Pemkab Jayawijaya Bantah Anggota Pol PP Aniaya Masyarakat di Wamena

0
2131

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Pemerintah Kabupaten Jayawijaya membantah pemberitaan salah satu media online di Papua mengenai meninggalnya seorang warga masyarakat komplek Baliem Cottage Wamena diduga diniaya oknum anggota Sat Pol PP dan anggota Polres Jayawijaya.

Bantahan itu disampaikan dalam jumpa pers Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melalui, Sekda Jayawijaya, Yohanes Walilo bersama Wakapolres Jayawijaya, Kompol Fransiskus Elosak, Kepala Sat Pol PP Jayawijaya, Rustam Haji di aula Sasana Wio Kantor Bupati Jayawijaya, Rabu (27/4/2016) siang.

Kasat Polisi Pamong Praja, Rustam menyatakan, kejadian tersebut terjadi Minggu (24/4/2016) malam sekitar pukul 22.00 waktu Papua, di mana ada sekelompok orang mabuk mendatangi Kantor Sat Pol PP Jayawijaya, Papua.

Lalu, sekelompok orang itu berteriak mencari soal dengan anggota Sat Pol PP yang sedang piket di kantor dan petugas Pol PP langsung menanyakan sekelompok orang itu.

“Ada apa? Lalu orang mabuk menantang petugas Pol PP katanya, kenapa. Kalian mau apa Sat Pol PP. Sehingga terjadi adu mulut dan ada aksi tamparan dari seorang anggota Sat Pol PP pada satu orang mabuk,” kata Rustam kepada wartawan.

ads
Baca Juga:  Forum Peduli Demokrasi Kabupaten Yahukimo Desak Pemilu di Dekai Diulang

Setelah itu, jelas Rustam, ada salah satu anggota Sat Pol tertua memberikan pengarahan pada orang mabuk dan disuruh pulang. Namun, dari tiga orang mabuk itu berlari ke arah berbeda, ada yang ke arah stadion pendidikan Wamena dan arah Baliem Cottage.

Sekitar 15 menit kemudian, lanjut Rustam, mendengar suara sekelompok masyarakat yang keluar dari Baliem Cottage yang dekat dengan kantor Sat Pol PP dan membawa alat tajam, berupa parang, panah dan batu lalu melakukan penyerangan ke kantor Sat Pol PP.

“Karena ada informasi ke saya, saya langsung laporkan ke Polres Jayawijaya. Saat anggota polisi tiba langsung dekat Baliem Cottage ada aksi baku lempar antara anggota dan masyarakat, namun tidak lama kemudian masyarakat melarikan diri. Ketika penggerebekan dilakukan, petugas kepolisian dan Sat Pol PP tidak menemukan satu pun masyarakat di rumah mereka,” tuturnya.

Kata dia, dalam pengerebekan hanya menemukan beberapa minuman lokal. Dan di salah satu rumah warga, rumahnya terkunci, sehingga dilakukan pendobrakan. “Ketika didobrak, petugas Sat Pol PP menemukan seorang warga yang sudah tidak sadarkan diri, entah itu mabuk berat atau kenapa tidak diketahui persis,” jelasnya.

Baca Juga:  Penyebutan Rumput Mei Dalam Festival di Wamena Mendapat Tanggapan Negatif

Karena melihat seseorang itu tidak sadarkan diri, kata Rustam, petugas Sat Pol PP bersama anggota polisi membawa bersangkutan yang diketahui bernama Arnold Alua ke Rumah Sakit Wamena untuk mendapatkan perawatan.

“Keesokan harinya ketika dicek di rumah sakit, ternyata korban sudah meninggal dunia. Saya langsung melapor ke Bupati. Jadi, saat baku lempar itu tidak kami temukan adanya korban,” ungkap Rustam.

“Ketika korban dibawa ke rumah sakit, memang ada berkas atau tanda bekas darah kering di dahi korban, namun itu sendiri tidak tahu akibat baku lempar atau dianiaya sebelumnya oleh siapa, kami tidak tahu sebabnya. Jadi, tidak benar kalau anggota Sat Pol PP menganiaya korban,” tambahnya.

Sementara itu, Sekda Jayawijaya, Yohanes Walilo mengatakan, kepada masyarakat yang sekiranya tidak mengetahui persoalan ini secara jelas, tidak memberikan komentar di luarnya.

Baca Juga:  FPD Yahukimo Aksi di Kantor KPU Papua Pegunungan Tuntut Pleno Dibatalkan

“Saya harap semua pihak tidak memperkeruh suasana jika memang tidak mengetahui kejadian sebenarnya, mari kita semua sama-sama menjaga keamanan,” harap Sekda.

Soal aksi penggerebekan anggota, kata Sekda untuk mencari pelaku penyerangan kantor Sat Pol PP dan melakukan razia minuman lokal.

“Kalau masalah pembunuhan dekat Baliem Cottage itu, murni kriminal dan saat ini ditangani Polres Jayawijaya yang masih dilakukan pengejaran,” ucap Walilo.

Wakapolres Jayawijaya menjelaskan, jika semua pihak berpendapat bahwa korban meninggal karena dianiaya oleh oknum SatPol PP maupun polisi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

“Kami tidak bisa simpulkan apakah memang korban ini dianiaya atau tidak, karena dengan proses otopsi, kalau hanya visum saja tidak bisa karena itu bagian luar saja,” kata Elosak.

Wakapolres juga minta semua pihak agar dapat menahan diri, karena polisi sedang menyelidiki persoalannya.

 

Editor: Arnold Belau

ELISA SEKENYAP

Artikel sebelumnyaMasyarakat Adat Suku Marap Tarik Kembali Tiga Lahan Kelapa Sawit di Arso
Artikel berikutnyaPertemuan MSG Ditunda