Era Otsus di Korowai, Pendidikan dan Kesehatan Masih Jauh Tertinggal

0
4807

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Potret buram kehidupan masyarakat Suku Korowai di kampung Brupmakot, Kabupaten Yahukimo, Papua, terlihat dari tiadanya pembangunan pendidikan dan kesehatan yang hingga kini kondisinya masih sangat buruk meski kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) telah diberlakukan sejak belasan tahun silam.

Yulianus Akobiarek, ketua Komunitas Peduli Kemanusiaan Daerah Terpencil (KOPKEDAT) saat diwawancarai suarapapua.com di Abepura, Kota Jayapura, Senin (8/8/2016) kemarin, mengungkapkan keprihatinannya terhadap realita menyakitkan yang menimpa masyarakat Suku Korowai di Brupmakot, Yahukimo.

“Sampai sekarang potret kehidupan masyarakat Korowai di Brupmakot masih sangat jauh tertinggal,” ucapnya sesuai hasil kunjungan beberapa waktu lalu.

Komunitas KOPKEDAT yang dibentuk pada tanggal 26 Desember 2015 di Wamena dan dideklarasi 21 Januari 2016 itu pernah kunjungi daerah terpencil yang dihuni masyarakat Korowai. Juga telah membangun dua buah sekolah untuk suku Korowai di Brupmakot. Kampung Brupmakot terletak di perbatasan Kabupaten Yahukimo, Asmat, Boven Digoel dan Pegunungan Bintang.

Baca Juga:  Media Sangat Penting, Beginilah Tembakan Pertama Asosiasi Wartawan Papua

“Saya dan teman-teman sangat terkejut melihat Papua yang masih banyak daerah terisolir di daerah suku Korowai kampung Brupmakot,” kata Akobiarek.

ads

Ia mengatakan, sesuai misi KOPKEDAT yakni kemanusiaan dan memanusiakan manusia yang ada di daerah terpencil, pihaknya telah melakukan pelayanan pendidikan dan kesehatan pada bulan April hingga Mei 2016.

“Kami melihat daerah Korowai seperti sebuah daerah yang sengaja dijadikan objek saja oleh pemerintah, karena waktu kami melakukan pelayanan di kampung Brupmakot ada beberapa spanduk partai politik serta beberapa baliho pemilihan bupati dan wakil bupati. Tetapi, kenapa tidak ada pelayanan kesehatan dan pendidikan di sana?. Kasihan sekali sama masyarakat Korowai,” tuturnya.

Baca Juga:  Vince Tebay, Perempuan Mee Pertama Raih Gelar Profesor

Akobiarek bahkan menuding tiadanya itikad baik dari pemerintah. Ia juga mempertanyakan, kemana uang Otsus yang katanya untuk orang Papua. “Dana Otsus itu untuk siapa? Sampai kami tidak menjumpai satu gedung sekolah dan rumah pelayanan kesehatan sewaktu kami kunjungi ke sana,” katanya lagi.

Senada diungkapkan Jhon Ahayon, sekretaris KOPKEDAT Papua. Menurutnya, ketika melakukan pelayanan di pedalaman khususnya pada suku Korowai, situasi kontras itu ternyata ada dan memang sangat mengejutkan.

“Kami tidak melihat sentuhan pemerintah dalam membangun Kowowai. Sewaktu kami berada di sana, yang kami lihat hanyalah penderitaan dan tiadanya pendidikan, begitupun dengan pelayanan kesehatan. Sungguh sangat memprihatinkan,” Ahayon menceritakan pengalaman bersama tim mendatangi daerahnya Korowai.

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Kondisi tersebut menurutnya memang tak bisa dibiarkan, artinya perlu upaya nyata untuk membantu anak negeri di pedalaman Papua. “Saat ini kami telah mengumpulkan bantuan berupa pakaian layak pakai dan alat penunjang belajar. Semua akan kami antar ke sana pada akhir bulan Agustus nanti,” jelas Jhon.

“Kami gelar aksi kemanusiaan di Jayapura nanti pada tanggal 10-14 Agustus, guna mendapat bantuan untuk kami antar ke masyarakat Korowai,” kata Ahayon.

Pewarta: Harun Rumbarar

Editor: Mary Monireng

Artikel sebelumnyaUmat Kingmi di Yahukimo Tolak Ganggu Ketua Sinode Terpilih
Artikel berikutnyaHeran, Nabire Belum Miliki Stadion Sepakbola