ArsipAnak Jalanan Tagih Janji Walikota Jayapura

Anak Jalanan Tagih Janji Walikota Jayapura

Rabu 2015-10-20 23:40:26

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Komunitas Anak Jalanan di kota Jayapura, Papua, meminta perhatian Walikota untuk tidak melupakan janji-janjinya sebelum dilantik beberapa tahun lalu.

“Sampai hari kami lihat Bapak Walikota sudah lupa dengan janjinya. Padahal, waktu ingin menjabat Walikota itu kita pernah dijanjikan tempat tinggal dan kesejahteraan. Tetapi, janjinya itu belum ditepati,” ujar salah satu anak yang sudah belasan tahun tinggal di kawasan bekas Pasar Ampera, Kota Jayapura, saat ditemui suarapapua.com belum lama ini.

Menurutnya, ia bersama teman-temannya sudah tidak diperhatikan, sementara tempat tinggalnya digusur oleh pemerintah daerah dengan alasan pembangunan kota layak anak.

 

“Tetapi kami dibiarkan begitu saja,” keluhnya.

Dalam beberapa kesempatan, Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano menyatakan bahwa tidak ada lagi anak jalanan di kota ini.

“Baru kami ini siapa? Kami dikejar oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja. Mereka usir kami dari tempat kami tinggal di pasar lama Ampera,” tutur penghuni jalanan itu.

Djenly Karubaba, salah satu pemerhati sosial mengaku prihatin dengan masalah yang dialami oleh anak-anak di jantung Kota Jayapura.

Karubaba mengharapkan ada perhatian bagi anak-anak jalanan. “Bukan uang dari pemerintah, tetapi mereka ini hanya membutuhkan perhatian dari pemerintah,” ujarnya.

Anak-anak ini, kata Karubaba, sangat membutuhkan perhatian khusus. Sebab, mereka memiliki latar belakang permasalahan dalam keluarga yang berbeda. Anak-anak terpaksa lebih memilih keluar rumah dan tinggal di jalanan.

Karubaba menilai realita anak-anak jalanan di jantung Kota Jayapura, adalah contoh kecil masih belum disentuhnya tangan pemerintah. Termasuk warga di kampung dan daerah terpencil yang belum mendapat perhatian.

“Bapak Walikota memang membangun keindahan kota dengan banyak taman. Tetapi kalau bisa perhatikan juga nasib anak-anak yang hilang dari kehidupan keluarga mereka,” pinta Karubaba.

Pada September 2015 lalu, Pemkot dengan kekuatan ekstra mengusir para penghuni jalanan. Kawasan pemukiman yang dibongkar itu sudah ada sejak tahun 80-an saat dibangunnya pasar Ampera yang kini ditempati anak jalanan.

Editor: Mary

HARUN RUMBARAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Tolak PSN, Sub Suku Moi Sigin Tegaskan Tolak PT FSP Group

0
“Kehadiran PSN akan memperburuk situasi masyarkat adat yang saat ini sedang memperjuangkan hak-hak mereka atas tanah dan hutan adat. Sejak tahun 2007, PT Inti Kebun Sejahtera beroperasi, kami masyarakat adat Moi tidak ada yang sejahtera, malah memiliki utang dengan jumlah ratusan hingga miliaran rupiah. Hal itu diakibatkan karena pengelolaan plasma yang buruk dan tidak transparan,” ujar Raymon.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.