ArsipKeaslian SK Pelantikan Paulina Watofa Sebagai Dekan FK Uncen Dipertanyakan

Keaslian SK Pelantikan Paulina Watofa Sebagai Dekan FK Uncen Dipertanyakan

Minggu 2015-02-01 07:27:23

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Mamta, Onesimus Banundi, mempertanyakan surat Gubernur Papua tertanggal 25 November 2014, tentang pelantikan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen) atas nama dokter Paulina Watofa, yang dinilai sejumlah pihak sebagai surat palsu.

“Mestinya bukan Pembantu Rektor (PR) I yang menyebutkan surat Gubernur itu palsu, tapi seharusnya Gubernur sendiri yang mengatakan, karena surat itu Gubernur yang tanda tangan bukan PR I atau Rektor,” ungkap Onesimus, saat memberikan keterangan pers, di Hotel Green Abepura, Jayapura, Papua, Sabtu (31/1/2015) siang.

 

Menurut Onesimus, memang ada surat pemberhentian sebelumnya dari Rektor, namun ada juga surat dari Gubernur untuk mengangkat dokter Paulina untuk kembali menjadi dekan di Fakultas Kedokteran Uncen.

 

Lanjut Onesimus, semua kebijakan di Uncen dibuat untuk mencerdaskan anak-anak Papua, secara khusus yang sedang mengikuti studi di Fakultas Kedokteran. (Baca: Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Uncen Diduga Gelapkan Dana Rp. 15 Miliar).

 

“Fakultas kedokteran itu dibangun untuk orang Papua, bukan orang non-Papua, jadi kita harus tau itu. Jadi teman-teman non-Papua mengerti saja, jangan buat hal-hal aneh untuk menghasut mahasiswa untuk melakukan demonstrasi,” ujar Onesimus lagi.

 

Beberapa waktu lalu, kata Onesimus, DAD Mamta telah menelusuri beberapa masalah-masalah yang terjadi di Fakultas Kedokteran Uncen, dan ternyata dosen-dosen di Fakultas Kedokteran Uncen tidak melakukan tugasnya dengan baik. (Baca: James Timothy: Kami Diancam Mantan Dekan FK Uncen).

 

Karena itu, lanjut Onesimus, mahasiswa kembali melakukan demonstrasi pada tanggal 4 Desember 2014, untuk meminta kepada dosen-dosen dapat mengajar dengan baik, bukan demo kepada Paulina Watofa.

 

“Mahasiswa kedokteran kurang lebih 300 orang melakukan demo karena tidak lulus ujian, malah sekarang dosen-dosen tersebut melakukan mogok kuliah semua ini harus dipertanyakan,” ujarnya.

 

Sementara itu, Martinus Wasouwty, Sekertaris Ikatan Yokari mengatakan, dosen cuma cari-cari alasan dan sebenarnya dalang dari kekacauan di kampus Fakultas Kedokteran Uncen. (Baca: Mantan Dekan FK Uncen Intervensi, Dosen dan Mahasiswa Mogok Kuliah).

 

“Dosen-dosen ini ada maksud apa kalau mau cari makan yang cari makan saja, tidak usah buat mahasiswa susah,” ujar Martinus. 

 

Sebelumnya, seperti diberitakan media ini, sejumlah dosen bersama mahasiswa Fakultas Kedokteran Uncen, kembali gelar aksi demonstrasi karena dekan lama terus melakukan intervensi dan melancarkan ancaman kepada sejumlah dosen dan mahasiswa. 

 

Para dosen dan mahasiswa bahkan mengaku diancam oleh mantan dekan FK Uncen, Paulina Watofa, dengan ancamannya melalui Short Message Service (SMS), bahkan diancam langsung. 

 

"Saya secara pribadi sudah menerima SMS ancaman, bahkan ancaman yang nyata sudah saya alami, dan laporannya sudah masuk ke polisi pada tangggal 15 Oktober 2014 lalu," kata salah satu dosen FK Uncen, dr. James Timothy, SP.A, saat bertatap muka dengan para mahasiswa di kampus FK Uncen, Rabu (14/1/2015).

 

“Apa yang diberitakan oleh koran Cenderawasih Pos (Cepos) di rubrik Hotline edisi 15 Oktober 2014, itu adalah betul, bahwa kami terus diancam oleh ibu mantan dekan,” kata James.

 

“Itu bukan hanya intervensi, tetapi sudah ancaman terhadap keluarga saya dan anak-anak saya yang dilakukan oleh mantan dekan FK Uncen. Dan saya pikir ini perlu disampaikan kepada seluruh mahasiswa dan dosen,” tuturnya. (Baca: Mantan Dekan FK Uncen Intervensi, Dosen dan Mahasiswa Mogok Kuliah)

 

Menyikapi hal tersebut, ia meminta kepada Rektor Uncen untuk segera mengambil tindakan tegas.

 

"Pimpinan kami saat ini adalah Plt Dekan, tetapi bila ada surat-surat lain yang berusaha diterbitkan dengan masih mengatasnamakan dekan itu tidak sah dan ilegal, sehingga harus ditindak tegas secara hukum," ujar James.

 

Editor: Oktovianus Pogau

 

MIKHA GOBAY

Print Friendly, PDF & Email

Terkini

Populer Minggu Ini:

IPMI-J Kota Studi Jayapura Bekali 42 Anggota Baru

0
“Adik-adik harus menulis kreatif. Banyak hal dari daerah Intan Jaya yang adik-adik bisa tulis. Tidak perlu rasa minder atau takut salah, dan lain-lain. Kalau terus mencoba pasti bisa. Hasil tulisan adik-adik bisa juga dikirim ke media untuk diterbitkan,” ajaknya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.

error: Content is protected !!