Sejumlah Siswa SMA Sempat Diamankan Polisi saat Jokowi ke Wamena 

0
2383

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Herry Kosay, juru bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Balim-Laapago menyesalkan tindakan aparat kepolisian dari Polres Jayawijaya yang sempat menangkap sejumlah anak SMA yang menggunakan gelang atau aksesoris Bintang Kejora di saat kunjungan Presiden Jokowi di Kabupaten Jayawijaya, Rabu (10/5/2017).

“Mereka (anak SMA) diamankan ke Polres Jayawijaya hanya karena melihat mereka pakai gelang dengan motif Bintang Fajar,” kata Herry tanpa menyebutkan jumlah siswa yang diamankan, saat diwawancarai wartawan di sekretariat KNPB Balim, Laapago, Kamis (11/5/2017).

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

Tindakan aparat kepolisian ini, kata Herry, merupakan tindakan berlebihan dan ia merasa heran karena dilakukan di saat kunjungan Presiden Jokowi yang mestinya dibiarkan sebagai bagian dari menunjukkan kebebasan berekspresi dan aspirasi kepada presiden.

Anehnya lagi, kata Herry, penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap anak-anak sekolah ini di saat Presiden belum ada di Wamena, sehingga ia menegaskan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari cara mengubur dan menindas ruang penyampaian aspirasi.

Baca Juga:  ULMWP Mengutuk Tindakan TNI Tak Berperikemanusiaan di Puncak Papua

Josep Itlay, anggota KNPB Balim Laapago mengatakan, kunjungan Presiden ke Papua sejak tanggal 9-10 Mei 2017 dirasakan hanya bersifat seremonial dan pencitraan belaka tanpa membawa pengaruh dan perubahan bagi rakyat Papua di Tanah Papua.

ads

“Kedatangan Presiden di Papua tidak bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Papua, karena infrastruktur yang dibangun untuk siapa? Sedangkan orang asli Papua tetap ditembak oleh TNI, dan tidak ada penyelesaiannya termasuk kasus empat orang masyarakat Paniai yang meninggal akibat ditembak TNI. Jadi, kunjungan tersebut hanya bersifat seremonial belaka,” pungkas Itlay.

Baca Juga:  Polda Papua Diminta Evaluasi Penanganan Aksi Demo di Nabire

 

Pewarta: Elisa Sekenyap
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaIMASEPA Jabar Minta Gubernur Papua Barat Prioritaskan Pembangunan Pendidikan
Artikel berikutnyaSeribu Lilin Untuk Matinya HAM di Papua Digelar di Wamena, Bukan Untuk Ahok