Siapa Pelaku Pembunuhan Ketua KNPB Sorong Raya; Ini Analisisnya (Bagian II)

0
2376

Para pelaku yang membuang jenazah Almarhum Marthinus Yohame ini entah segaja atau tidak, justru membuang jenazah di depan Tanjung Kasuari.

Oleh: Catatan Isi Pikiran*

Sudah pasti arus laut, yang mengarah dari Tanjung Kasuari menuju kota Sorong, membawanya, sehingga ditemukan. Yah, ditemukan setelah hanyut sejauh 10,8 km di Pulau Nana dekat Doom.

Dengan demikian, siapa pun pelakunya, maka ada dua kesimpulan yang bisa diambil dari data-data ini.

Tempat kejadian: pelaku harus menggunakan kapal/perahu dan berada paling kurang sejauh 11 Km dari tempat ditemukannya Jenazah, yakni di sekitar pulau-pulau antara Tanjung Kasuari, Pulau Doom dan Pulau Nana.

ads

Waktu, dalam kurun waktu 2×24 jam, hingga waktu penemuan. Yakni antara 07:00 WIT, 24 Agustus 2014 hingga 07:00 WIT, 26 Agustus 2014. Siapa yang memenuhi kualifikasi tempat dan waktu tersebut di atas, patut dicurigai sebagai pelakunya.

Ini adalah kesimpulan yang dapat kita ambil dari pengamatan luar, yakni faktor bau jenazah dan didukung oleh data arus laut di depan kota Sorong. Untuk itu, perlu adanya investigasi yang independen untuk mengungkapkan kasus ini.

Hal berikut yang memunculkan pertanyaan adalah wadah yang digunakan guna memasukan jenazah, yakni karung goni.

Baca Juga:  Menghidupkan Kembali Peran Majelis Rakyat Papua

Saat ini, produksi karung goni sedang menurun, dan bahkan banyak pabriknya tutup. Hal ini karena para petani yang menanam rosela, sebagai bahan utama pembuatan serat goni, sudah mengalihfungsikan lahannya.

Mereka menanam tanaman lain. Bahkan pabrik karung goni di Pulau Jawa, banyak yang tutup dan atau mengalihkan bahan bakunya, menjadi menggunakan biji plastik.

Saat ini pabrik karung goni, hanya terdapat di wilayah Jawa Tengah (Klaten) dan Jawa Timur – Mojokerto, sebelumnya, berada di Surabaya. Produksinya pun menurun, hanya kurang lebih 1 juta karung goni.

Berbagai produk kemasan pada saat ini, lebih menyukai menggunakan karung plastik daripada karung goni. Terutama untuk bahan makanan, semisalnya beras dan gula. Hal ini, karena selain berharga murah, jenis karung plastik memiliki kelebihan dari karung goni.

Penelitian dari DIMAR WIGANTI, dari IPB Bogor, di tahun 2009, menunjukan kelebihan dari karung plastik dibanding karung goni terhadap serangan serangga dan kerusakan fisik memberikan kesimpulan sebagai berikut: “dapat mempertahankan ransum dari serangan serangga sampai penyimpanan 8 minggu, sedangkan kemasan karung plastik sampai penyimpanan 4 minggu, dan kemasan karung goni sampai penyimpanan 2 minggu.”

Baca Juga:  Papua Sedang Diproses Jadi Hamba-Nya Untuk Siapkan Jalan Tuhan

Karung goni saat ini, lebih banyak digunakan untuk keperluan cengkeh dan kopi. Ini biasanya bisa kita temukan pada daerah-daerah sentra kopi dan cengkeh.

Untuk tanah Papua sendiri, karung goni, pada waktu terdahulu, memang banyak terdapat digunakan di tanah Papua, yakni sebagai wadah penampung jatah beras pegawai negeri.

Namun sewaktu ditemukan karung plastik, maka hal ini kemudian dialihkan oleh saat ini dengan menggunakan karung plastik. Yah, karena lebih murah, dan lebih bisa terjaga dari serangan hama. Bulog menggunakan karung plastik putih dengan tulisan resmi.

Sehingga dapat dikatakan bahwa di wilayah Papua, untuk saat ini, karung goni, nyaris tidak ada. Hal ini karena kedua industri, yang menggunakan karung goni, yakni cengkeh dan kopi, tidak terdapat tanah Papua.

Bahkan, di daerah Trans Sorong, yang dihuni oleh para petani asal Jawa, karung goni juga tidak dapat ditemukan.

Sebab produk pertanian mereka, hampir hanya berupa rica, tomat, ketimun, dan lain sebagainya. Ini dapat kita simpulkan dari, semisalnya video youtube anak SMU 1 Aimas Kabupaten Sorong, yang mayoritas anak petani asal Jawa, yang ketika melakukan lomba balap karung, pada tahun 2013, sewaktu berekreasi dengan menggunakan karung  plastik. Mereka tidak mendapatkan karung goni.

Baca Juga:  Hilirisasi Industri di Indonesia: Untung atau Buntung bagi Papua?

Hal ini sangat berbeda dengan berbagai pulau di Nusantara. Pada waktu perlombaan balap karung, maka karung yang digunakan, benar-benar adalah karung goni.

Semisalnya sewaktu Jokowi melakukan balap karung di Jakarta, seluruh pesertanya menggunakan karung goni.

Kita juga bisa melakukan pencarian singkat di internet, maka akan kita temukan sebuah fakta, bahwa seluruh acara balap karung, yang dilakukan di luar Papua, menggunakan karung goni benaran.

Maka sebuah kesimpulan yang bisa diambil dari wadah yang digunakan, yakni karung goni, guna menyimpan jenazah almarhum Marthinus Yohame, bahwa pembunuhnya, menggunakan wadah yang amat jarang ditemukan di tanah Papua.

Sebagai sesama pengguna karung goni, seperti yang digunakannya dalam perlombaan 17 Agustusan di Jakarta, Jokowi memiliki beban moral, guna mengungkapkan siapa pelakunya.

Baca juga bagian I tulisan ini: Siapa Pelaku Pembunuhan Ketua KNPB Sorong Raya; Ini Analisisnya (Bagian I)

 

*Penulis pemerhati sosial, tinggal di Intan Jaya, Papua

Artikel sebelumnyaSeleksi 254 Pemain Sepakbola Pra PON Papua, 40 Dinyatakan Lolos
Artikel berikutnyaStop Pakai Senjata Tembak Sembarang OAP!