Gereja Kingmi dan GKI di Tanah Papua

0
4196

Oleh: Benny Giay)*

Besok kita di Tanah Papua akan rayakan hari lahirnya Gereja GKI di Tanah Papua. Saya kira pada tempatnya saya bikin catatan ini menyongsong Hut GKI yang besar ini yang kami anggap saudara tua gereja-gereja di Tanah ini.  Sebelumnya terima kasih kepada adik ganteng Henry dengan catatannya di dinding facebooknya dan kepada Rika Korain yang taruh komentarnya di dinding itu.

  1. Dilihat dari peran politik Badan Pekabaran Injil pada masa lalu dalam sejarah kita di Tanah ini, saya bisa bilang Gereja Kingmi di Tanah Papua dan GKI di Tanah Papua sangat identik dan searah.

Bagaimana bisa? Badan Pekabaran Injil Belanda yang rintis GKI di Tanah Papua itu menurut buku yang baru ditulis Hans van de Wal (2006) sebagai tesis S3 di Belanda; (menurut buku itu) sejak 1949 Badan Pekabaran Belanda itu bekerja sama dengan: (a) Gereja-gereja Indonesia, (b) Prof. Verkuijl (c) belakangan dengan T.B. Simatupang untuk serahkan Papua ke NKRI. I.S. Kijne yang baku lawan dengan Badan itu dibuat tidak berdaya. Dia (IS Kiijne sebenarnya juga Dr. F.C. Kamma juga yang memprotes arah dan kebijakan Badan Zending Belanda sejak awal 1950an (Paska KMB : Konperensi Meja Bundar) itu dianggap duri dalam daging. Dalam kerangka itu, di sana Prof Verkuijl tampil dan garap para pendeta GKI di Tanah Papua di akhir tahun-tahun 1950an dan tahun-tahun 1960an dalam rangka memastikan Papua menjadi bagian dari NKRI dan mereka memang menang.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Setelah itu misi CMA yang rintis Gereja Kingmi di Tanah Papua terlibat dalam memastikan juga agar pengerja KINGMI jangan macam-macam tetapi taat dan tunduk kepada NKRI, dan terima pemerintah sebagai wakil Allah. Untuk itu Badan misi ini (menurut arsip surat Badan Misi ini) giring para Pendeta-pendeta Gereja Kingmi dalam 1977 hingga 1978 untuk bekerja sama dengan Bupati Paniai: Andreas Sunarto dan Kodim Nabire untuk bom dan adakan operasi militer di Jila dan Bela Alama. Banyak orang: warga jemaat di Jila dan Bela yang tewas. Banyak keluarga dari Pendeta Kingmi Papua ini yang hilang dalam tahun-tahun 1970an yang belum ditemukan hingga hari ini.

  1. Banyak hal bisa direnungkan menghadapi perayaan HUTnya GKI besok tanggal 26 Oktober. Salah satunya perjuangkan Agenda Pemulihan yang bisa dikerjakan bersama, toh pak Gubernus Lukas Enembe sudah angkat ini dalam pertemuan 7 Sinode tanggal 25 September lalu yang juga dihadiri Sinode GKI.
Baca Juga:  Politik Praktis dan Potensi Fragmentasi Relasi Sosial di Paniai

Kedua Gereja ini bisa pikirkan agenda ini sebagai proyek bersama yang Tuhan titipkan bagi Tanah ini. Bagaimana kedua Gereja ini pada hari ini “dengan mata tertuju kepada Kristus”(Iberani 12:2) tempatkan” kerja kedua Pekabaran Injil tadi pada masa lalu “dalam kondisi kita” berhadapan dengan “bayang-bayang pikiran Bangsa Papua yang sedang menuju kepunahan”. Toh kedua Gereja ini sama-sama anggota PCC (Pacific Conference of Churches) sejak 2015/2016.

ads
Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

 

Kami ucapkan Selamat Hut GKI di Tanah Papua

Jayapura, 25 Oktober 2018

Pdt. Benny Giay
Ketua Badan Pengurus Sinode Gereja Kingmi di Tanag Papua

Artikel sebelumnyaDinas PPPA Gelar Pelatihan Kuliner di Dekai
Artikel berikutnyaEditor FOX Sport Asia Puji Todd Rivaldo Ferre