ArsipEksistensi dan Sorotan Terhadap Densus 88 di Papua

Eksistensi dan Sorotan Terhadap Densus 88 di Papua

Sabtu 2012-09-08 10:24:15

Korban Mako Tabuni mengalami lebih dari satu luka tembak ditubuhnya oleh senjata api otomatis, tidak diketahui siapa yang secara rahasia menggunakan kekuasaan mencabut nyawa Mako Tabuni pagi itu ?

Polisi dalam siaran pers pada hari itu kemudian mengungkap, “Korban Mako Tabuni ditembak oleh petugas (Polisi) karena berusaha melawan saat hendak ditangkap”.

Selanjutnya, kedua Jurnalis ABC News Australia Hyden Cooper dan Lisa Main berhasil mengunjungi Papua Pada bulan Juli 2012 kemarin.  Kedua jurnalis mengungkap telah menjumpai banyak orang di Papua.

Ada banyak fakta diungkap salah satu yang menggegerkan disoroti adalah Densus 88, Unit kontra terorisme Indonesia yang dibentuk berdasarkan kerja sama AFP (Australian Federal Police) dan pejabat POLRI (Kepolisian Republik Indonesia) untuk kepentingan pemberantasan terorisme.

Bagian dari kebijakan kontra-terorisme Densus tidak hanya kepentingan Indonesia saja, Densus 88 juga bagian dari kepentingan Australia. Faktanya logo Densus 88 berdasarkan Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/756/X/2005 tentang Pengesahan Logo Densus adalah angka korban jiwa 88 orang asing yang mana paling banyak saat itu adalah warga Negara Australia pada peristiwa Bom Bali tahun 2002 silam.

Berlogo burung hantu (predator), menjadikan Densus 88 adalah pasukan elit pemangsa yang diarahkan untuk menumpas jaringan perkembang-biakan teror di Indonesia sampai ke akar – akarnya.

Pengaruh ancaman terorisme di Indonesia membuat Australia juga merasa tidak nyaman, bisa dikata mengancam Indonesia juga ancaman terhadap Australia. Mengimbangi impact teror, respon Pemerintah Australia adalah melalui AFP untuk men-support kekurangan yang ada pada POLRI termasuk dalam hal ini pembentukan unit khusus anti-teror Densus 88.

Menurut sumber, AFP memberikan pelatihan dan mendanai unit khusus anti –teror POLRI (Densus 88), sumber AFP pada session interview mengatakan antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 $.314.500 dalam bentuk kendaraan bermotor penyediaan sarana telekomunikasi dan peralatan computer diberikan kepada POLRI untuk kepentingan anti-terori termasuk juga memberikan bantuan peralatan persenjataan, Senapan serbu type colt M4 5,56 MM dan laras New Styr AUG yang saat ini digunakan Densus 88.

Sepak terjang pasukan elit ini cukup signifikan, berbagai pelaku atau tersangka teroris, sebut saja Nordin M. Top, Imam Samudra termasuk Dr. Azhari dan jaringannya berhasil ditumpas baik hidup maupun mati. Keterampilan mengelolah kerja sama yang baik dengan operator seluler juga jaringan internet membuat Densus 88 termasuk dalam jajaran pasukan elit terbaik.

Pelibatan Densus 88 di Papua

Sumber – sumber transparan telah mengungkap dalam melancarkan operasi kontra- terorisnya, Densus 88 diduga tidak menggelar operasi kontra teroris melainkan juga menyebarkan sayap operasi hingga non terorism, salah satunya operasi terhadap kelompok yang dituduh separatis Papua Merdeka (Papuan Movement Freedom) di Propinsi Papua dan Papua Barat. Berbagai aktifis pejuang non-kekerasan yang diprioritaskan (spionase) agen intelijen kemungkinan telah menjadi target Densus 88 dalam operasi – operasi rahasiannya.

Sebuah sumber mengungkap, pada Desember 2009 operasi pasukan elit ini berhasil menembak mati tokoh utama TPN/OPM Kelly Kwalik di Timika, Papua.  Ikon pejuang kemerdekaan Papua ini menurut beberapa sumber mengatakan bahwa “korban ditembak mati karena berusaha melawan petugas”, sebelumnya berbagai tuduhan diarahkan terhadap korban akibat berbagai insiden bersenjata di areal tambang Amerika Freeport Mac-Moran. Tetapi setelah kematian yang bersangkutan, drama kekerasan tidak perna surut di areal explorasi tambang emas dan batubara milik Freeport Mac-Moran.

Tiga tahun setelah mengeksekusi Kelly Kwalik, pada pagi Kamis, 14  July 2012 di Perumnas III Waena Abepura, rentetan tembakan senjata api terdengar memecah pagi yang cerah itu.

Mako Tabuni tokoh karismatik KNPB harus merenggang nyawa diterjang peluru – peluruh laras super canggih milik anggota POLRI. Trauma psikis memaksa banyak saksi mata pada pagi itu tidak berani untuk mencerita apa yang dilihat terjadi pada pagi itu terhadap korban, terkesan tidak banyak media nasional Indonesia yang berani mengungkap fakta sesungguhnya yang terjadi hari  itu kecuali merilis pernyataan para pejabat kepolisian republik Indonesia.

Mako Tabuni menggenggam senjata api pistol dan berusaha melawan Polisi, Mako Tabuni adalah orang yang di cari dalam kaitan kasus tertembaknya warga Negara Jerman Dietmar Pieper di pantai Base – G Jayapura”, adalah rangkaian tuduhan yang menjadi pernyataan POLRI terhadap korban Mako Tabuni.

Saat – saat terakhir ini tidak pernah ada pembelaan atau klarifikasi dari pihak KNPB mengenai tuduhan POLRI terhadap Mako Tabuni atau jika KNPB adalah organisasi kekerasan maka POLRI tidak hanya menembak mati seorang Mako Tabuni tetapi organisasi dan pengurus KNPB bisa dituntut sesuai hukum tetapi nyatanya tidak.!

Aksi Australia

Jurnalis ABC News Hyden Cooper dan Lisa Main pada suatu kesempatan dalam temu dialog interaktif di media ABC News secara transparan mulai mengangkat hasil kunjungan mereka di Papua. Banyak orang di Papua membuat laporan journalistic tentang keterlibatan Densus, 88 tentang skuad anti-terorisme yang di danai pemerintah Australia ini telah melancarkan kampanye berdarah terhadap aktifis Papua.

Mentri Luar Negri Australia Bob Carr akhirnya mengakat bicara dan mengatakan, Australia melatih pasukan Desnus 88 karena ingin Indonesia punya kapasitas anti-terorisme yang kuat, “tapi bukan untuk menumpas pemberontak”, kami telah meminta Indonesia untuk melakukan pengusutan terhadap kematian Mako Tabuni.

Sementara itu partai hijau Australia mengatakan, “tidak ada checks and balances yang memadai tentang bagaimana pelatihan dan peralatan AFP digunakan, AFP sebaiknya berhenti melatih satuan – satuan anti terorisme di Indonesia sampai investigasi dilakukan atas pelanggaran HAM di Papua.

Respon Indonesia

Anggota Komisi I DPR RI Tubagus mengatakan bahwa pernyataan Mentri Luar Negri Australia bisa menyuburkan separatis, Mako Tabuni adalah urusan dalam negri Indonesia, tidak perlu Australia mencampuri.

Pihak Kedutaan Besar Indonesia di canbera Australa mengatakan, mengirimkan pasukan ke berbagai daerah di Indonesia adalah hak pemeritah Indonesia selama masih mengikikuti prinsip dasar Hak Asasi Manusia, Kedutaan juga menyampaikan penting untuk menjaga kedaulatan Indonesia sementara kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan akan ditangani secara hukum.

Peneliti LIPI Adriana Elisabeth mengatakan, investigasi jurnalis Australia perlu juga dilakukan oleh POLRI terhadap berbagai kasus kekerasan di Papua.  Saat ini sebagian besar kasus kekerasan yang terjadi terhadap warga sipil di Papua tidak pernah ditemukan pelaku yang bertanggungjawab untuk dibuktikan ke Pengadilan yang adil.

Satuan – satuan keamanan organik Indonesia baik, TNI, POLRI juga INTELIJEN telah banyak ada di Papua tetapi tidak ada yang mampu mengungkap atau menetralkan iklim kekrasan yang ada di Papua.

Situasi makin tidak menentu ketika aparat keamanan terutama POLRI juga menjadi korban kekerasan, padahal satuan – satuan keamanan di Papua telah diback–up juga oleh satuan keamanan non-organik milik Negara.

Satuan – satuan keamanan ini juga dirasa kurang oleh Negara sehingga Densus 88 telah dipastikan untuk ikut menggelar operasi anti-terorisnya yang diarahkan kepada aktifis dan warga sipil Papua yang dituduh separatis.

 

Penulis adalah aktifis di Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku Lakukan Sidak ke Sejumlah SPBU...

0
"Selain menggandeng Pemprov, Pemda, dan aparat untuk melakukan pengawasan, kami juga turut mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi penggunaan BBM tepat sasaran. Jika masyarakat menemukan adanya penyalahgunaan dalam distribusi BBM terutama BBM subsidi, agar dapat dilaporkan ke pihak berwenang,” ujar Sunardi.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.