Melawan Lupa; Penculikan dan Pembunuhan Theys H. Eluay Oleh Kopassus Bermotif Politik (Bagian III)

1
3969

Pada 11 November 2001, tepatnya 13 tahun yang lalu, Pemimpin Besar Bangsa Papua Barat, Dortheys Hiyo Eluay, ditemukan tewas di Kilo Meter 9, Koya, Muara Tami, Jayapura. Belakangan diketahui, Komando Pasukan Khusus telah menculik dan membunuhnya. Dibawah ini laporan lengkap bagian ketiga yang disusun Elsham Papua.

Oleh: Elsham Papua*

Sabtu, 10 November 2001 pagi, sekitar pukul 09.00 Wit, ada dua orang berkunjung di salah satu Kampung dekat ditemukannya mayat Theys Hiyo Eluay. Mereka memakai kendaraan jenis Starwagon jurusan Abepura – Koya Barat 5 kilometer.

Kedua orang tersebut mengaku kepada masyarakat setempat bahwa mereka adalah agen intelejen dari Kepolisian Daerah Irian Jaya. Ketika ELS-HAM Papua meminta konfirmasi, warga setempat mencoba mengidentifikasi kedua “intel” tersebut bahwa satunya seperti orang Ambon dan yang satunya seperti orang Jawa.

Maksud kedatangan mereka adalah untuk bertemu dengan Komandan Satgas Papua (AR), sekaligus ingin melihat bagaimana keberadaan Satgas Papua di kampung tersebut.

ads

Informasi yang dibutuhkan kedua intel itu berkaitan dengan: (1) keaktifan Satgas hingga sekarang menjelang 1 Desember 2001; (2) jumlah anggota Satgas Papua di kampung Skouw: (3) jumlah Kepala Keluarga.

Kedua intel juga meminta informasi tentang keberadaan para tokoh pro merdeka di Kampung Skouw, apakah ada yang masih aktif atau tidak.

Pada 10 November 2001 pukul 20.30 Wit, malam seorang warga (IN) dari kampung Skouw, hendak berburu di sekitar lokasi ditemukannya mayat Theys Hiyo Eluay, tiba-tiba ia di hadang oleh tiga anggota Kopassus (Agus, Yadi, dan Sanusy) dengan memakai kendaraan Super Kijang.

Saat itu juga terlihat Danpos Kopassus Transat memakai Vespa, dan seorang anggota lagi memakai motor Trael. Seperti biasanya, sebelumnya (IN) berangkat berburu ia sudah lapor ke Pos Kopasssus di Desa Skow Sae (Transat) perumahan pansiunan TNI, yang dihuni oleh transmigrasi dari luar Papua maupun transmigrasi lokal.

Dengan kejadian tersebut (IN) tidak sempat berburu dan langsung pulang dan tiba kampung Skouw kurang lebih pukul 23.30. Menurut (IN) kepada ELS-HAM Papua bahwa situasi malam itu sepertinya ada sesuatu yang aneh karena kelihatan mereka sangat sibuk. Tidak seperti bisanya, pos jaga saja ditinggalkan. Semua anggota Kopassus dikerahkan untuk siaga.

Investigasi ELS-HAM Papua, di sekitar lokasi ditemukannya almarhum Theys menunjukkan keanehan. Yang jelas, para “penculik” dengan leluasa bergerak pada malam itu (lihat juga peta penculikan).

Baca Juga:  Freeport dan Kejahatan Ekosida di Wilayah Suku Amungme dan Suku Mimikawee (Bagian 4)

Dari sketsa (peta) penculikan, mulai dari Markas Satgas Tribuana Kopassus, Hamadi, lokasi penculikan hingga tempat kejadian perkara (TKP) di Koya Tengah sangat jelas sekali para “penculik” dengan leluasa melewati sekitar 13 pos keamanan ataupun instalasi militer dan Polisi yang ada di Jayapura dan sekitarnya.

Keterangan Para Saksi

Sabtu, 10 November 2001 sekitar pukul 10.30 Wit, Komandan Satgas Tribuana (Kopassus) Kol. Inf. Hartomo datang sendiri menjemput almarhum Theys Hiyo Eluay, Ketua Dewan Presidium (PDP) di rumah dengan membawa kado Natal buat almarhum yang berisi baju kameja lengan pajang warna putih.

Almarhum Theys Hiyo Eluay berangkat dari rumah menuju Hotel Matoa sekitar pukul 11.00 Waktu Papua. Tujuannya, mengikuti rapat Presidium Dewan Papua (PDP ) di Hotel Matoa, Jayapura.

Sekitar pukul 18.00 almarhum Theys sempat menelepon isterinya di rumah Sentani, bahwa dirinya langsung ke Hamadi untuk megikuti acara resepsi di Markas Kopassus Tribuana.

Sekitar pukul 18.30, almarhum Theys dan sopirnya Aristoteles Masoka (23 thn) tiba di tempat acara resepsi peringatan Hari Pahlawan 10 November di Markas Kopassus Tribuana Hamadi, Kecamatan Jayapura Selatan, Kotamadya Jayapura.

Walau acara resepsi sedang berlangsung, sekitar pukul 21.30 Wit, almarhum Theys pamit pulang ke Sentani bersama sopirnya Aristoteles Masoka atau sering di panggil Aris dengan mobil pribadi almarhum bernomor polisi B 8997 TO.

Selang beberapa menit kemudian, sekitar pukul 22.10, sopir telepon dengan Handphone kepada Yaneke Ohee (40 thn) isteri almarhum Theys Hiyo Eluay, beritanya: “Kami sedang dihadang dan di sandera”.

Isteri-nya bertanya siapa yang sandera kamu? Sopir hanya menjawab, “Mama tolong beritahukan kepada bapak-bapak pendeta, jemaat, tolong doakan kami. karena saya dengan Bapak dalam keadaan bahaya! Kita punya Allah Papua itu Hidup!”. Dan suara telepon terputus hilang.

Di sekitar lokasi Perumahan Pemerintah Daerah (Pemda) I Entrop-Jayapura, ada saksi yang melihat aksi penculikan terhadap Theys Hiyo Eluay. Menurut saksi ini, kira-kira pukul 21.45, mereka melihat sebuah kendaraan kijang yang berwarna gelap menghadang sebuah mobil kijang yang juga warna sama gelap (kemudian diketahui kendaraan itu milik alm. Theys H. Eluay).

Jarak pandang 2 meter, terlihat jelas tiba-tiba dua orang non-Papua, rambut lurus-pendek, berbadan kekar, warna kulit terang dan berpakaian hitam, turun dari kendaraan yang menghadang itu lalu memukul sopir Theys kemudian mencoba menarik sopir Theys keluar pintu.

Baca Juga:  Mengungkap January Agreement 1974 Antara PT FI dan Suku Amungme (Bagian II)

Sopir Theys tetap memegang setir mobil dengan kuat, sehingga salah satu diantara kedua orang itu mendorong sopir alm. Theys ke dalam mobil dan naik mengambil alih setir langsung jalan.

Pada saat itu mereka (saksi) melihat sebagian kaki dari sopir itu tergantung di luar mobil yang sedang dilarikan ke arah Abepura.

Pada pukul 21.50 saksi lain yang membawa Aristoteles Masoka (23) sopir alm. Theys, bahwa sekitar 50 meter dari lokasi penculikan, saat mereka meluncur dari arah Abepura ke Jayapura dengan menggunakan mobil Carry (taksi/angkutan umum), melihat ada seseorang yang tergantung di sebuah mobil kijang berwarna gelap yang sedang melaju dari arah Jayapura ke Abepura.

Saat itu sempat macet akibat kejadian tersebut. Melihat kejadian tesebut, maka sopir mobil Carry memberhentikan mobilnya sambil menyaksikan apa yang sedang terjadi.

Setelah mobil kijang yang membawa orang yang tergantung itu lewat, dan terlihat berhenti pada jarak kurang lebih 50 meter, tiba-tiba orang yang tergantung itu terlepas jatuh dari mobil kijang dan berlari minta tolong kepada mereka (saksi).

Setelah orang itu dekat, mereka ketahui bahwa dia adalah sopir alm. Theys Hiyo Eluay. Mereka (para saksi) langsung membawa sopir Theys dan melaju ke arah Jayapura.

Selama dalam perjalanan, sopir Theys menjerit dan minta supaya dia diantar ke Markas Satgas Tribuana Kopassus di Hanurata-Hamadi. Atas permintaan Aristoteles (sopir alm. Theys), maka para saksi mengantar dia sampai di Markas Satgas Tribuana, Kopassus di Hamadi.

Mereka (para saksi) menurunkan Aristoteles sekitar 5 meter dari pintu masuk ke Markas/Satgas Kopassus dan saat itu mereka (para saksi) melanjutkan perjalanan ke Jayapura.

Salah seorang saksi mata yang diundang sebagai penerima tamu pada acara peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2001 yang dihadiri oleh alm. Theys Hiyo Eluay, menerangkan kepada ELS-HAM bahwa kira-kira pukul 22.10 atau selang kurang lebih tiga puluh menit setelah alm. Theys Hiyo Eluay pulang, dia disuruh oleh beberapa anggota Kopassus untuk membereskan ruangan.

Saat itu dia melihat seseorang masuk dirangkul oleh lebih dari dua orang anggota Kopassus dari arah pintu masuk menuju ke ruangan prajurit.

Ketika itu orang yang dirangkul itu menangis dan berkata” aduh…kalau ada apa-apa nanti saya yang bertanggung jawab kepada ibu. Ini mobil hilang, bagaimana ini”.

Baca Juga:  Politik Praktis dan Potensi Fragmentasi Relasi Sosial di Paniai

Melihat kejadian itu, anggota Kopassus langsung menyuruh kami pulang dari tempat tersebut pada saat itu juga. (Orang itu kemudian dikenal sebagai Aristoteles, sopir Theys Eluay).

Minggu, 11 November 2001, pukul 09.00, keluarga menerima telepon dari Arthur Tombun, mantan Kapolsek Sentani yang memberitahukan bahwa mobil Theys Eluay ditemukan di Km 9 Desa Koya Kecamatan Abepura.

Pukul 14.35, tim investigasi ELS-HAM Papua, Polres Papua, Presidium Dewan Papua (PDP), LBH Jayapura, dan para wartawan berangkat ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Sampai di lokasi ditemukan jenasah Theys di jok mobilnya dalam posisi duduk terletang dan kedua kakinya memanjang ke depan. Di bagian pusat perutnya ada bekas goresan merah lembab.

Lidahnya keluar tergantung. Ketika tim investigasi mencoba mengamati kondisi tubuh yang sekarat itu secara detail, aparat keamanan buru-buru menaikkan jenasah Theys ke mobil Ambulans menuju Rumah Sakit Umum Dok II Jayapura.

Operasi evakuasi mayat Theys di Tempat Kejadian Perkara (TPK) langsung di pimpin oleh Kapolres Jayapura, AKBP Drs. Daud Sihombing. Sopir pribadi Theys, Aristoteles Masoka (23 thn) juga diculik, hingga saat laporan diturunkan, belum ditemukan keberadaannya.

Pukul 16.15, di kota Sentani tempat kediaman almarhum terjadi amuk massa karena mendengar berita kematian Theys yang tidak wajar itu. Masyarakat yang sangat marah itu membakar 2 buah toko, 2 buah bank, 1 Apotek, dan 1 hotel. Untuk meredam aksi massa itu, aparat keamanan melepaskan beberapa kali tembakan.

Rabu, 14 November 2001, menurut hasil otopsi dokter dari Lembaga Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia No. 200/IBS/SB/2001 menyatakan bahwa kematian Theys Hiyo Eluay tidak wajar dicurigai oleh karena pencekikan/pembengkakan. (BERSAMBUNG)

Baca juga laporan bagian I: Melawan Lupa; Penculikan dan Pembunuhan Theys H. Eluay Oleh Kopassus Bermotif Politik (Bagian I)

Baca juga laporan bagian II: Melawan Lupa; Penculikan dan Pembunuhan Theys H. Eluay Oleh Kopassus Bermotif Politik (Bagian II)

Laporan ini dibuat oleh Elsham Papua, dan diterbitkan pada 13 Desember 2001. Judul aslinya “Laporan Awal Penculikan dan Pembunuhan Theys Hiyo Eluay Terencana dan Bermotif Politik”. Laporan ini diedit ulang oleh Oktovianus Pogau. Untuk mengetahui lebih jauh lembaga Elsham Papua silakan kunjungi website lembaga “Elsham Papua”

Artikel sebelumnyaJokowi Akan Diberi Daftar Kasus HAM Papua
Artikel berikutnyaPeserta Ujian Nasional Kota Jayapura Capai 13.000 Siswa