Mahasiswa Undip Ciptakan Alat Dipping Puting Sapi Perah

0
2617

SEMARANG, SUARAPAPUA.com—  Tiga mahasiswa dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, Wiwik Purwaningsih, Rizky Fauziah dan Julianto ciptakan alat dipping puting sapi perah sebagai upaya dalam mencegah penyakit mastitis.

Di bawah bimbingan drh. Dian Wahyu Harjanti, PhD ketiga mahasiswa itu mencoba menciptakan alat yang berbeda untuk dipping puting Sapi yang diberinama Co-ETD (Comfortable Elastic Teat Dipping).

Melalui gagasan ini pula tiga mahasiswa tersebut akhirnya meraih Juara Harapan 2 diajang Agropico yang merupakan acara lomba karya tulis ilmiah tingkat mahasiswa seIndonesia yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makasar dan dilaksanakan pada 29 April – 2 mei.

Menurut Wiwik, alat yang mereka ciptakan ini berbeda dengan alat yang selama ini ada dipasaran, dimana alat dipping yang dipasarkan masih dalam bentuk tabung dimana kapasitas alat dipping tersebut hanya mampu menampung satu puting ambing dalam sekali proses dipping atau pencelupan.

Ia menjelaskan bahwa Co-ETD merupakan alat yang rancang menyerupai bentuk ambing CO-ETD selamatkan sapi perah dari mastiti sapi bagian putingnya, dimana sekali proses pencelupan dapat menampung 4 puting sekaligus.

ads

“Selain itu Co-ETD dilengkapi timer otomatis, dengan adanya timer ini peternak tidak harus melakukan perhitungan secara manual” jelas Wiwik seperti dilansir website resmi Universitas Diponegoro Semarang pada Selasa (17/5/2016).

Lanjut Wiwik, “Disisi lain, timer ini dapat berfungsi untuk menyeragamkan waktu dipping antar puting sapi satu dengan sapi lainnya”tambahnya .

Risky juga menambahkan bahwa Co-etd yang kami rancang, bukan hanya timer tetapi Co-ETD sudah dilengkapi dengan pegangan khusus dan terbuat dari dari bahan yang lentur sehingga membuat ternak nyaman. Kelebihan yang ada pada Co-ETD ini belum terdapat pada alat alat dipping yang sudah dipasarkan.

“Oleh karena itu, Co-ETD merupakan alat dipping modern yang dapat menjawab keresahan peternak terkait proses dipping pasca pemerahan yang dirasa kurang efisien waktu dan tenaga” ujar Risky.

Karya tulis tersebut berada dalam bimbingan drh. Dian Wahyu Harjanti, Ph. D selaku dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. drh. Dian sebagai pembimbing merasa bangga dengan keberhasilan anak bimbingannya.

“Meski tidak juara satu tapi mahasiswa kami sudah mampu menunjukkan semangat kompetisi yang tinggi dengan menyisihkan sebanyak 104 peserta lain yang akhirnya mereka bisa masuk dalam 20 finalis bersanding dengan universitas yang jago di Bidangnya seperti IPB, ITS, UNS dan masih banyak lagi” ujarnya.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnya101 Personel Brimob Dikirim ke Papua untuk Jaga Areal Freeport
Artikel berikutnyaPastor Djonga: Gereja Tidur Nyenyak Depan Realitas Pelanggaran HAM