JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Yan Christian Warinussy, direktur eksekutif LP3BH Manokwari Papua Barat, kepada suarapapua.com, Selasa (17/5/2016) mengatakan, kondisi tiga aktivis KNPB yang saat ini sedang berada di lembaga pemasyarakatan kelas II B Manokwari tidak terjamin kesehatannya.
“Hari ini, Selasa (17/5) sekitar pukul 09:30 wit, saya selaku Advokat dan Pembela HAM dan sebagai Koordinator Tim Advokasi bagi terpidana atas nama Alexander Nekenem, Maikel Aso, Yoram Magay dan Narko Murib dapat berkesempatan bertemu keempat terpidana tersebut di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Manokwari-Provinsi Papua Barat,” jelas Warinussy dari Manokwari, Papua Barat.
Dia menjelaskan, pertemuan ini berlangsung di ruang kerja Kepala Keamanan Lapas (KPLP) Manokwari selama lebih kurang 1 (satu) jam dan kami berbicara seputar kondisi kesehatan keempat terpidana politik tersebut.
“Saya menyaksikan secara visual bahwa Alexander Nekenem yang juga adalah Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Mnukwar/Manokwari sedang mengalami sakit berupa adanya benjolan pada bagian leher sebelah kanan belakang batok kepalanya, Menurut penuturan Alex, dia seringkali merasa bagian kepalanya yang ada benjolan tersebut terasa panas,” ungkap Warinussy.
Kemudian, lanjut dia, Alex juga mengeluh bahwa bagian rusuk kanannya juga seringkali terasa nyeri dan sakit, dia sudah pernah mengeluhkan dan melaporkan hal tersebut kepada pihak Lapas, tapi hanya diberi obat tanpa penjelasan dari petugas Lapas tentang obat jenis apa dan untuk sakit apa? Sehingga dia memutuskan tidak meminum obat tersebut.
“Sebagai Pengacaranya saya memandang bahwa Alex perlu mendapat pemeriksaan secara medis oleh dokter yang berkompeten dan ahli serta dapat dirawat demi memulihkan kondisi kesehatannya, khususnya bagian belakang kepalanya yang mengalami pembengkakan tersebut,” ujarnya.
Warinussy juga mengatakan, selain Alex, Maikel Aso pernah dirawat di RSUD Manokwari karena sakit malaria selama hampir seminggu dan Narko Murib juga baru saja selesai menjalani perawatan selama seminggu di RSUD Manokwari karena sakit malaria tertiana dan tropika plus dua.
“Berkenaan dengan itu, saya memandang bahwa para klien kami tersebut sangat memerlukan pemeriksaan secara medis saat ini dan untuk itu diperlukan pembiayaan secara khusus oleh pihak-pihak yang tersentuh dari sisi kemanusiaan dan hak asasi manusia,” pungkas Warinussy.
Pewarta: Arnold Belau
