JAYAPURA, SUARAPAPUA.com—Ketua Tim Seleksi (Timsel) Panwas Pilkada kabupaten Intan Jaya, Yusuf Joani mengaku selama ini banyak pihak teror dirinya dengan bebaga cara. Teror itu berkaitan dengan penetapan Panwas untuk Pilkada Kab. Intan Jaya. Teror yang dialamatkan kepadanya itu datang dari beberapa kelompok yang punya kepentingan dalam Pilkda mendatang.
“Mereka teror saya melalui media media massa, melalui pesan singkat di HP, teror dengan kata-kata kasar dan mengancam dan bahkan ada orang yang datang ke tempat saya menginap untuk memantau kerja. Selain itu mereka juga sebarkan opini tidak bertanggungjawab di masyarakat yang bersifat provokatif. Padahal kalau diselidiki maka kebenaranya tidak bisa dipertanggungjawabkan,” ungkap jelas Yusuf Joani dari Nabire kepada suarapapua.com tidak lama ini.
Menurutnya, untuk mengemukakan pendapat itu sah-sah saja. Karena itu, ia paham bahwa yang dituduhkan kepada pihaknya adalah pernyataan-pernyataan yang tidak bertanggungjawab yang dilontarkan dengan tujuan untuk meneror dan menghambat kerja-kerja tim.
Joani juga mengatakan, tidak ada kepentingan apa pun yang dibawah dalam penetapan Panwas di Intan Jaya. Hal ini disampaikan untuk mengklarifkasi berbagai tuduhan miring yang ditujukan kepada Timsel kab. Intan Jaya.
“Kami ingin anggota Panwas kabupaten Intan Jaya yang terpilih nantinya adalah mereka yang menjunjung tinggi prinsip demokrasi langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Kami juga ingin Panwas bekerja untuk umum dan tidak memetigkan kelompok tertentu,” katanya.
Untuk menepis tudingan bahwa tes yang dilakukan adalah ilegal oleh beberapa pihak, Joani menjelaskan, pihaknya mendapat SK dari Bawaslu provinsi Papua setelah menjalani seleksi yang ketat dari 13 peserta yang diuji yang terpilih adalah 3 orang dan kemudian ditetapkan bukan asal ditunjuk.
“Setelah kami ditetapkan sebagai Tim Pansel maka kami diberi dana kerja oleh bawaslu provinsi untuk mengangkat dan menetapkan anggota panwas kabupaten Intan Jaya.Jadi tidak pantas kalau kinerja kami dibilang illegal,” jelasnya.
Dijelaskan, mekanisme dalam tes yang dilakukan tidak memandang suku, golongan, kepentingan dan apa pun itu. Tetapi yang dikedepankan dalam tes adalah kemampuan pribadi peserta.
“Kami sudah umumkan hasil tes itu. Hasil tes itu sudah dilihat dan diketahui oleh masyarakat. Dan tidak ada komplain dari para peserta yang ikut tes. Tapi yang anehnya, orang lain yang yang komplain. Kami paham itu karena mereka tidak paham mekanisme yang terjadi,” katanya.
Ia berharap agar, semua pihak turut mendukung semu aproses yang berjalan. Sehingga semua proses bisa berjalan baik sampai dengan pilkada dilakukan.
Puluhan peserta yang memasukan berkas. Tetapi yang lolos persyaratan 16 orang. Setelah itu dilakukan tes dan 9 orang yang lolos untuk ke tahap berikut. Setelah dilakukan tes wawancara, 6 orang yang lulus. Dan saat ini sedang menunggu penetapan 3 orang anggota panwas untuk kabupaten Intan Jaya.
Pewarta: Redaksi