Pentingnya Membangun Gerakan Mahasiswa AMP di Makassar

1
9285

Oleh: Jhon Gobay)*

Makassar itu kota yang mati –khusus gerakan revolusioner mahasiswa Papua– sejak aktivitas KNPB wilayah Makassar terhenti. Dampaknya, sebanyak lebih-kurang 90 persen mahasiswa tergolong dalam kelompok tidak tahu dengan namanya sejarah Papua, perjuangan, kenapa orang Papua berjuang untuk merdeka… dan sebagainya. Hanya sebanyak lebih-kurang 6 persen mahasiswa yang tahu, tetapi sepanjang kami diskusi, aksi, tidak mau datang.

Hanya sekitar 1 persen saja: bisa dihitung degan jari. Mereka punya semangat. Ketika dilibatkan langsung dalam diskusi, aksi massa, dan pendidikan, saya lihat mereka makin militan dan ada kekuatan di dalam mereka. Selanjutnya merekalah pelopornya di kota ini.

Baca Juga:  Mengungkap January Agreement 1974 Antara PT FI dan Suku Amungme (Bagian I)

Kini, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) komite kota Makassar telah terbentuk.

Perjuangan AMP selanjutnya di Makassar adalah penyadaran. Menyebarkan pemahaman yang benar tentang sejarah dan pemahaman dasar tentang Hak Penentuan Nasib Sendiri kepada (terutama) mahasiswa Papua dan rakyat Indonesia di kota Makassar ini bersama kaum solidaritas.

ads

Selain menyadarkan tentang sejarah, tugas AMP lainnya adalah mencoba membongkar budaya kuno yang masih disimpan-simpan, yakni primodialisme (yang berlebihan) dan sikap patron. Ini penting karena di sisi lain, dua penyakit tadi akan memperlambat kemajuan seorang mahasiswa ketika dalam kepalanya, senior-lah yang benar, dan semua kebebasannya ada dan tunduk dibawah komando kakak senior. Sejak tiap mahasiswa terjangkit penyakit ini, ia betul-betul kehilangan jati diri dan tidak pernah melakukan sesuatu dalam kondisi ia sadar.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Jenis penyakit di atas sering ada, atau lebih tepatnya, itu ada dalam organisasi dan pergaulan pemuda Papua di semua kota di luar Papua. Kota yang ada gerakan mahasiswa lebih baik; dan lebih parah terjadi di kota-kota yang tidak ada gerakan mahasiswanya.

Tugas ketiga AMP adalah meyakinkan pentingnya solidaritas, solidaritas keluar dan membangun solidaritas rakyat dan mahasiswa luas pada perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat.

Baca Juga:  Freeport dan Kejahatan Ekosida di Wilayah Suku Amungme dan Suku Mimikawee (Bagian 4)

Sebab ada sebagian banyak mahasiswa yang belum paham dan anti teori, anti solidaritas. Mereka akan gagal paham sepanjang tidak mau membaca, dan terlibat aktif dalam aksi-aksi solidaritas. Sebabnya AMP membangun solidaritas dengan kawan-kawan Posko Darurat Penggusuran PK5 Makassar, selain mereka (orang Indonesia) bersolidaritas kepada isu-isu Papua. Agar ini menjadi pelajaran.

Keberanian kawan-kawan AMP Makassar, atmosfernya bergelombang makin merona meluas di kota ini. Mahasiswa, pemuda, dan rakyat (Makassar) bersatu, tak bisa dikalahkan.

Persatuan Tanpa Batas Perjuangan Sampai Menang!

)* Penulis adalah ketua umum Komite Pusat AMP (KP AMP)

Artikel sebelumnyaStok Baru Tiba, Warga Dekai Antri Bensin di APMS dari Subuh
Artikel berikutnyaJurnalis dan Citizen Journalist Mengikuti Pelatihan Perspektif Gender