WAMENA, SUARAPAPUA.com — Melihat dampak gender dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap penularan HIV dan AIDS di kampung Konan distrik Muliama, Jayawijaya, Yayasan Humi Inane (Suara Perempuan) bekerja sama Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Jayawijaya, Sabtu (9/7/2016) telah gelar pertemuan dengan kepala distrik Muliama beserta 12 kepala kampung dan tokoh masyarakat.
Margaretha Wetipo, Direktris Yayasan Humi Inane, dalam pertemuan itu menjelaskan, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan guna menyadarkan masyarakat akan dampak dan cara penularan HIV serta pengertian gender terhadap masyarakat untuk meminimalisir terjadinya kasus-kasus KDRT yang selama ini marak terjadi di Jayawijaya.
“Kami berharap supaya ada komitmen bersama aparatur pemerintah distrik dan kampung untuk menjadi tanggungjawab bersama memerangi HIV/AIDS dan KDRT serta mewujudkan kesetaran gender,” kata Margaretha di Muliama.
Tetapi juga Margaretha berharap dengan adanya kegiatan ini nantinya dapat membantu masyarakat meningkatkan kesadaran untuk terlibat dalam pemeriksaan VCT yang akan dilakukan Yayasan Humi Inane dalam waktu dekat yang bekerja sama dengan PKM setempat.
Sementara itu, Firdaus Wenda, kepala distrik Muliama, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan dari Yayasan Humi Inane ini.
Ia secara langsung mendukung penuh kegiatan-kegiatan sosialisasi di tingkat kampung di distrik Muliama yang nantinya meningkatkan kesadaran akan dampak HIV dan KDRT yang banyak ditimbulkan akibat Minuman Keras (Miras) yang hampir 95% angkanya.
Menurut Wenda, kegiatan dari Humi Inane sangat positif, karena dapat merubah perilaku masyarakat akan kebiasaan negatif, baik mengkonsumsi Miras, seks bebas dan hal negatif lainnya demi kebaikan bersama.
“Ya, kami berharap ada partisipasi Humi Inane untuk mensinkronkan agenda distrik Muliama yang dalam waktu dekat ini akan bentuk tim dari 6 denominasi gereja lakukan pelayanan jemaat serta membantu pemerintah dalam menjalankan program membangun daerah serta menjaga Kamtibmas bersama Muliama,” tukas Firdaus.
Pewarta: Elisa Sekenyap
Editor: Arnold Belau