ArsipPedagang di Pasar Youtefa Setuju Hari Minggu Libur Berjualan

Pedagang di Pasar Youtefa Setuju Hari Minggu Libur Berjualan

Rabu 2015-02-18 11:57:45

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Larangan berjualan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, pada setiap hari Minggu di Pasar Youtefa dan pasar lainnya, mendapat dukungan dari sebagian pedagang.

Mama Katerina, yang sehari-hari berjualan sayur dan buah-buahan segar di Pasar Youtefa, saat diwawancarai suarapapua.com, Selasa (17/2/2015) kemarin, mengatakan sangat setuju untuk tidak berjualan pada hari Minggu.

 

“Kami tau kalau hari Minggu itu hari Tuhan untuk kita istirahat dari semua aktivitas. Hari Minggu kita berkumpul bersama keluarga serta mengucap syukur kepada Tuhan dengan kita pergi ke Gereja," tuturnya.

 

Khusus pada hari Minggu, Mama Katerina mengaku tidak berjualan karena harus ke Gereja.

 

“Ada waktunya untuk kita kerja dan ada waktunya Tuhan kasih untuk kita ke tempat ibadah untuk mengucap syukur,” ujar Mama Katerina.

 

Pendapat berbeda diungkapkan Ibu Ita. Perempuan asal Bugis ini menolak bila hari Minggu diliburkan dari aktivitas berjualan di Pasar Youtefa.

 

Ia justru mau pasar harus dibuka mulai jam 12:00 WIT, karena pedagang akan rugi besar lantaran pembeli sedikit di hari Minggu.

 

“Ini kan kami rugi dengan modal yang kami putar melalui jual beli. Kalau bisa Pemkot harus meliburkan semua pasar yang ada di kota Jayapura, tidak hanya di pasar Youtefa,” ujar Ita.

 

Meski demikian, sejumlah pedagang dan masyarakat yang berhasil diwawancarai secara terpisah, menyatakan mendukung kebijakan Pemkot Jayapura untuk melarang orang berjualan pada hari Minggu.

 

Editor: Mary

AGUS PABIKA

Terkini

Populer Minggu Ini:

Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

0
"Jangan [gelar aksi] tiba-tiba - itu saja. Kalau mau melakukan pengejaran, aparat harus sampaikan ke pemerintah supaya diumumkan ke masyarakat. Maksudnya selama pengejaran masyarakat harus tinggal di mana seperti itu, supaya aman. Ini saya sampaikan salah satu solusi terbaik supaya tidak ada masyarakat yang dikorbankan," tukasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.