ArsipPdt. Socratez Sofyan Yoman “Ditantang” Tulis Buku Kegagalan UP4B

Pdt. Socratez Sofyan Yoman “Ditantang” Tulis Buku Kegagalan UP4B

Sabtu 2013-03-02 14:04:45

PAPUAN, Jayapura — Salah satu peserta diskusi yang hadir dalam peluncuran buku karya Pdt. Socratez Sofyan Yoman, meminta agar penulis dapat juga menyoroti kegagalan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) di tanah Papua Barat.

“UP4B juga telah gagal, semua rakyat Papua telah menolak, karena itu kami sarankan bapak supaya tulis buku kegagalan UP4B secara khusus,” ujar Wim Medlama, Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB), saat memberikan pandangannya, dalam sesi diskusi peluncuran buku “Otonomi Khusus Papua Telah Gagal”, Sabtu (2/3/2013), di Aula Sekolah Tinggi Teologia (STT) Isak Samuel Kijne, Abepura, Papua.

Menurut Wim, kehadiran UP4B justru semakin memuluskan pendropingan militer, baik organik maupun non-organik ke seluruh tanah Papua, dan sama sekali tidak memberikan manfaat positif bagi rakyat Papua.  

“Kegagalan Otsus juga dapat kita lihat dari ruang demokrasi yang ditutup sangat rapat. Kalau kami mau aksi, Polisi tidak pernah memberikan ijin, padahal surat pemberitahuaan aksi telah kami layangkan,” jelas Wim.

Sementara itu, Saul Bomay, salah satu mantan tahanan Politik memberikan apresiasi atas usaha Pendeta Yoman menulis buku tentang kegagalan Otonomi Khusus,  yang menurutnya Otsus juga telah ditolak oleh ribuan rakyat Papua bersama Dewan Adat Papua di tahun 2005.

“Ada dua solusi yang bisa kita ambil saat ini, digelarnya perundingan internasional antara negara yang bersengketa, termasuk Papua yang menjadi korban, dan yang berikutnya digelar referendum di tanah Papua,” tegas Bomay.

Bomay juga pesimis dengan usaha dialog Jakarta – Papua yang dikampanyekan beberapa tokoh agama, sebab menurutnya model dialog tersebut hanya akan membicarakan soal pembangunan dan perbaikan Otsus di tanah Papua.

Sementara itu, salah satu tokoh perempuan, mama Ani Mandosir menilai buku karya pendeta Yoman telah menginspirasi banyak orang Papua untuk terus memperjuangkan keadilan dan kedamaiaan di tanah Papua.

Dalam kesempatan tersebut, mama Mandosir juga mengajak seluruh perempuan Papua untuk memperhatikan kelahiran generasi muda Papua, agar dikemudian hari dapat melahirkan generasi muda Papua yang pintar dan cerdas.

“Disamping pintar dan cerdas, orang Papua juga harus memiliki moral yang baik, agar berhasil dalam perjuangan untuk kedamaiaan di tanah Papua,” ujarnya.

Sementara itu, Pdt. Yoman, penulis buku “Otonomi Khusus Papua Telah Gagal” mengaku buku tersebut merupakan buah karyanya yang ke-12, dan telah menulis berbagai buku sejak 10 tahun lalu.

“Buku ke-13, 14, dan 15 akan diluncurkan juga dalam waktu dekat, saya mengajak seluruh rakyat Papua untuk mengikuti acara peluncuran buku  tersebut, sekalian melihat toko buku saya yang baru,” ajak Yoman.

Rencananya, tiga buku baru berikutnya akan diluncurkan di toko buku Yoman Ninom, yang tertelak di jalan Tabi Tobati, No. 001, Kotaraja Luar, Papua.

OKTOVIANUS POGAU    

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.