Refleksi 18 Tahun HUT Aliansi Mahasiswa Papua

1
3701

Refleksi 18 Tahun Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Mengabdi Pada Gerakan Pembebasan Nasional Papua Sejak 27 Juli 1998 – 27 Juli 2016

“Bersama Kebenaran Sejarah Sang Bintang Kejora, Salam Pembebasan!!!”

Pada kesempatan berbahagia ini, atas nama Pimpinan Pusat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), saya mengucapkan Selamat Berbahagia kepada semua kawan-kawan anggota AMP. Karena selama 18 tahun secara konsisten kita terus melancarkan perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat. Secara kolektif, kita mengabdi pada gerakan, dengan membangkitkan kesadaran massa Rakyat Papua, untuk memperjuangkan hak-hak demokratis Rakyat. Kawan-kawan telah mengabdikan diri sepenuhnya dengan perjuangan sejati Rakyat, salut untuk itu!

Kami sangat menghargai pengabdian kawan-kawan. Tahap demi tahap demi memajukan kualitas gerakan massa. Walaupun masih banyak kelemahan-kelemahan yang ada pada tubuh organisasi, namun kita harus yakin, bahwa dengan semangat persatuan dalam kepemimpinan kolektif, kita dapat membetulkan kekeliruan-kekeliruan yang menjadi benalu dalam tubuh organisasi. Karena pekerjaan membetulkan kekeliruan lebih berat dan membutuhkan proses yang panjang, bahkan melelahkan.

Benar Kawan-kawan, perjuangan memang panjang dan melelahkan, tetapi bagi seorang pejuang sejati ia akan berkata “inilah cintaku, apapun akan kupersembahkan demi cintaku”.

ads

Kawan-kawan yang kami hormati, dalam semangat reformasi, pada 27 Juli 1998 di jalan Guntur Kawi, Manggarai-Jakarta Selatan, AMP lahir dan tidak sedikit pun AMP melepaskan diri dari barisan gerakan aksi massa mahasiswa yang bertahan dengan semangat, untuk pembebasan Nasional Papua Barat.

Baca Juga:  Hilirisasi Industri di Indonesia: Untung atau Buntung bagi Papua?

Karena itu, dengan semangat HUT AMP, mari kita kobarkan terus semangat api perlawanan dan membangun solidaritas yang solid, untuk perjuangan Pembebasan Nasional, tanpa meninggalkan kerja-kerja membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa. Sebab itulah tugas pokok kita, kawan-kawan!.

Dengan demikian, mari kita mengutuskan diri kita masing-masing, dalam totalitas tindakan dalam barisan Perjuangan Pembebasan Nasional yang sejati, dengan segenap tubuh, jiwa dan roh kita untuk menghancurkan tiga musuh utama Rakyat Papua.

Musuh-musuh utama Rakyat Papua, yakni Imperialisme, Kolonialisme NKRI dan Militerisme. Tiga kekuatan ini hanya dapat dihancurkan ketika Rakyat sadar dan terpimpin dalam kepemimpinan revolusioner. Untuk itu, bersama kebenaran sejarah sang Bintang Kejora, mari kita masifkan perlawanan kita, bersama gerakan Solidaritas Rakyat tertindas lainnya di Indonesia dan Internasional. Sebab Imperialisme, Kolonialisme NKRI dan Militerisme adalah juga musuh bersama seluruh Rakyat tertindas di dunia.

Terkait situasi gerakan saat ini, baik di Tanah Air, di Indonesia dan di Pasifik, dibutuhkan analisis-analisis yang tepat, terkait situasi obyektif (penindasan rakyat) dan kemampuan gerakan (situasi subyektif) dalam memberikan jalan keluarnya. Kaum Pelopor tidak bisa menempuh jalan pintas dengan melakukan aksi-aksi yang bersifat reaksioner, yang justru melemahkan gerakan, sehingga kualitas gerakan pun mengalami kemunduran.

Baca Juga:  Freeport dan Kejahatan Ekosida di Wilayah Suku Amungme dan Suku Mimikawee (Bagian 4)

Juga dibutuhkan kerendahan hati Kaum Pelopor untuk secara aktif memajukan kualitas gerakan. Kesatuan gerak kita dalam melakukan kerja-kerja Ideologi, Politik dan Organisasi dengan mempraktekkan prinsip-prinsip organisasi secara konsisten dan menjalankan stratak (strategi dan taktik) perjuangan AMP secara tepat, niscaya merevolusionerkan AMP secara internal dan gerakan rakyat pun semakin progresif.

Kawan-kawan seperjuangan, di tengah represi militer yang semakin meningkat, bukti penindasan Rakyat semakin masif, 18 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi sebuah gerakan mahasiswa Papua untuk menjaga nafasnya tetap panjang. Secara ideologi, politik dan organisasi, AMP semakin dewasa dan mantap. Hal ini ditandai dengan kontradiksi-kontradiksi ideologis di internal AMP, baik di Komite Kota maupun di Komite Pusat, kritik otokritik terhadap praktek-praktek individu dalam organisasi yang liberal serta pratek patronisme dan buntutisme dalam organisasi. Bukankah kali ini kita punya alasan untuk berbahagia atas HUT organisasi kita?

Sebagai organisasi massa, AMP haruslah secara berani mengakui berbagai kelemahan yang ada pada tubuh organisasi. Kita jangan pernah sekali-kali berkecil hati atas kegagalan praktek perjuangan yang kita lakukan. Berbagai kegagalan yang kita alami memang begitu menyakitkan dan membawa organisasi pada kemerosotan, namun berpegang teguh pada prinsip percaya dan bersandar sepenuhnya pada massa, akan membawa kita pada keberhasilan yang satu ke keberhasilan yang lain. Pelajaran apa yang bisa kita petik dari masa lalu? Keseluruhan sejarah perjuangan Rakyat Papua, telah menghasilkan keadaan di mana tugas mendesak terpenting adalah perjuangan melawan Kolonialisme dan Imperialis AS, dan memenangkan kebebasan sejati Rakyat Papua.

Baca Juga:  Papua Sedang Diproses Jadi Hamba-Nya Untuk Siapkan Jalan Tuhan

Kawan-kawan seperjuangan yang kami banggakan, demikian refleksi kita tahun ini.

Atas nama Komite Pusat AMP, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kawan-kawan yang masih konsisten berada di garis terdepan massa dan terus menggelorakan, membangkitkan, mengorganisasikan dan mengerakkan massa untuk melawan.

Akhir refleksi ini, mari kita jabat erat dan kita gelorakan semangat perlawanan untuk menghancurkan Imperialisme, Kolonialisme NKRI dan Militerisme bagi kemenangan sejati Rakyat Papua.

Dengan sangat bangga Komite Pusat AMP mengucapkan: “Dirgahayu HUT Aliansi Mahasiswa Papua ke-18”

“Dengan HUT AMP ke-18, mari kita kobarkan terus semangat api perlawanan dan membangun solidaritas yang solid untuk perjuangan Pembebasan Nasional Papua Barat”.

Salam Revolusi!

“Persatuan Tanpa Batas Perjuangan Sampai Menang”

Colonial Land, 27 Juli 2016

 

Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua

 

Jefry Wenda

(Ketua Umum AMP)

Artikel sebelumnyaAnggota IPPM Mee Labeja Ramaikan Lomba Pidato
Artikel berikutnyaPastor John Kesal Kapolda Papua Tak Bawakan Materi di Seminar Nasional PMKRI