HBD Ricky Kayame, Anak Muda Mee Pemilik Jiwa Sabar!

1
4922

Oleh: Yan Ukago

Nama besar Ricky Kayame saat ini adalah buah dari sebuah kesabaran panjang dan wajib ditiru oleh Anak Papua yang lain, khususnya putra Mee. Betapa tidak, sejak berkostum Persipura pada Oktober 2012, Ricky Kayame sudah jadi cadangan mati. Tidak pernah diperhitungkan dan tidak merumput selama hampir setahun dari 2012 sampai 2013.

Padahal, tahun 2009 sampai 2012, Ricky adalah salah satu striker Koteka Putra yang cukup tajam, selain Zakeus Degey, Nias Mote, Fernando Mote, dan pemain muda lainnya.

Sejatinya, PS Koteka Putra pada tahun 2012 mengirimkan 5 pemain terbaiknya ke Persipura. Namun hasil seleksinya Jacksen F Tiago cuma tiga pemain Koteka Putra yang diterima. Hanya Ricky Kayame yang bertahan sampai sekarang, sedangkan dua lainnya dengan alasan tertentu mengundurkan diri.

Ricky walaupun tidak dimainkan, dia tetap bertahan, bahkan Ricky lebih disiplin dan rajin ikut latihan. Ia turuti semua petunjuk pelatih.

ads

Selama jadi cadangan mati, beberapa kali Ricky terlihat duduk di bangku penonton, saksikan seniornya main di lapangan Mandala Jayapura. Saat jedah turun ke bench.

Sebagai Ketua Umum PS Koteka Putra, Awikaituma Jr sempat sedih, tetapi mau apa, semua ada di tangan hak prerogatif seorang pelatih Jacksen F Tiago. Dialah yang menentukan susunan pemain line-up. Dialah yang tahu, siapa yang main dan siapa yang tidak.

Baca Juga:  KPU Papua Terpaksa Ambil Alih Pleno Tingkat Kota Jayapura

Pernah sekali waktu saat di tribun penonton, Awi sempat tanya pada Ricky, mengapa belum dimainkan? Ricky terdiam sebentar dan hanya jawab: “Kaka, saya menunggu giliran, entah kapan main. Tapi, kaka, saya tidak main tidak apa-apa. Saat ini bisa berkostum Persipura secara resmi saja sudah saya bangga. Itu impian saya sejak dulu.”

Kata-kata Ricky ini bikin Awi puas sementara waktu.

Awi tidak hanya puas, tetapi bangga juga karena jarang ada pemuda suku Mee yang sabar-sabaran seperti Ricky, apalagi berbulan-bulan jadi Camat alias cadangan mati tanpa ketidakpastian. Tidah tahu kapan dimainkan?

Umumnya sikap para pemuda, kalau nasibnya tidak pasti begini pasti tinggalkan camp. Untuk apa bertahan, memangnya buruh kuskus kah? “Woh, woda ko beuno”. Begitu kata-kata yang sering terucap yang ngetrend dalam suku Mee. Idiom ini terkenal dalam suku Mee sampai saat ini sebagai suatu ungkapan ketidaksabaran atau ketidaktaatan pada apa yang sedang dikerjakan atau diperjuangkan. Kalau ada pemuda Mee sudah berkata seperti idiom tadi, itu tanda bahwa sudah menyerah.

Itu pemuda Mee umumnya. Tetapi, penilaian Awikaituma, Ricky Kayame ini lain dari yang lain. Bayangkan bisa bertahan 9 bulan sebagai pemain camat dari bulan Oktober 2012 sampai Juli 2013. Kalau bukan Ricky, mungkin sudah tinggalkan dari dulu.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Tetapi buah dari kesabaran yang panjang itu, akhirnya datang pada tanggal 3 Juli 2013. Ketika di stadion Mandala Jayapura, saat Persipura lawan Persidafon Dafonsoro, pelatih Jacksen F Tiago, entah mengapa tiba-tiba memasukkan Ricky pada menit ke-61. Pertama kali seorang Ricky main untuk Persipura, tim impiannya. Ia diberikan kepercayaan main selama 29 menit.

Saat itu Ricky langsung mencetak 2 gol sekaligus. Itu dua gol yang berharga karena Ricky berhasil memperdayai Marcus Horizon, kiper terbaik nasional saat itu. Stadion Mandala gemuruh. Dunia sepakbola kaget dan Jacksen F Tiago tidak percaya, tetapi kedua matanya dan ribuan mata di Mandala telah jadi saksi hidup dari skill, kecepatan dan ketepatan posisi Ricky yang hampir sama dengan Boaz Solossa itu.

Jacksen pun langsung timpali, “Ricky Kayame is the next Boaz Solossa”. Pelatih macam baru tahu aksi Ricky?

Memang Tuhan itu Maha Adil bagi orang yang sabar. Lewat Ricky, benar bahwa sabar itu subur.

Setelah borong dua gol itu, segalanya berubah. Ricky Kayame jadi pemain line-up dan ia bersama Persipura bawa juara ISL tahun 2013 dan runner-up 2014.

Tidak mudah bagi seorang anak gunung merebut kepercayaan dari seorang pelatih ternama. Tetapi buah dari kesabaran 9 bulan itu, kini Ricky Kayame telah tampil di kompetisi ISL 29 kali dengan koleksi 5 gol, tampil 2 kali di Timnas Indonesia dengan 1 gol serta Inter Island Cup dan Piala AFC.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

Bahkan, saat ini, Ricky Kayame sedang diincar klub-klub besar seperti Persib Bandung, Arema Cronus dan Sriwijaya FC. Tetapi, apa kata Ricky? “Darahku adalah darah Persipura”.

Dari Ricky, kita belajar banyak: tiada sesuatu yang turun dari langit tanpa sabar, disiplin waktu, dan kerja keras.

Ricky Kayame telah memberi sebuah inspirasi bagaimana seorang anak muda harus berjuang dengan upaya sendiri. Ricky tidak pernah gunakan nama besar ayahnya, Ayub Kayame yang saat itu Kepala Biro Kesra Pemprov Papua. Melainkan patuh, taat pada disiplin dan prinsip kepercayaan dari pelatih, dimainkan atau tidak semua demi kemenangan Persipura dan harga diri orang Papua.

Selamat Ulang Tahun bagi Ricky Kayame, tanggal 21 September 2016, yang ke-23. Semoga selalu jaga spirit Koteka Putra di Persipura. Ricky jaga spirit yang di waktu dulu itu, mungkin Ricky masih ingat bahwa dibalik 11 pemain Koteka Putra Jayapura, ada 700 ribu orang gunung menanti! Kini tentu saja spirit itu sudah berubah, yaitu “Dibalik 11 pemain Persipura, ada harga diri 1,4 juta orang Papua”.

Selamat berjuang Ricky Kayame.

Penulis adalah Ketua Umum PS Koteka Putra Jayapura

Artikel sebelumnyaJelang Laga Kedua Perdelapan Final, Tim PON Papua Berbenah
Artikel berikutnyaPenggunaan Dana Kesehatan 15 persen di Kabupaten Kota Belum Maksimal