Penerapan Buku PKP Bagi SD di Wamena Berdampak Baik

Sabtu 2015-02-28 08:18:45

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) atau kurikulum kontekstual Papua yang disusun Yayasan Kristen Wamena (YKW) yang selama ini digunakan guru dalam proses mengajar di beberapa sekolah dapat memberikan dampak baik bagi siswa SD kelas I dan II di SD YPK Sinatma Wamena.

Missiona Direktur USAID Amerika, Dr. Andrew Sisson, usai mengunjungi Sekolah Dasar (SD) Sinatma mengatakan, pemanfaatan buku kontekstual ini sangat luar biasa, karena guru mengajar dengan efektif dan murid bisa belajar dengan baik dan jelas.

 

Sisson berharap, penggunaan ini buku ini tetap dilanjutkan di sekolah, namun akan lebih ditekankan kepada peningkatan kualitas para guru dan kepala sekolah.

 

Sisson juga menambahkan, keterlibatan Dinas Pendidikan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan perencanaan dan manajemen sekolah serta tata sekolah pada sistem pendidikan yang memang menjadi prioritas.

 

“Penggunaan BPKP ini sangat membantu para guru dalam proses mengajar dan para siswa dalam proses belajar. Dan ini dampaknya sangat luar biasa prospektif, hanya saja perlu ada dukungan dari Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan,” ujar Andrew kepada suarapapua.com di Wamena, Jumat (27/2/2015) siang.

 

Sementara, Murjono Murib, Kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayawijaya, mengatakan, penggunaan BPKP akan diterapkan kepada siswa yang berada di kelas awal, sehingga para siswa dapat membacanya, menulis dan menghitung dengan baik.

 

“Buku ini digunakan untuk siswa kelas awal saja, sebab untuk siswa kelas atas tidak perlu lagi karena mereka dianggap sudah bisa dalam membaca, menghitung dan menulis,” ujarnya.

Murjono menjelaskan, BPKP sudah disetujui penggunaannya di Papua. Sedangkan di Kabupaten Jayawijaya sendiri penerapan BPKP tersebut dilakukan pada tahun 2014.

 

”Tapi kami harap supaya BPKP dapat diterapkan di setiap sekolah di Kabupaten Jayawijaya yang masih belum terapkan. Perlu ketahui juga, penerapan BPKP ini bukan berarti mengabaikan kurikulum pelajaran nasional, tetapi ini khusus bagi kelas-kelas awal, sebab YKW anggap langkah ini bisa menolong anak-anak Papua,” tutur Murjono.

 

Editor: Mikael Kudiai

 

ELISA SEKENYAP