Kapolda Papua: Kami Siap Amankan Perayaan Natal Jokowi di Papua

Selasa 2014-12-16 09:38:00

JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Pol Yotje Mende mengatakan, secara umum dari Polda Papua siap mengamankan kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Papua untuk menghadiri ibadah perayaan Natal bersama di Lapangan Udara Sentani, Kabupaten Jayapura, 27 Desember 2014.

"Secara umum dari Polda Papua siap mengamankan kedatangan Presiden Jokowi ke Papua untuk mengikuti ibadah perayaan Natal bersama," kata Mende, di Kota Jayapura, Papua, Senin (15/12/2014), seperti yang dikutip dari antaranews.com. (Baca: Pimpinan Gereja Tolak Rencana Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Natal di Papua)

 

Mengenai adanya sekelompok masyarakat ataupun tokoh agama Papua yang secara terang-terangan menolak kedatangan Jokowi, Kapolda mengaku enggan menanggapinya secara berlebihan.

 

"Menyangkut sejumlah tokoh agama yang ingin menolak kedatangan Presiden Jokowi, itu merupakan hak dari mereka. Namun, hendaknya masyarakat agar berpikiran positif, karena presiden Jokowi datang untuk membangun Papua." katanya tanpa menyebutkan jumlah personil yang akan diterjunkan. (Baca: KontraS: Jokowi Tidak Mampu Tangani Pelanggaran HAM Berat)

 

Sementara itu, sejumah pimpinan gereja yang tergabung dalam Forum Oikumenis Gereja-Gereja Papua, dalam seruan moralnya, dengan tegas menolak rencana kedatangan presiden Jokowi untuk menghadiri perayaan natal nasional di Jayapura, Papua, pada 27 Desember 2014. (Baca: Pasca Penembakan Lima Warga Sipil, Warga Paniai Masih Trauma)

 

Seruan moral ini disampaikan Ketua Sinode Gereja Kemah Injil (Kingmi) Papua, Pdt. Dr. Benny Giay, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (PGBP), Pdt. Socratez Sofyan Yoman, dan pendeta senior di lingkungan Gereja Kristen Injili (GKI) Papua, Pdt. Selvi Titihalawa, saat memberikan keterangan pers di P3W, Padang Bulan, Jayapura, Papua, Kamis (11/12/2014). (Baca: Pdt. Rumbino: Senjata Jangan Dipakai Sembarangan Tembak Rakyat)

 

“Rakyat Papua sedang berduka karena pembantaian di Paniai, sedangkan Jokowi ingin merayakan natal di Jayapura dengan habiskan dana puluhan miliar, damai apa yang Jokowi mau bawa, kami dengan tegas menolak kedatangan Jokowi di Papua,” kata Giay.

 

Giay juga mengatakan, saat Jokowi akan datang ke Papua, penculikan, pembunuhan dan pembantaian orang asli Papua masih terus terjadi, karena itu tidak ada artinya Presiden Indonesia merayakan natal di tanah Papua. (Baca: Benny Giay: Yang Pegang Senjata Resmi di Paniai Hanya Aparat TNI/Polri)

 

Sementara itu, Pdt. Socratez Sofyan Yoman menyebut upaya menciptakan konflik di tanah Papua, termasuk peristiwa pembantaian di Paniai adalah strategi aparat keamanan untuk menciptakan konflik menjelang kedatangan Jokowi.

 

“Ini biasa, kalau ada pejabat Negara mau datang, harus ada konflik, agar aparat keamanan ditambah, kemudian dana keamanan bisa mengalir ke aparat keamanan. Kami menyesalkan pendekatan keamanan yang terus digunakan pemerintah,” tegas Yoman. (Baca: DPR RI: Penolakan Kedatangan Jokowi di Papua dari Pimpinan Gereja Cukup Beralasan)

 

Menurut Yoman, sebaiknya Jokowi tak ke Papua untuk menghadiri perayaan natal, karena hanya buang-buang waktu dan tenaga, terutama tidak melihat situasi rakyat Papua yang marah dan berduka melihat peristiwa pembantaian di Paniai. (Baca: Yusak Pakage: Penembakan di Paniai Ada Unsur Genosida)

 

“Kami minta Presiden Jokowi untuk bertanggung jawab atas peristiwa pembantaian di Paniai, dengan cara membentuk tim investigasi yang independen yang melibatkan lembaga HAM Nasional, dan internasional, guna menyelidiki kebrutalan aparat TNI/Polri di Paniai.” 

 

“Kami juga mendukung pernyataan Gubernur Papua beberapa waktu belakangan ini yang terus mendesak Jakarta untuk mengeluarkan kebijakan yang adil, termasuk hentikan transmigrasi, pemekaran provinsi, dan Kabupaten baru,” tegas Yoman. (Baca: Sebut Penembakan di Paniai Sabotase Kunjungan Jokowi; Ini Tanggapan DAP Paniai)

 

MIKAEL KUDIAI