ArsipTheo Hesegem: Stop Kekerasan Pada Wartawan di Wamena!

Theo Hesegem: Stop Kekerasan Pada Wartawan di Wamena!

Kamis 2015-02-26 23:55:30

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Ketua Jaringan Advokasi Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Theo Hesegem mengatakan, kekerasan yang menimpa tiga jurnalis di Wamena, kabupaten Jayawijaya, tidak perlu terjadi karena wartawan melakukan tugas mulia yakni meliput dan menyebarluaskan informasi ke publik.

Theo mengatakan, seharusnya jurnalis diberi kebebasan seluas-luasnya untuk melakukan kegiatan jurnalistik di lapangan, karena mereka juga dilindungi oleh Undang-undang Pers yang berlaku di Indonesia.

 

“Wartawan harus diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk meliput kondisi yang ada. Siapapun dia dan apapun itu informasinya, mesti diberikan kesempatan untuk meliput dan menginformasikan kepada publik tanpa ada halangan apapun,” ujar Theo Hesegem kepada suarapapua.com belum lama ini di Wamena.

 

Perlu dipahami oleh semua pihak, wartawan dalam tugasnya menjalankan fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah maupun berbagai persoalan lainnya. “Sangat tidak dibenarkan jika wartawan dilarang meliput, apalagi mendapat tindak kekerasan saat meliput, itu bisa dibawa ke ranah hukum” ujarnya.

 

Di Wamena, sudah beberapa kali terjadi kasus kekerasan terhadap wartawan. “Kekerasan yang menimpa wartawan di Wamena akhir-akhir ini seharusnya tidak perlu terjadi dan tidak perlu dilakukan,” tegas Theo.

 

Ia berharap, semua pihak perlu hargai wartawan. Sebab, jika tidak ada wartawan yang melakukan kegiatan jurnalistik, semua orang tidak akan mendapat informasi perkembangan.

 

“Wartawan dilindungi oleh Undang-undang Pers, sehingga mereka harus diijinkan untuk meliput termasuk kasus-kasus kekerasan yang mungkin rahasia yang tidak boleh disembunyikan. Termasuk saya yang selama ini banyak melakukan kegiatan terkait kebijakan publik.”

 

“Jadi, apa yang saya sampaikan terhadap kondisi daerah harus dimuat, tetapi jika ada kekerasan atau pembatasan seperti itu, bagaimana negara demokrasi sesungguhnya mau ditegakan?” tutur Hesegem.

 

Theo Hesegem juga mengingatkan, ketika seseorang sudah bekerja untuk kepentingan umum atau masyarakat umum, tak perlu ada yang disembunyikan dari muka umum.

 

“Harus terbuka sampaikan. Jadi, saya minta jangan ada pembatasan, apalagi terjadi kekerasan seperti ini. Mestinya wartawan bebas meliput kemana saja mau melakukan kegiatan jurnalistik,” pungkasnya.

 

Ia berharap, pihak kepolisian setempat segera menindaklanjuti kasus kekerasan yang dialami wartawan di Wamena.

 

“Segera proses secara serius, pelakunya harus dihukum, supaya kemudian hari tidak ada kekerasan lagi dalam bentuk apapun yang menimpa wartawan di Wamena dan seluruh Tanah Papua,” tegas Theo.

 

Editor: Mary
 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Desak Pelaku Diadili, PMKRI Sorong Minta Panglima TNI Copot Pangdam Cenderawasih

0
“Beberapa waktu lalu terjadi kasus penangkapan, kekerasaan dan penyiksaan terhadap dua pelajar di kabupaten Yahukimo. Kemudian terjadi lagi hal sama yang dilakukan oleh oknum anggota TNI di kabupaten Puncak. Kekerasan dan penyiksaan terhadap OAP sangat tidak manusiawi. Orang Papua seolah-olah dijadikan seperti binatang di atas Tanah Papua,” ujarnya saat ditemui suarapapua.com di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (27/3/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.