BeritaHeadlineKNPB Himbau Demo Damai 15 Juni 2016

KNPB Himbau Demo Damai 15 Juni 2016

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengeluarkan himbauan dan ajakan kepada seluruh rakyat Papua Barat agar bersatu dan ikut berparitispasi dalam aksi demo damai yang akan diselenggarakan secara nasional di seluruh tanah Papua pada 15 Juni  mendatang.

“Kita tidak harus diam mengharapkan uluran tangan dan belas kasihan orang lain untuk menentukan nasib Bangsa Papua ke depan. Tetapi, kita harus bangkit dan bergerak untuk memperjuangkan nasib bangsa kita sendiri,” tegas Ones Suhun, sekretaris umum KNPB Pusat kepada suarapapua.com dari Jayapura, Rabu (8/6/2016).

Ones menjelaskan, Amerika, Inggris, Belanda dan kolonial Indonesia pun tidak akan pernah menentukan nasib masa depan Bangsa Papua. Dan rakyat Papua tidak bisa berharap kepada kolonial untuk mengubah nasib orang Papua.

“Ingat pencuri tidak pernah berniat baik. Dalam benak seorang pencuri yang ada hanya niat jahat untuk membunuh pemilik barang dan semua barang harus dia miliki. Pembunuh juga tidak akan mau mengaku dia pembunuhnya, demikian juga pencuri, tidak akan pernah jujur mengaku bahwa dia pencurinya,” jelas Suhunu.

Baca Juga:  KKB Minta Komisi Tinggi HAM Investigasi Kasus Penyiksaan OAP

Kata dia,maka itu Bangsa Papua tidak perlu berharap banyak kepada kolonial Indonesia bahwa negara ini akan membangun bangsa kita jadi baik. Jangan pernah bermimpi bahwa kolonial Indonesia akan jujur mengakui kesalahan dan memberikan rasa keadilan kepada Bangsa Papua.

“Penjajah tidak akan pernah berniat baik terhadap bangsa terjajah, yang ada dalam benak penajajah hanya membunuh dan menguasi. Kita tidak boleh menjadi manusia pragmatis atau berpikiran pendek seperi ikan dalam aquarium. Jangan kita terlena dalam hegemoni kolonial,” katanya.

Sementara itu, juru bicara nasional KNPB Pusat, Bazoka Logo mengatakan, semua produk kolonial ujung-ujungnya membuat orang Papua menuju kepunahan. Dan orang Papua tidak bisa tinggal diam tapi harus bangkit dan lawan.

Baca Juga:  Koalisi: Selidiki Penyiksaan Terhadap OAP dan Seret Pelakunya ke Pengadilan

“Jadi kami KNPB Pusat menghimbau kepada pemimpin organisasi gerakan, seluruh Pimpinan Gereja, seluruh mahasiswa Papua di Tanah Air maupun di Luar Papua, PNS dan TNI Polri orang asli Papua, Gubernur, Bupati, wali kota dan seluruh komponen rakyat Papua untuk lakukan doa dan puasa menjelang pertemuan MSG pada 14 Juli 2016 di Honiara mendukung ULMWP agar menjadi Anggota Full MSG,” ajak Bazoka.

Selain itu, Logo meminta rakyat Papua agar segera lakukan mobilisasi umum menuju aksi demo damai untuk menolak dan melawan semua tipu daya Jakarta dalam menanggapi tuntutan demokratis rakyat West Papua terhadap referendum.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Stop tipu-tipu rakyat West Papua dan selamatkan muka di internasional dengan seakan akan sedang lakukan penyelesaian kasus HAM. Jakarta hanya perlu segera dorong penyelesaian status politik West Papua melalui referendum,” tegasnya.

Kepada PNS, TNI/POLRI Gubernur, para Bupati, Walikota, mahasiswa, anak sekolah dihimbau agar segera meliburkan diri dan ikiut berpartispasi dalam aksi demo damai pada 15 Juni 2016.

“Kita menolak Tim pencari fakta pelanggaran HAM buatan Jakarta melalui Menkopolhukam. Kita hanya mendukung deklarasi Westminister, dengan mengirim atau menyerukan pengawasan Internasional terhadap suara West Papua (referendum) untuk menentukan nasib sendiri”.

“Kami Rakyat Papua mendesak Tim pencari Fakta Pelanggaran HAM dari Pasifik Island Forum (PIF) sesuai dengan hasil keputusan PIF di PNG pada tahun 2015 lalu,” ujarnya.

Pewarta: Arnold Belau

 

3 KOMENTAR

Terkini

Populer Minggu Ini:

Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

0
"Jangan [gelar aksi] tiba-tiba - itu saja. Kalau mau melakukan pengejaran, aparat harus sampaikan ke pemerintah supaya diumumkan ke masyarakat. Maksudnya selama pengejaran masyarakat harus tinggal di mana seperti itu, supaya aman. Ini saya sampaikan salah satu solusi terbaik supaya tidak ada masyarakat yang dikorbankan," tukasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.