ArsipTokoh Gereja Paniai: Pernyataan Menkopolhukam Lukai Hati Keluarga Korban

Tokoh Gereja Paniai: Pernyataan Menkopolhukam Lukai Hati Keluarga Korban

Minggu 2014-12-21 02:13:15

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Salah satu tokoh gereja di Paniai, Pdt. Niko Degei, membantah pernyataan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolhukam), Tedjo Edi Purdijanto, yang menyatakan persoalan tewasnya lima warga sipil di Paniai, Papua, telah diselesaikan secara adat.

“Kami tokoh Gereja mau tanya, kapan Menkopolhukam dan timnya datang duduk dan bicara dengan masyarakat Paniai, terutama keluarga korban, jangan tipu-tipu dan semakin lukai hati keluarga korban,” ujar Degei, saat ditemui suarapapua.com, Rabu (17/12/2014), sore di Enarotali, Paniai.

 

Menurut Degei, hingga saat ini tokoh gereja masih terus melakukan koordinasi dengan keluarga korban, termasuk dengan pemerintah daerah, juga dengan dewan adat terkait penyelesaian kasus tewasnya lima warga sipil.

 

“Kapan TNI dan Polri yang telah menewaskan lima warga sipil duduk berbicara dengan masyarakat Papua, tidak pernah ada, kami tokoh gereja juga terus melakukan pendampingan, dan belum ada penyelesaian,” kata Degei.

 

Degei juga meminta aparat keamanan, terutama TNI dan Polri untuk tidak terus melakukan pembohongan publik dengan menyatakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai pelaku penembakan.

 

“Itu pernyataan omong kosong yang semakin buat kami marah, dan sakit hati dengan Negara ini, tolong hargai dan rasakan penderitaan masyarakat Papua, terutama warga Paniai,” ujarnya.

 

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat di Paniai, Abia Gobay menuturkan, masyarakat masih terus menuntut komitmen pemerintah dan Negara dalam menyelesaikan persoalan terkait tewasnya lima warga sipil.

 

“Kami juga menuntut Komnas HAM untuk segera bentuk tim pencari fakta, agar Kapolda dan Pangdam XVII/Cenderawasih bisa diminta keterangan, termasuk bila perlu dicopot saja dari jabatannya,” kata Abia.

 

Menurutnya, tahun-tahun sebelumnya bulan Desember di Paniai dirayakan dengan suka cita, dan terlihat damai natal, namun saat ini suasana natal tidak dirayakan sebagaimana mestinya.

 

“Kami semua berduka, dan kami tidak merayakan natal, ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, lagu natal selalu terdengar dimana-mana, tetapi sekarang Paniai sunyi sekali,” tegas Abia Gobay.

 

Sebelumnya, Ketua Dewan Adat Paniai, Jhon NR Gobay ikut memprotes pernyataan Menkopolhukam yang menyebutkan pembantaian lima warga sipil di Paniai telah diselesaikan secara adat.

 

“Penyelesaiaan adat seperti apa yang Menkopolhukam maksudkan, omong kosong besar kalau sudah diselesaikan, saya mau katakan dengan tegas tidak ada, sampai sekarang masyarakat masih tunggu," kata Gobay, kepada suarapapua.com, Rabu (17/12/2014) siang.

 

Menurut Gobay, hingga saat ini masyarakat Paniai masih menunggu kehadiran petinggi Kepolisian Republik Indonesia dan Markas Besar TNI AD, termasuk membentuk tim pencari fakta yang melakukan investigas secara independen.

 

“Kalau sebut penyelesaian secara adat, berarti pihak korban bersama pelaku berkumpul dan berbicara untuk menyelesaikan persoalan ini, tapi sampai saat ini belum ada, jadi tidak benar pernyataan Menkopolhukam,” kata Gobay.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

STEVANUS YOGI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Komnas HAM RI Didesak Selidiki Kasus Penyiksaan Warga Sipil Papua di...

0
“Tindakan dari para pelaku itu masuk dalam kategori penyiksaan. Korban dimasukan dalam drum berisi air dan dianiaya, dipukul, ditendang dan diiris punggungnya dengan pisau. Itu jelas tindakan penyiksaan dan bagian dari pelanggaran HAM berat,” ujar Emanuel Gobay.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.