ArsipDua Mahasiswa Papua di Manado Tewas Dibacok OTK

Dua Mahasiswa Papua di Manado Tewas Dibacok OTK

Selasa 2014-10-21 07:07:15

MANADO, SUARAPAPUA.com — Seorang mahasiswa Papua, Petius Tabuni, meninggal karena dibunuh pada Minggu (19/10/14) di Kota Tondano, Sulawesi Utara, pukul 03.00 subuh. Pelaku pembunuhan tidak diketahui.

Petius meninggal di tempat dengan luka di sekujur tubuh. Diketahui, ia kuliah di Politeknik Negeri Manado. Sementara itu ada 5 orang Papua lainnya luka-luka dan dirujuk ke rumah sakit terdekat.

 

"Saat ini, keadaan kami di Manado tidak aman sekali. Kami bahkan takut keluar dari asrama," jelas seorang mahasiswa dari Manado kepada majalahselangkah.com kemarin.

 

Kejadian bermula ketika mahasiswa Unima asal Papua, Sabtu malam (18/10/2014) menggelar acara pesta syukuran wisuda di Asrama Mahasiswa di Kelurahan Tataaran Patar Minahasa.

 

Korban dikabarkan dalam kondisi mabuk, ke luar. Kira-kira pukul 03.00 subuh, ia menelpon kakak dan teman-temannya bahwa ia diserang.

 

Ketika sekitar 5 orang temannya datang ke tempat kejadian, korban sudah terlentang tak bernyawa. Belum sempat mereka memarkir motor, mereka diserang orang-orang yang telah diaga di sekitar.

 

Kelima orang itu yang mengalami luka-luka Seorang dari lima orang itu, yang telah menyelesaikan S2 dikabarkan meninggal dari rumah sakit.

 

Dikabarkan, puluhan mahasiswa Papua di Tondano sedang terjebak di kos dan di tempat tinggal mereka. Mereka tak berani ke luar, bahkan dengan mobil sewaan. Karena di sana, ada informasi beredar, para pelaku masih siaga mencari orang Papua untuk dibunuh juga.

 

ADMIN

Terkini

Populer Minggu Ini:

Komnas HAM RI Didesak Selidiki Kasus Penyiksaan Warga Sipil Papua di...

0
“Tindakan dari para pelaku itu masuk dalam kategori penyiksaan. Korban dimasukan dalam drum berisi air dan dianiaya, dipukul, ditendang dan diiris punggungnya dengan pisau. Itu jelas tindakan penyiksaan dan bagian dari pelanggaran HAM berat,” ujar Emanuel Gobay.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.