KEEROM, SUARAPAPUA.com — Aktivitas mobil truk yang biasa melewati jalan kampung Ubiyau, membuat warga marah dan palang jalan kampung tersebut, lantaran jalan rusak tetapi tidak pernah diperbaiki.
“Kami sudah terlalu sabar dengan jalan yang sudah hancur dan tidak bisa dilewati oleh masyarakat di kampung ini,” ungkap Matius Isagi, salah satu warga yang sedang berada tepat di depan pos adat, kampung Ubiyau, distrik Arso, Keerom, Papua, Jumat (26/2/2016).
Menurut Matius, jalan tersebut sudah lama rusak dan biasa bikin susah masyarakat yang hendak bepergian ke kota, karena tidak ada ojek yang mau naik ke kampung yang letaknya cukup jauh dari kampung dan kadang kalau ada ojek yang naik harganya sangat mahal sekali.
“Kitong masyarakat di sini kalau mau turun ke ibukota kabupaten itu sulit, kalau ada anak-anak yang sakit kita binggung sekali mau bawa turun, karena jalan sudah rusak parah sekali, padahal setiap hari truk kayu lewat tong punya depan rumah, dong tra bisa bawa karang baru dong timbun. Mobil-mobil ini terlalu sekali,” ujarnya kecewa.
Keluhan sama diungkapkan suster Hermina Rumpedai (23), seorang tenaga medis dari Puskesmas Arso Kota yang ditugaskan di Pustu Kampung Ubiyau.
“Saya juga merasa terhambat untuk datang ke tempat pelayanan saya karena dengan jalan yang begitu hancur, apalagi saya sendiri yang bertugas di kampung Ubiyau dengan medan yang cukup parah dan jalan sangat rusak, membuat saya kadang terlambat sampai di kampung,’’ ungkap suster Hermina yang sering disapa Emmy.
Diakuinya, setiap hari banyak truk kayu yang melewati jalan ini, namun tak ada kesadaran ataukah memang sengaja merusak jalan warga ini.
“Kalau saya sedang berada di Pustu, kadang banyak sekali mobil pengangkut kayu yang lewat dengan begitu banyak muatan, dan beban terlalu berlebihan ini yang sering membuat jalan di kampung rusak parah,” kata suster Emmy.
HARUN RUMBARAR