Peran Perempuan dalam Perjuangan Kemerdekaan Papua

0
4459

Oleh: Kelompok Perempuan Papua di Semarang )*

Kegiatan diskusi kembali digelar mahasiswi Papua di kota studi Semarang, Jawa Tengah. Diskusi bertajuk “Peran Perempuan dalam Perjuangan Kemerdekaan Papua” diadakan  pada Rabu (1/2/2017), dipandu oleh Merry Nawipa, dengan pemateri Tarina Madai dan Nella Madai sebagai notulis.

Diawali dengan doa dan salam pembuka, dilanjutkan sesi pembahasaan materi yang didahului penjelasan secara umun topik diskusi kali ini.

Dari hasil diskusi bersama, kemudian dirangkum beberapa kesimpulan penting yang diulas dalam artikel berikut ini. Rumusan hasil diskusi ditinjau dari berbagai bidang: politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, seni dan budaya.

Hasil Diskusi

ads

Setiap perjuangan bertujuan untuk mencapai hasil tertentu. Perjuangan butuh proses. Dan proses tersebut di dalamnya terdapat berbagai kendala, rintangan dan tantangan, baik internal maupun eksternal.

Perjuangan jika dikontekskan dengan pembebasan Papua, berarti ada berbagai cara, usaha dan proses yang dilakukan oleh seluruh orang Papua dalam meraih tujuan bersama.

Berbicara tentang perjuangan kebebasan Papua, tentu tidak memandang perempuan atau laki-laki. Semua orang yang berasal dari Papua, kecil atau besar, tua atau muda, baik, orang kaya atau miskin, memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama. Yang membedakan hanya cara-cara di dalam perjuangan itu sendiri.

Pengertian perjuangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah suatu usaha dalam meraih tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, perjuangan adalah bagian penting dari suatu usaha yang dilakukan oleh orang dalam meraih suatu kesuksesan yang diharapkan.

Baca Juga:  Politik Praktis dan Potensi Fragmentasi Relasi Sosial di Paniai

Perempuan berjuang dengan caranya sendiri. Dari sejak dulu, perempuan hanya dipandang dengan sebelah mata. Tak disadari perempuan sebenarnya adalah faktor yang berpengaruh. Perempuan itu sesungguhnya adalah pencetak kader bangsa. Banyak peran yang diambil oleh perempuan.

Peran-peran tersebut terbukti dalam berbagai bidang. Antara lain, bidang ekonomi, bidang politik, bidang pendidikan, budaya, ekonomi, dan kesehatan.

Secara terperinci, sesuai hasil diskusi kali ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Bidang Politik

Dulu, perempuan hanya dipandang dengan sebelah mata. Perempuan sering diidentikan dengan urusan dapur dan tempat tidur. Itu satu pandangan keliru yang nyaris membudaya. Namun, seiring berjalannya waktu, dengan hadirnya banyak perempuan hebat yang semakin hari semakin gigih perjuangkan harkat dan martabat perempuan, perubahan besar terjadi di tengah masyarakat. Terbukti, kini realita yang terjadi di lapangan, perempuanpun ikut bergabung dalam berbagai organisasi, juga di rana politik. Mereka ikut turun lapangan melalui diskusi, orasi saat aksi, dan masih banyak lagi yang dilakukan perempuan.

  1. Bidang Ekonomi

Perempuan dikontekskan dengan budaya Papua, disamping menjadi ibu di rumah, perempuan tentunya punya usaha yang dilakukan agar hasilnya digunakan untuk kepentingan keluarga. Dalam hal ini, perempuan berperan juga dalam merebut dan mengantisipasi masuknya barang atau produk instan yang semakin hari semakin penuhi Papua.

  1. Bidang Pendidikan
Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Faktor utama dalam perjuangan adalah pendidikan. Pendidikan menjadi sumber utama dalam melakukan segala hal. Tentunya untuk mengetahui sesuatu harus melalui pendidikan. Baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dalam hal ini, perempuan saat ini banyak yang menempuh kuliah. Ini adalah salah satu cara yang dilakukan oleh perempuan karena mencetak kader bangsa tentunya perempuan.

Perempuan harus memiliki ilmu yang lebih tinggi, karena karakter anak terbentuk secara biologis akan banyak dituangkan oleh ibu.

  1. Bidang Kesehatan

Peran perempuan dalam pembebasan Papua tidak berhenti hanya dalam ekonomi dan pendidikan. Dalam hal kesehatan pun banyak yang berperan penting. Hal itu dapat kita buktikan dengan kapasitas perempuan Papua yang menjadi perawat, suster dan dokter.

Suatu kebebasan akan ada jika ada sumberdaya manusianya (SDM) baik dan terpenuhi. Banyak cara yang dilakukan oleh kita sendiri maupun penjajah untuk menghabiskan orang Papua. Cara halus maupun kasar yang kita lihat seperti sakit, penyakit dan lain-lain. Hal itu dapat kita atasi dengan hadirnya rumah sakit yang di dalamnya terdapat tenaga medis.

  1. Bidang Seni 

Seni adalah suatu karya segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang di dalamnya ada unsur keindahan. Semua orang memiliki keindahan itu.

Bagi perempuan Papua, seni menganyam noken sudah seperti budayanya sendiri, karena itu merupakan suatu kebiasaan yang diturunkan dari orang tua zaman dahulu yang dulunya menganyam dengan kulit kayu tertentu. Hal itu masih berlanjut sampai saat ini dengan benang manila. Perempuan menganyam dengan berbagai motif, bahkan sampai motif bendera Papua. Ini juga satu peran perempuan dalam ikut serta memperjuangkan kemerdekaan itu dengan caranya.

Baca Juga:  Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

Tak hanya itu. Banyak perempuan Papua juga yang mampu menciptakan syair-syair indah. Perempuan mencurahkan seluruh isi hati negeri melalui tulisan, kata-kata indah.

  1. Bidang Budaya

Perempuan itu sebagai pelindung. Pada masa dulu dalam perang suku di Meeuwodide, perempuan itu sebagai pelindung laki-laki. Dulu pelindung dalam perang suku, jika dikontekskan sekarang, perempuan berperan sebagai pelindung ketika berpolitik.

Peran Penting

Berbicara tentang peran perempuan dalam perjuangan pembebasan Papua, tentu tidak akan selesai-selesai, karena semua orang memiliki cara tersendiri dalam berperan memperjuangkannya. Dari semua bidang, perempuan memiliki kesempatan yang sebebas-bebasnya, karena harkat perempuan saat ini sudah disama-ratakan dengan laki-laki.

Berjuang sesuai dengan cara masing-masing, dengan apa yang dimiliki. Bakat, minat dan keahlian.

Tuhan menciptakan setiap orang dengan masing-masing punya kelebihan. Kelebihan tersebut dapat dimuliakan dengan melakukan sesuatu yang positif. Bukan hanya berguna untuk diri sendiri dan keluarga, namun akan lebih bernilai jika hal itu dipersembahkan untuk banyak orang.

*) Artikel ini merupakan hasil diskusi Kelompok Perempuan Papua di Semarang, Jawa Tengah.

 

Artikel sebelumnyaBuka Turnamen Piala Presiden 2017, Jokowi Harap Sepakbola Indonesia Berprestasi
Artikel berikutnyaLPMA SWAMEMO Apresiasi Demo Masyarakat Paniai Tuntut Degeuwo Ditutup