ArsipUncen Dinilai Bertanggung Jawab Atas Penahanan Yason dan Klaos

Uncen Dinilai Bertanggung Jawab Atas Penahanan Yason dan Klaos

Selasa 2014-08-19 14:17:30

PAPUAN, Jayapura — Puluhan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen), kembali melakukan aksi pemalangan di kampus Uncen atas, Waena, Jayapura, Papua, Selasa (19/8/2014) siang, menuntut pembebasan Yason Ngelia dan Klaos Pepuho, yang kini sedang mendekam di sel tahanan Polresta Jayapura.

Koordinator aksi, Benny Hisage, dalam orasinya mengatakan, kedua rekan mereka ditahan akibat laporan polisi yang pernah dibuat pihak lembaga Uncen, yakni, Pembantu Dekan I Fisip Uncen, Melyana Pugu, pada 14 Maret 2014 silam.

 

“Laporan polisi itu menyangkut persoalan di BEM Fisip. Sampai saat ini belum dicabut, karena itu kami menuntut pihak lembaga bertanggung jawab, dan dapat melakukan upaya-upaya untuk bebaskan kedua rekan kami,” tegas Benny, dalam orasinya.

 

Selama ini, lanjut Benny, secara sepihak lembaga mengijinkan aparat kepolisian masuk ke dalam kampus untuk menangkap dan mengintimidasi mahasiswa, sehingga membangkitkan perlawanan dari mahasiswa.

 

“Seharusnya kalau masalah terjadi dalam internal kampus, harus diselesaikan secara internal, bukan melibatkan aparat keamanan, sebab jika ada pemalangan, mahasiswa yang tentu dirugikan,” tegasnya.

 

Pembantu Rektor III Uncen, Fredrik Sokoy, saat menemui massa aksi mengungkapkan, lembaga Uncen akan mengusahakan pembebasan Yason Ngelia dan Klaos Pepuho dalam beberapa waktu kedepan.

 

“Hari ini karena ada acara di rektorat, jadi kami belum bisa ke Polresta, tapi kami janji hari Rabu atau Kamis akan melakukan pertemuan dengan pihak keamanan agar Yason dan Klaos bisa dikeluarkan,” ujar Sokoy.

 

Lanjut Sokoy, beberapa hari sebelumnya, ia juga telah mendatangi Polresta Jayapura, namun karena laporan polisi dibuat oleh Pembantu Dekan I Fisip, sehingga harus dilakukan koordinasi ulang.

 

“Kami pihak lembaga tidak menginginkan adanya aksi-aksi pemalangan, karena itu kami harap ade-ade bisa buka palang, tapi kami janji akan usahakan mereka bebas dalam beberapa waktu kedepan,” katanya.

 

Pantauan suarapapua.com, sekitar pukul 09.00 WIT, mahasiswa telah berkumpul di gerbang utama Kampus Uncen, dan melakukan orasi-orasi mengecam tindakan penangkapan yang dilakukan aparat kepolisian.

 

Mahasiswa juga terlihat menghalang-halangi dosen, dan mahasiswa lain yang ingin naik ke Kampus untuk melakukan aktivitas perkuliahaan.

 

“Yang bisa naik keatas hanya mahasiswa yang mau ikut Yudisium, selain dari itu tidak ada yang naik. Kalau ingin bersolidaritas dengan kami, silakan gabung, jangan kuliah,” tegas salah satu massa aksi.

 

Mahasiswa kembali membuka palang sekitar pukul 12.00 WIT, setelah mendapat jaminan dari Pembantu Rektor III, dan Pembantu Rektor II Uncen, terkait nasib kedua rekan mereka, yang akan dibebaskan dalam beberapa hari kedepan.

 

Untuk lihat foto-foto: Tuntut Yason dan Klaos Dibebaskan, Mahasiswa Uncen Palang Kampus.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Releases 2023 Annual Report On Human Rights and Conflict In...

0
HRM revealed that the human rights situation in West Papua strongly differs from that in other regions in Indonesia. The decades-old and unresolved armed conflict has intensified since December 2018, leading to a spike in extrajudicial killings, enforced disappearances, and torture by security forces, especially in the highlands.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.