Prihatin Kondisi Mahasiswa Meepago, Ini Janji Meki Nawipa

0
3959

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Meki Nawipa, bupati terpilih Kabupaten Paniai yang memenangkan pesta demokrasi pada 25 Juli 2018, mengaku sangat prihatin dengan kondisi mahasiswa Papua asal empat kabupaten dari wilayah adat Meepago.

Saat berkunjung ke Asrama Yamewa di Tebet Dalam, Jakarta Selatan, Sabtu (25/8/2018) malam, Meki berkesempatan mendengar langsung keluhan dari mahasiswa Paniai, Nabire, Dogiyai dan Deiyai.

“Dalam pertemuan itu adik-adik mahasiswa bercerita banyak tentang tiadanya perhatian pemerintah daerah. Kasus terbaru, adik-adik di kota studi Bogor, diusir pemilik kontrakan karena kesulitan bayar. Ini memang sangat disayangkan,” tuturnya saat dihubungi suarapapua.com melalui telepon seluler, Selasa (28/8/2018).

Khusus utang kontrakan mahasiswa Mee di Bogor sebesar tiga juta rupiah, malam itu juga Meki tuntaskan. Ia serahkan ke pengurus Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE) kota Bogor.

Baca Juga:  Pleno Rekapitulasi Perolehan Suara Tingkat Kabupaten Deiyai Siap Digelar

“Kalau kontrakan baru di Bogor harganya tujuh puluh juta rupiah, saya atas nama Kabupaten Paniai akan bayar dalam waktu yang dekat.”

ads

Meki juga menasehati mereka untuk fokus dengan tujuan merantau yaitu belajar.

“Datang dari jauh-jauh ke sini untuk belajar. Soal tempat tinggal atau asrama dan fasilitasnya, itu memang harus dipikirkan bersama. Orang belajar baik kalau ada tempat tinggal,” ujarnya seraya mengaku perlunya keseriusan pemerintah daerah.

Soal perhatian ke depan, Meki minta data mahasiswa.

“Saya telah minta kepada pengurus untuk siapkan data tentang kontrakan mahasiswa baik putra maupun putri di semua kota studi seluruh Indonesia,” pintanya.

Baca Juga:  Pilot Philip Mehrtens Akan Dibebaskan TPNPB Setelah Disandera Setahun

Dalam pengambilan kebijakan, ia berharap ada komunikasi dengan pimpinan daerah lainnya. “Saya akan komunikasikan dengan bupati-bupati dari Meepago untuk menjalin kerjasama dalam hal pemondokan mahasiswa-mahasiswi.”

Terkait itu, kata Meki, “Setelah pelantikan, saya akan buat tim tetap untuk merawat dan memelihara asrama-asrama Paniai di seluruh Indonesia.”

Sebelumnya, 10 orang mahasiswa yang juga anggota IPMANAPANDODE kota Bogor diusir paksa pemilik kontrakan sejak 22 Agustus 2018.

Mahasiswa di Bogor saat sedang menyimpan barang. (IST – SP)

Mereka menyimpan barang-barang dan membawa keluar dari tempat mereka tinggal. Beberapa diantaranya titip di kos teman lain. Satu dua malam nginap bersama, kini mereka susah dengan tempat tinggal karena aturan kos tidak boleh menampung orang lain.

Baca Juga:  Hilang 17 Hari, Anggota Panwaslu Mimika Timur Jauh Ditemukan di Potowaiburu

Dampaknya, aktivitas belajar mereka terganggu.

“Sejak kami dikeluarkan dari asrama, tidak bisa konsentrasi untuk belajar,” kata Frans Goo, anggota IPMANAPANDODE Bogor.

Apalagi, lanjut dia, pakaian maupun buku dan komputer belum aman.

Senada dikemukakan Palentinus Tekege, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Bogor, yang juga menempati rumah kontrakan tersebut.

“Sejak hari Rabu lalu kami belum bisa ke kampus. Kami punya buku, laptop dan pakaian tidak nyaman. Kami kesulitan tempat tinggal,” jelasnya melalui pesan singkat ke suarapapua.com.

Frans dan Palentinus mewakili mahasiswa lain berharap, pemerintah daerah secepatnya merespon hal urgen ini dengan merealisasikan dana tugas akhir dan pemondokan tahun anggaran 2018.

Pewarta: Mary Monireng

Artikel sebelumnyaMasyarakat Adat Byak Protes Proyek Pembangunan Stasiun Satelit
Artikel berikutnyaDaftar Calon Sementara Yahukimo Diminta Disamakan