Kepala Bandara Nop Goliat Dekai: Untuk Sementara Helikopter Tidak akan Terbang ke Korowai  

0
3294

YAHUKIMO, SUARAPAPUA.com—  Menanggapi demonstrasi yang dilakukan masyarakat Yahukimo, kepala Bandara Nop Goliat, Dekai mengatakan ia akan bertemu dengan pilot Helicopter yang selama ini melayani daerah Korowai, terutama di areal pendulangan ilegal.

Hal ini disampaikan Joko Harjani, pada Selasa (31/7/2018)  saat menerima demo dari masyarakat.

“Saya akan melakukan pertemuan dengan koordinator pilot Heli di Yahukimo. Pasti, saya jamin bahwa tidak akan ada Helikopter yang terbang ke lokasi tambang (Korowai). Nanti Heli ini mau diam di sini atau pulang ke mana silahkan. Yang penting saya larang terbang ke tambang,” ungkapnya.

Lanjut Joko, “Saya sudah hubungi para pilot Helicopter dan mereka sudah bilang bahwa mereka tidak akan terbang.”

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

Koordinator aksi, Betuas Soll mengatakan, aspirasi masyarakat untuk menghentikan penerbangan ke beberapa daerah yang sedang dilakukan pendulangan secara ilegal sudah menemui titik terang.

ads

Menurutnya, kepala bandara Nop Goliat sudah mengatakan bahwa akan melakukan pertemuan dengan para Capten helicopter untuk tidak berangkat lagi ke Korowai.

“Aksi kami hari ini adalah yang ke sekian kali. Namun pada hari ini baru kami sudah mendengar langsung dari kepala bandara bahwa helikopter tidak akan ke Korowai lagi. Kami akan tunggu sampai heli yang mengangkut bahan pendulangan emas tersebut harus keluar dari areal bandara Dekai. Kalau kami masih lihat dan terbang ke arah Korowai. Maka jelas hal yang tak diinginkan akan terjadi,” tegasnya.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Alipia Yalak, mantan kepala suku umum kabupaten Yahukimo  mengatakan, emas di Bomela, Suntamon, Langda dan Korowai jangan pernah diganggu oleh siapapun sebelum Papua Merdeka dari negara Indonesia.  Sehingga para pengusaha dari Jawa yang masuk segera dipulangkan. Begitu juga dengan helicopter  yang parkir di areal bandara itu juga segera dipulangkan.

“Siapa yang bilang Papua tidak akan merdeka dari NKRI. Kami tetap akan merdeka. Kalau saya mati, maka saya punya anak akan melanjutkan perjuangan hingga Papua merdeka. Itu baru emas di daerah kami akan dikelola oleh kami sendiri,” katanya saat orasi di hadapan ratusan orang di bandara Nop Goliat.

Ia mengatakan, masyarakat Yahukimo tidak mau terjadi hal yang buruk akibat pendulangan maupun akibat pertambangan seperti yang saat ini sedang terjadi di Timika.

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

“Kami tidak mau kejadian di daerah kami sama seperti di Timika. Banyak masyarakat yang kena dampak akibat PT Freeport. Maka dengan tegas saya mau sampaikan agar perusahaan harus dipulangkan,” ujar Alipia.

Ada enam distrik yang menjadi daerah pendulangan emas. Dua daerah dari kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi titik awal dimulainya pencarian emas dan memulai pendulangan emas, yakni distrik Awinmbon dan Kawe. Sedangkan empat daerah yang menjadi sasaran penyebaran dan penggalian emas secara ilegal dari kabupaten Yahukimo adalah distrik Korowai, Langda, Suntamon dan Bomela.

Pewarta: Ardi Bayage

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPerempuan yang Sembunyikan PM Vanuatu dari Kejaran Tentara Kolonial Prancis Peroleh Penghargaan
Artikel berikutnya10 OPD Teknis di Sorong Selatan Diminta Segera Buat LAKIP