihat langsung situasi setelah stok bensin habis itu memang banyak dampaknya, dan itu sangat memprihatinkan. Jadi, tugas saya untuk bicara, tolong pemerintah segera melihat situasi ini,” ujar Nopius Yalak di Dekai, Senin (21/5/2018).

Selaku ketua TPPMY yang diangkat oleh mantan bupati dan jabatan tersebut masih belum berakhir hingga kini, serta kepala suku Kimyal yang diberi kepercayaan oleh bupati Abock Busup, merasa ikut prihatin dengan dampak dari kehabisan BBM tersebut.

Oleh karena itu, Nopius minta kepada pemerintah melalui Dinas Perindakop agar harus cepat tangani persoalan karena para pegawai dan masyarakat yang hampir kebanyakan menggunakan roda dua dan empat sangat terkendala sejak bensin habis di APMS Dekai. Jika dibiarkan sampai memakan waktu yang cukup lama, dikhawatirkan semua aktivitas tidak akan berjalan baik.

Baca Juga:  Peringati Hari Pers Nasional, Pegiat Literasi dan Jurnalis PBD Gelar Deklarasi Pemilu Damai

“Saya perlu sampaikan kepada Dinas Perindagkop bahwa hingga sekarang masyarakat di Dekai tidak menikmati BBM, dimana yang biasa terjadi dalam satu bulan itu satu kali isi, situasi ini saya bisa menduga ada penimbunan oleh pihak ketiga,” bebernya.

ads

Untuk diketahui, bensin di Dekai kabupaten Yahukimo sudah habis sejak hari Sabtu pekan lalu, (12/5/2018). Dari BBM yang sebanyak 40 ton yang sudah dilayani tiga hari oleh pihak APMS, diperkiraan BBM tersebut akan masuk kembali setelah 12 hari terhitung dari hari Sabtu lalu.

Terhadap hal itu, dirinya meminta pihak Perindagkop harus jelaskan kepada masyarakat kabupaten Yahukimo, bahwa apa saja kendala yang dihadapi hingga terjadi kelangkaan BBM di Dekai.

“Pihak dinas terkait harus jelaskan, dan turun ke lapangan juga jangan tinggal diam terus, kalau memang ada penimbunan, maka bisa dibagikan ke masyarakat, karena itu hak untuk semua masyarakat yang ada di sini,” ujar Nopius.

Baca Juga:  Komisioner KPU Yahukimo Nyatakan Siap Selenggarakan Pemilu 2024

Dari pantauan suarapapua.com, persediaan BBM di kabupaten Yahukimo hanya terlihat di tempat penjualan eceran milik pedagang, dengan harga 30 ribu rupiah per liter. Namun, atas himbauan pihak kepolisian, harga diturunkan menjadi 20 ribu rupiah, sementara biasanya harga 15 ribu rupiah per liter.

Yupiter Lokon, salah satu Pendamping Distrik yang tersendat mengurus nasip para kepala desa mengaku sudah hampir satu mingu tidak melakukan aktivitas di kantor DMK. Padahal waktu pencairan sudah dekat hanya beberapa minggu yang diperintahkan oleh pemerintah.

“Saya tidak melaksanakan tugas mau masuk seminggu. Saya berharap pihak dinas bersangkutan itu segera lihat situasi ini, sebab aktivias saya tidak berjalan gara-gara roda dua yang saya gunakan bensinnya sudah habis total,” ujar Lokon.

Lokon sebenarnya bisa antisipasi dengan mengisi bensin di penjual eceran. Hanya saja, harganya sudah tidak seperti biasanya. Penjual eceran di pinggir jalan menaikan harga setinggi langit, memanfaatkan situasi ini.

Merasa harganya mencekik leher, Lokon memilih tidak pergi ke kantor.

Baca Juga:  Pemerintah Dituding Aktor Perampas Tanah Adat Papua

Alasan habisnya BBM jenis bensin di Dekai, menurut penjelasan dari Lamalaha selaku kepala APMS Dekai yang baru menjabat, stoknya habis sejak hari Sabtu (12/5/2018) lalu.

Kata Lamalaha, bensin habis karena dari 30 ton yang masuk itu sudah terlayani kepada pemilik roda dua dan roda empat selama empat hari.

“Ya, jadi kehabisan ini bukan sengaja, tetapi ini sesuai dengan stok BBM yang masuk. Biasanya masuk itu banyak, sekarang hanya 30 ton yang saya terima selama saya baru ada di sini, dan itu kami sudah layani kepada pengguna roda dua dan empat. Sampai hari ini sudah habis,” ungkapnya saat diwawancarai, Sabtu (12/5/2018) di ruang kerjanya.

Lanjut dia, stok bensin yang masuk sedikit itu ia bersama karyawannya di APMS sudah layani para pengguna jasa hingga habis. Selanjutnya, kata Lamahala, akan menunggu sampai 12 hari kedepan, karena kapal pengangkut BBM sudah kembali ke Timika.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaBupati Abock Resmikan Lima Gedung Rumah Sakit GKI Efata Angguruk
Artikel berikutnyaTuntut Gaji Lima Bulan, Ribuan ASN Paniai “Berontak” di Bank Papua