ArsipPolisi Intimidasi Tiga Wartawan, Kapolresta Jayapura Minta Maaf

Polisi Intimidasi Tiga Wartawan, Kapolresta Jayapura Minta Maaf

Selasa 2013-11-26 14:08:15

PAPUAN, Jayapura— Terkait intimidasi yang dilakukan aparat Kepolisian Resort Kota Jayapura terhadap tiga kuli tinta, saat meliput aksi demo damai Komite Nasional Papua Barat (KNPB), siang tadi, Selasa (26/11/2013), di Waena, Jayapura, Papua, mendapat tanggapan dari Kapolresta Jayapura, AKBP. Alfred Papare, S.Ik.

Papare mengatakan, dirinya sama sekali tidak mengetahui ada anak buahnya yang melakukan intimidasi terhadap wartawan selama meliput di lapangan.

 "Memang pada kesempatan ini saya meminta maaf kalau memang ada anggota saya yang melakukan intimidasi terhadap wartawan di lapangan siang tadi. Karena intimidasi yang dilakukan itu situasional saja. karena masyarakat yang tidak tahu apa-apalah yang menjadi korban," tutur Papare kepada wartawan sore tadi, di perumnas III, Waena.

Wakapolda Papua, Paulus Waterpauw, saat dikonfimasi oleh wartawan di Rumah Sakit Dian Harapan saat melakukan kunjungan terehadap korban bentrokan dari massa KNPB, yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa ia akkan mengklarifikasi hal tersebut lebih lanjut.

"Terkait hal ini kami minta waktu untuk klarifikasi korban-korban yang diintimidasi oleh bawahan kami. Setelah itu nanti kami akan tindak lebih lanjut," kata Waterpauw kepada wartawan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, beberapa wartawan media loka maupun Nasional mengalami intimidasi dari aparat Kepolisian, tepatnya dibelakang kantor PTUN, Waena, Jayapura.

Adapun tiga jurnalis lokal Papua yang mengalami intimidasi, yakni, Aprila Wayar (tabloidjubi.com), Misel Gobay (SKH Suluh Papua), dan Arnold Belau (suarapapua.com), serta seorang wartawan nasional, Alvian Oru Maga (Antara).

OKTOVIANUS POGAU

Terkini

Populer Minggu Ini:

Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

0
“Keberhasilan kami sebagai perusahaan adalah ketika masyarakat di lingkungan sekitar area operasional meningkat taraf hidup dan kesejahteraannya. Kami terus bertumbuh dan berkembang bersama Papua hingga selesainya operasi penambangan pada 2041,” kata Tony.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.