ArsipBupati Intan Jaya: Ada Lawan Politik yang Terus Hambat Pembangunan

Bupati Intan Jaya: Ada Lawan Politik yang Terus Hambat Pembangunan

Senin 2015-01-05 22:18:15

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, menegaskan, ada sejumlah lawan politik yang hingga kini terus memprovokasi masyarakat untuk menghambat berbagai pembangunan, terutama pembangunan Kantor Bupati baru yang sebelumnya telah dibakar sejak awal tahun 2013 lalu.

“Terkait pemberitaan di media yang menyebutkan saya tidak melakukan pembangunan, saya kira itu keliru, karena yang terjadi adalah para lawan politik saya terus memprovokasi masyarakat untuk menghambat pembangunan, termasuk memalang lokasi pembangunan kantor Bupati,” ujar Natalis Tabuni, saat menghubungi suarapapua.com, Senin (5/1/2015) malam.

 

Natalis mencontohkan, pembangunan Kantor Bupati telah dianggarkan berturut-turut dalam dua tahun anggaran, namun gagal terlaksana karena Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Irenius Sondegau, bersama sejumlah tokoh masyarakat yang merupakan lawan politik terus memprovokasi masyarakat untuk melakukan pemalangan.

 

“Saya ini orang mengerti hak asasi manusia, saya tidak mau ada benturan fisik, saya tidak mau menggerakan aparat, kalau saya tidak peduli, bisa saja saya bayar aparat keamanan untuk melakukan pengamanan, tapi saya tidak mau jatuhnya korban, karena itu saya menahan diri sampai sekarang,” ujarnya.

 

Terkati pembayaran hak ulayat, menurut Bupati lulusan Universitas Gadja Mada Jogjakarta ini, ia telah menyiapkan anggaran untuk membayar para tokoh masyarakat, termasuk mengatur rencana pembangunan, namun hingga saat ini terus dihambat.

 

“Karena itu saya minta mohon perhatian rekan-rekan saya yang lawan politik, jika sama-sama ingin membangun daerah, mari tunjukan dengan nyata, jangan terus memprovokasi masyarakat, karena kita ingin daerah maju,” katanya.

 

Natalis juga menegaskan, selama dua tahun pemerintahannya, ia telah melakukan pembangunan sejumlah jembatan dan jalan raya yang menghubungkan sejumlah Distrik dan Kampung, karena itu tidak benar jika dikatakan tidak ada pembangunan.

 

“Coba datang ke Intan Jaya, dan lihat, ada sejumlah jembatan dan jalan raya yang dibangun di era pemerintahan saya, sejumlah alat berat juga telah diturunkan ke setiap lokasi dan sedang membuka jalan antar Distrik, dan termasuk jalan ke Paniai, saya bekerja dan membangun daerah,” ujarnya.

 

Terkait pernyataan seorang kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menyatakan Bupati tidak sering di Intan Jaya, menurut Natalis, ia beberapa kali ke Jayapura, dan Jakarta untuk mengurus anggaran, dan proyek-proyek pembangunan untuk daerah.

 

“Saya kira ada sejumlah pimpinan SKPD di Intan Jaya yang kepala batu, kalau saya turun ke Jayapura, nanti semua ikut turun dan bersih dari Intan Jaya, bahkan ada yang hampir tiga bulan tidak masuk kantor, watak para PNS harus berubah dulu, terutama anak-anak daerah,” tegas Natalis.

 

Selain itu, menurut Natalis, sejumlah lawan politik selama ini meminta apa yang diluar dari kewenangannya, sehingga ia tak bisa mengabulkan, dan buntutnya para lawan politik memprovokasi masyarakat untuk melumpuhkan roda pembangunan.

 

“Saya kasih contoh, dalam Pileg kemarin, Ketua DPRD Intan Jaya saat ini tidak meraih suara sama sekali, tapi dia ngotot harus jadi DPRD lagi di periode 2015-2020, ini jelas-jelas tidak bisa saya kabulkan, karena berdasarkan pleno Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) sejak awal nama dia tidak ada.”

 

“Saya juga sudah berusaha lobi-lobi ke Provinsi, tapi memang tidak bisa, ini tabrak semua aturan dan undang-undang, tapi saya sudah carikan jalan untuk selesaikan persoalan ini, tapi yang bersangkutan masih juga keras kepala, dan ini yang buat pembangunan terus dihambat,” tegas Natalis.

 

Bupati juga menegaskan, jika lawan-lawan politik terus menghambat pembangunan kantor Bupati yang baru, maka langkah yang akan diambil adalah memindahkan lokasi pembangunan, agar dapat terealisasi di tahun 2015 ini.

 

“Saya tidak mau karena kepentingan satu dua orang, pembangunan kantor Bupati ini terhambat, kalau ada yang masih kepala batu, maka saya pasti akan pindahkan pembangunannya ke lokasi lain, tapi saya akan naik ke Intan Jaya bicara lagi dulu,” tegasnya lagi.

 

Tabuni juga menghimbau para SKPD untuk tidak terus menuntut haknya kepada Bupati, sedangkan kewajiban untuk mengabdi kepada masyarakat Intan Jaya terus diabaikan.

 

“Jadi saya minta para pimpinan SKPD jangan berlebihan menilai saya, mereka harus pahami tugas masing-masing, saya tidak ada di Intan Jaya bukan berarti aktivitas kantor tidak jalan, makanya dalam waktu dekat saya akan tertibkan semua SKPD,” kata Bupati lulusan Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur Abepura ini.

 

Sebelumnya, seperti dilansir media JUBI, Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Intan Jaya, Piter Tabuni, mengatakan, sudah beberapa bulan belakangan ini Bupati tidak berada di tempat, sehingga pekerjaan di tiap SKPD mengalami hambatan.

 

“Kami jadi bingung dan tidak bisa buat apa-apa karena semua-semuanya diambil alih oleh bupati, sehingga kami tidak bisa membuat apa-apa sesuai dengan tugas dan fungsi pokok kami masing-masing,” ungkap Piter.

 

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.