Kristianus Tebai Fokus Benahi RSUD Intan Jaya

0
7798

SUGAPA, SUARAPAPUA.com — Tanggungjawab besar sudah menanti pelaksana tugas (Plt) direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Intan Jaya, Kristianus Tebai, sejak medio November 2018 dipercayakan pemerintah daerah untuk memulainya dalam upaya menjawab berbagai tantangan pelayanan kesehatan masyarakat setempat.

Dari berbagai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang melekat, Tebai akui banyak persoalan yang harus segera difokuskan seiring pelaksanaan program kerja pada tahun 2019 di RSUD Intan Jaya sebagai Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD).

“Ada banyak pekerjaan urgen yang akan kami lakukan pada tahun 2019. Hal pertama adalah kami segera ganti seluruh sarana prasarana RSUD yang telah dirusakan oleh oknum tidak bertanggungjawab beberapa waktu lalu,” jelasnya kepada suarapapua.com di Sugapa, ibukota Kabupaten Intan Jaya, pekan lalu.

Tak hanya itu, Tebai juga akui tugas berat lain adalah pembenahan administrasi dan penataan SDM kesehatan serta koordinasi kerja antara Dinas Kesehatan, Puskesmas Perawatan Bilogai dan UPTD RSUD yang terletak di kampung Wandoga, Sugapa.

“Empat hal ini sangat urgen,” ujar pria kelahiran Sugapa tahun 1983 yang diserahi tugas langsung oleh Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni.

ads
Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

RSUD menurutnya, dalam pelaksanaan tugas berada dibawah tanggungjawab Bupati melalui kepala Dinas Kesehatan. “Ruang lingkup RSUD tidak luas, hanya pelayanan di dalam gedung saja, RSUD tidak punya wewenang untuk mengatur Puskesmas, pustu, polindes dan lain-lain. Itu tugas Dinas Kesehatan,” imbuhnya menjelaskan.

Lulusan pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) Makassar ini menyadari beratnya tantangan yang harus dihadapi, namun optimis dengan adanya koordinasi dan kerja sama berbagai pihak.

“Tentu harus ada dukungan dari semau pihak, supaya melalui rumah sakit ini kita harapkan agar dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang di kabupaten Intan Jaya,” kata Tebai.

Dengan begitu, ia berharap, derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai dengan meningkatnya perilaku hidup sehat warga Intan Jaya termasuk lingkungan yang sehat dapat terwujud.

Meskipun diakuinya saat ini ada banyak tantangan, Kris akan bekerja dengan hati seturut motto RSUD Intan Jaya yakni “Intan Jaya mene dangge jema tawama tunuota nggane audua dia mene hipio” (Menjadi pelayan yang penuh dengan kasih dan setia dalam mewujudkan masyarakat Intan Jaya yang sehat).

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni melalui beberapa pertimbangan mempercayakan Kristianus Tebai mengelola RSUD Intan Jaya untuk menjawab target pemerintah daerah selama masa kepemimpinannya.

Pembangunan gedung RSUD tersebut, katanya dengan menggunakan dana hibah dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015. Upaya pemerintah daerah didasarkan Peraturan Bupati nomor 1.A Tahun 2017 tertanggal 14 Februari 2017 mengikuti Perda Kabupaten Intan Jaya nomor 1 Tahun 2017 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Kembali Hancur

Bupati Natalis Tabuni sangat marah setelah melihat kondisi gedung RSUD Intan Jaya pada Jumat (16/11/2018), karena banyak fasilitas medis dan peralatan yang ada di dalamya telah dihancurkan oleh oknum tertentu.

Kunjungan dilakukan jelang persiapan peresmian RSUD dan berbagai perkantoran yang dibangun kembali pasca pembakaran beberapa waktu lalu terkait konflik Pilkada Intan Jaya.

Baca Juga:  Asosiasi Wartawan Papua Taruh Fondasi di Pra Raker Pertama

Bupati menilai tindakan tersebut sangat biadab, karena ini fasilitas umum yang setiap saat akan melayani pasien dari berbagai kampung di Intan Jaya.

“Saya tidak mengerti, mengapa masih ada yang bertindak begini? Padahal, upaya pemerintah daerah sangat baik untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat Intan Jaya,” kata Tabuni.

Ditegaskan, bukan untuk bupati gedung dan seluruh peralatan akan dibawa pergi selepas masa jabatan berakhir empat tahun kemudian.

“Semua ini untuk melayani masyarakat Intan Jaya sendiri. Kalau ada yang sakit, kalau ada yang melahirkan, tidak perlu lagi keluar Sugapa, seperti ke Timika atau Nabire.”

Terutama fasilitas kesehatan dan peralatan yang dihancurkan, menurut Bupati Intan Jaya, biayanya sangat besar. Pihaknya harus anggarkan ulang pada tahun 2019.

“RSUD ini kita dibangun untuk menjawab kebutuhan sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat agar pada saatnya nanti pasien tidak lagi harus dirujuk ke luar Intan Jaya,” kata Tabuni.

Pewarta: Markus You

Artikel sebelumnyaSeruan Doa Bersama di Kantor DPRP Diawali Bunyi Tembakan
Artikel berikutnyaNatal Progresif