ArsipPdt. Anton Nawipa: OAP Stop Jadi Yudas Bagi Sesama!

Pdt. Anton Nawipa: OAP Stop Jadi Yudas Bagi Sesama!

Sabtu 2015-12-26 07:12:05

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Gembala Gereja Kemah Injil (Kingmi) Antiokia, Enarotali, Iyaitaka, Paniai, Pendeta Anton Nawipa, dalam khotbahnya menegaskan, stop menjadi Yudas bagi sesama Orang Asli Papua (OAP).

“Dalam ruangan ini kalau ada yang suka jual sesama (orang Papua) kepada mereka yang punya kepentingan di atas tanah Papua, saya bilang segera bertobat. Jangan karena hanya gara-gara cari beras satu kilo, sesama kita saling jual-menjual,” ujar Pendeta Nawipa, 25 Desember 2015.

Kata Pdt. Nawipa, jemaat Antiokia bukan barang gampangan seperti yang ada di kios atau di toko, namun semuanya adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia.

“Kita harus saling hargai karena yang punya hak ambil kehidupan ini hanya Yesus, Putra Natal,” katanya.

Teguran keras kepada masyarakat Paniai ini disampaikan oleh Pdt. Anton Nawipa saat membawakan Kebenaran Firman Tuhan dalam Ibadah Natal Raya Gabungan Jemaat Bahasa Indonesia dan Bahasa Mee, yang bertema “Merayakan Natal 2015 Secara Baru, Menyambut Kelahiran Raja Damai”, Jumat (25/25/2015).

Moment natal dimana Sang Putra Natal hadir di bumi, menurut dia, adalah saat yang tepat untuk kembali introspeksi diri atas semua kesalahan yang pernah dibuat selama setahun.

Karena menurutnya, Ia datang dengan rela dilahirkan di kandang yang hina tujuannya menyelamatkan mereka yang kehilangan kemuliaan Allah, seperti diantaranya orang yang punya kelakuan seperti Yudas.

“Yesus lahir di bumi ini, saya mau bilang bahwa Yesus datang bukan untuk orang yang benar, melainkan datang menyelamatkan orang yang penuh dengan dosa.”

“Jadi, mari kita semua sadar diri dari segala dosa yang sudah kita buat. Siapa yang punya sifat Yudas, bertobat sekarang, karena Yesus datang sekarang untuk kamu,” ajaknya.

Ia mencontohkan, setelah lahir dan tumbuh besar, di saat hari-hari terakhirNya yang menjual Yesus adalah seorang dari pengikutNya yaitu Yudas.

“Setelah semua tugas dijalani oleh Yesus, Yudas Iskariot, salah seorang dari keduabelas murid pengikutNya, rela menjual gurunya sendiri kepada imam-imam besar Mahkamah Agama untuk disalibkan.”

“Nah, seperti inilah yang sedang terjadi diantara kita orang Papua. Banyak dari kita saling fitnah, malas tahu dengan nasib sesama, dan terlebih mau rela jadi Yudas antar sesama orang Papua. Padahal, kita punya nasib itu sama. Saya bilang, sekarang juga lebih baik stop, sadar dan bertobat dari jalan tidak baik ini,” tegas Pdt. Nawipa.

Dijelaskan lebih lanjut, nasib akhir Yudas Iskariot, “Coba lihat apa yang terjadi pada kehidupan Yudas setelah Yesus mati, bangkit dan kembali ke BapaNya di surga?”

“Karena merasa bersalah, Yudas rela bunuh diri dengan posisi kepala dibawah dan kaki diatas. Begitulah nasib orang yang suka jual sesama. Cara matinya di bumi tidak terhormat, sudah begitu di akhirat (surga) juga akan ditolak,” ujar Pendeta yang suka menginjil di daerah-daerah terpencil ini.

Akhiri khotbahnya, Pdt. Nawipa mengatakan, Putra Natal Yesus Kristus datang sebagai raja damai untuk mendamaikan semua orang dari kejahatan dunia.

“Hari ini Putra Natal Yesus Kristus datang dan lahir sebagai raja damai. Mari, saya ajak semua jemaat selama masih ada nafas berdamailah pada setiap orang entah dia musuhmu sekalipun,” ucap Anton sambil mengajak jemaat berdiri untuk berdoa.

STEVANUS YOGI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

0
"Sampai saat ini belum ada ketegasan terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di sana. Tidak ada ketegasan dari pemerintah daerah Yahukimo. Kami minta untuk segera tangani.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.