Pesta Adat “Yuwo” di Abaimaida Dogiyai, Unik

0
3670

DOGIYAI, SUARAPAPUA.com — “Yuwo”, pesta adat suku Mee yang diselenggarakan hari ini, Selasa (5/7/2016) di Kampung Abaimaida, Distrik Mapia Timur, Kabupaten Dogiyai, Papua, unik karena daging babi tidak dijual seperti biasanya.

Paskalis Dogomo, ketua pesta adat (Yuwoume), mengatakan, pesta adat ini sering diadakan orang tua mereka dan menjadi warisan setiap generasi suku Mee.

“Pesta kali ini untuk genapi pesta yang sebelumnya sudah tiga kali dilakukan. Karena, pesta adat Yuwo jangan ganjil, harus genap, maka pada hari ini kami genapkan keempat,” jelasnya kepada suarapapua.com di sela-sela pesta adat.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

Senada diungkapkan Marcelus Dogomo, mantan Kepala Kampung Abaimaida. Kata dia, Yuwo merupakan pesta adat yang diwariskan oleh generasi terdahulu.

Selain itu, Marcelus mengatakan, jika tidak diadakan, ada kekhawatiran bahwa generasi orang Abaimaida akan habis tinggal nama. “Pesta adat untuk jaga generasi. Kalau kita tidak laksanakan, maka generasi bisa habis. Intinya, jaga generasi,” kata Marcelus saat dijumpai di lokasi Yuwo.

ads

Jumlah babi yang disembelih sebanyak 310 ekor. Ratusan ekor babi tersebut dipotong dan dibagikan kepada 5.000 orang yang hadir di acara pesta ini.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Antonius Dogomo, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Dogiyai, mengatakan, pesta adat Yuwo di Abaimaida sungguh luar biasa. Ia memberikan apresiasi, karena pesta ini dilakukan tanpa menjual babi, tetapi masak dan makan gratis, tidak seperti biasa ketika “Yuwo” pasti dagingnya dijual.

“Di sini ada nilai kebersamaan, mungkin orang lain tidak akan melakukan seperti hal ini. Biasanya Yuwo itu identik dengan jual-beli, tetapi kita di sini tidak ada yang pungut-pungut uang. Itu jadi salah satu kelebihan pesta adat kali ini di Abaimaida,” tutur Antonius yang juga putra asli Abaimaida.

Baca Juga:  LME Digugat Ke Pengadilan Tinggi Inggris Karena Memperdagangkan 'Logam Kotor' Dari Grasberg

Ia menambahkan, “Yang kami ragukan adalah kedepan anak-anak kami tidak akan lakukan pesta Yuwo ini.”

Bonavasius Dogomo, Kepala Distrik Mapia Timur, saat dikonfirmasi, mengaku jalannya acara adat ini lancar dan dalam keadaan aman hingga selesai. Tak ada aparat keamanan yang menjaganya.

Kata Bonavasius, hasil sembelihan di Yuwo ini dibagikan gratis. “Kepada semua yang datang, juga kita berikan sama janda dan duda yang ada di sini. Kami bagi-bagi daging babi sama rata, semua dapat,” jelasnya.

Pewarta: Agustinus Dogomo

Editor: Mary Monireng

Artikel sebelumnyaKekalahan Kajian Budaya Papua? (Bagian 2)
Artikel berikutnyaKekalahan Kajian Budaya Papua? (Bagian 3 – Habis)