ArsipDua Mahasiswa Uncen Mengaku Terus Diteror dan Diancam oleh Aparat Keamanan

Dua Mahasiswa Uncen Mengaku Terus Diteror dan Diancam oleh Aparat Keamanan

Selasa 2015-02-17 17:04:00

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (FK Uncen), Benyamin Lagowan dan Kansiskoris Mahuze, mengaku beberapa minggu belakangan mendapat teror, intimidasi, dan ancaman dari aparat keamanan yang di duga kuat sebagai Badan Intelijen Negara (BIN).

Lagowan kepada suarapapua.com menceritakan, pada Sabtu, 7 Februari 2015, sekitar pukul 12.30 Wit, ada tujuh orang mencurigakan, dimana lima orang menggunakan 3 sepeda motor jenis Vixion dan 2 orang lagi menggunakan Mobil Avansa Putih, mendatangi kos-kosan rekannya, Kansiskoris Mahuse, di belakang Lapangan Emsyk, Perumnas I Waena.

 

Dari penampilan ketujuh orang tersebut, menurut Lagowan, tampak seperti anggota BIN. Ketujuh orang itu berhenti tepat di depan kos saudara Mahuze dan berbincang-bincang tentang rencana penangkapan dan penculikan terhadap dirinya dan rekannya Mahuze. 

 

"Pembicaraan itu didengar langsung oleh Istri Kansiskoris Mahuze, yang kebetulan sedang berdiri sambil menggendong bayi yang hanya berjarak 5 meter dari tempat dimana mereka berdiskusi," cerita Lagowan.

 

Dari pembicaraan tersebut, menurut Lagowan, terdengar jelas bahwa anggota BIN ini mendiskusikan letak rumah Mahuze, juga dirinya selaku rekan dari Mahuze. 

 

"Pada saat itu ada seorang pemuda Papua yang sedang memberikan keterangan, dan kasih tau bahwa saya tidak tinggal di kost, melainkan hanya sering mengantar Mahuze."

 

"Mendengar itu, salah satu orang yang tinggal dalam mobil Avansa itu sempat bertanya apakah kost sudah terisi atau belum, dan mereka bicara bahwa ingin tinggal di samping kost Mahuze kalau kosong," kata Lagowan.

Menurut Lagowan, kejadian tersebut merupakan awal dari pengintaian aparat keamanan, yang terus berlangsung dengan beberapa kejadian.

 

"Kejadian berikutnya, beberapa kali anggota intelijen mengintai dan memantau kawan Mahuze. Kejadian pertama di Saga Mall Abepura, beberapa waktu lalu saat mau belanja."

 

Lagowan menceritakan, pada saat itu seseorang yang diduga intel menggunakan jaket hitam terus mengikuti Mahuze, sehingga sempat meninggalkan istri dan anaknya untuk pulang terlebih dahulu.

 

Kejadian kedua, lanjut Lagowan, terjadi di kos Mahuze, dimana pada saat itu ada seorang penjual sandal yang datang lalu, dengan anehnya menukar HP rusak milik istri saudara Mahuze dengan sandal bagus.   

 

"Yang anehnya lagi si penjual ini tidak pulang, tapi terus menunggu untuk beberapa jam di depan kos-kosan tersebut. Dan ini sangat mencurigakan," terang Lagowan.

 

Dengan melihat dan mengalami peristiwa ancaman dan teror tersebut, Lagowan bersama Mahuze, menduga aksi-aksi tersebut merupakan ancaman yang dilayangkan orang-orang suruhan dari Mantan Dekan FK Uncen, juga ada keterlibatan Dewan Adat Daerah Mamta.

 

"Kami minta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Komnas HAM untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada kami sebagai warga negara." 

 

"Kami minta pihak-pihak terkait yang mengutus orang untuk meneror dan mengancam kami agar menghentikan aksi tersebut, karena tindakannya jelas-jelas bertentangan dengan konstitusi negara," tegas Lagowan.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Suku Abun Gelar RDP Siap Bertarung Dalam Pilkada 2024

0
“Masyarakat harus tetap konsisten dengan apa yang disampaikan dalam kegiatan ini. Yang terlebih penting masyarakat harus menjaga keamanan di Tambrauw sehingga semua kegiatan berjalan dengan aman dan damai mulai dari tahapan hingga selesai Pilkada 2024 nantinya,” pesannya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.