Perdasus Provinsi Berkelanjutan, Landasan Pembangunan Papua Barat

0
2993

MANOKWARI, SUARAPAPUA.com— Provinsi Papua Barat boleh berbangga diri, pasalnya, mereka menjadi satu-satunya Provinsi berkelanjutan yang mengedepankan aspek konservasi dalam  pembangunan mereka.

Legalitas tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) yang rancangannya diluncurkan dalam pembukaan Konferensi Keanekaragaman Hayati,  Ekowisata dan Ekonomi Kreatif (ICBE) 2018 di Perkantoran Gubernur Papua Barat, Minggu (7/10/2018).

Penyerahan rancangan Perdasus tersebut dilakukan Gubernur Papua Barat Dominggus
Mandacan kepada Pieters Kondjol selaku Ketua DPR Provinsi Papua Barat.

Hal ini menjadi  fundamental dalam menjaga ekosistem tanah Papua Barat yang jika digabungkan dengan tetangganya, Provinsi Papua, menyumbang 50% keanekaragaman hayati di Indonesia.

Perdasus tersebut juga menjadi landasan atas inisiatif mengkaji ulang Rencana Tata Ruang
dan Wilayah Papua Barat yang sedang dilakukan oleh tim Provinsi Papua Barat. Tujuannya,  untuk mengatur ulang proporsi kawasan lindung dan budidaya hutan Papua Barat yang saat ini  komposisinya 36% berbanding 64%. Sementara target yang diusung adalah kebalikannya, 70% wilayah Papua Barat merupakan kawasan konservasi dan lindung.

ads
Baca Juga:  Aksi ASN Pemprov Papua, Gobai: Penempatan Jabatan Perlu Perdasi

“Banyak orang berpendapat bahwa tujuan ini sebagaimana termaktub dalam deklarasi Provinsi  Konservasi sangat ambisius, tapi saya sadar kalau hanya mengandalkan pembangunan biasa saja, tidak akan ada perubahan. Tidak banyak pilihan kecuali dorong pembangunan yang memperhatikan Sumber Daya Alam, pemeliharaan lingkungan dan berikan manfaat pada masyarakat. Ini bukan pekerjaan mudah, dan saya yakin dengan kerjasama dukungan Pemerintah Pusat, Kementerian terkait dan dukungan masyarakat serta mitra pembangunan ,
tujuan ini akan tercapai,” ucap dia.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)
penyamaan visi pembangunan berkelanjutan antara Pemerintah Provinsi Papua dan Papua
Barat.

Dalam kata sambutan Gubernur Papua Barat yang dibacakan Sekretaris II Provinsi Papua
Noak Kapisa, Papua menyatakan komitmennya dalam pembangunan berkelanjutan.

“Sebagaimana diketahui bahwa visi Pembangunan berkelanjutan Papua (Visi 2100 Papua) yang menjadi dasar Visi pembangunan kami dalam periode 2018-2023 adalah ‘kebahagiaan dan kualitas hidup seluruh rakyat Papua berada pada tingkat setinggi-tingginya secara adil dan merata, serta kondisi alam Papua, baik daratan, perairan udara tetap lestari dan terjaga serta meningkat kualitasnya’. Bagi kami di Provinsi Papua, tanah adalah Ibu. Ungkapan itu sudah
cukup untuk menggambarkan bagaimana hutan dan alam Papua yang kaya akan akan sumber daya alam senantiasa menyediakan semua kebutuhan dan perlindungan layaknya seorang mama yang menyediakan makan, minum, kehangatan dan perlindungan bagi anak-anaknya,”
ucap Noak.

Baca Juga:  Velix Vernando Wanggai Pimpin Asosiasi Kepala Daerah se-Tanah Papua

Penyatuan Visi dari Papua dan Papua Barat ini merupakan satu hal yang diperlukan dalam
mendukung pelestarian alam dan keanekaragaman hayati di Tanah Papua. Hal itu juga yang dikatakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua Barat yang juga merupakan Ketua tim Kerja ICBE 2018 Charlie Heatubun.

“Walau secara administratif berbeda, tapi secara biologi dan ekologi kita sama, makanya kita harus bangun komitmen bersama untuk jaga dan lestarikan apa yang kita punya di Tanah Papua,” terang dia.

Baca Juga:  Aksi ASN Pemprov Papua, Gobai: Penempatan Jabatan Perlu Perdasi

Dalam kesempatan tersebut juga diperkenalkan spesies Pinang dan Anggrek yang namanya diambil dari Bapak dan Ibu Negara Joko Widodo dan Iriana Widodo. Pinang Jokowi (Areca jokowi) didedikasikan untuk Joko Widodo atas kepemimpinannya dan kesederhanaannya yang patut dicontoh, dan yang terpenting perhatian khususnya atas pengembangan Tanah Papua.

Sementara Anggrek Iriana (Bulbophyllum irianae) didedikasikan sebagai penghargaan terhadap upaya-upaya beliau dalam mendorong dan mendukung proses pembangunan di Papua dan
Papua Barat.

ICBE 2018 Senin (08/10/2018) telah menyelenggarakan 3 sesi pleno dan 4 sesi
paralel dengan tema beragam. Salah satu pleno membahas percepatan pembangunan
melalui Provinsi Berkelanjutan di tanah Papua sebagai tindak lanjut atas peluncuran Perdasus.

Narasumber yang dihadirkan antara lain Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan,
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Asisten II Provinsi Papua Noak
Kapisa hingga Dosen Harvard Kennedy School Art RIchard Senider.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaHutan Sagu Tidak Bisa Diganti dengan Sawit
Artikel berikutnyaKPKC GKI Gelar Pameran HAM, Lingkungan Hidup dan Hak Masyarakat Adat