BeritaPeduli Mama-Mama Pasar Papua, Sebuah Solidaritas Dibentuk

Peduli Mama-Mama Pasar Papua, Sebuah Solidaritas Dibentuk

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Sebuah solidaritas untuk Mama-mama pasar di Papua dibentuk di Yogyakarta, pekan lalu. Tim itu diberi nama “500 Payung Peduli Mama-mama Papua”.

Roberta Muyapa, pencetus solidaritas, mengatakan, dirinya tergerak membentuk solidaritas tersebut karena prihatin dengan perjuangan dan pengorbanan mama-mama Papua yang makin terabaikan.

“Melihat kenyataan selama ini membuat hati saya sakit apalagi saya sendiri bagian dari mereka sebagai perempuan Papua,” kata Roberta kepada suarapapua.com melalui pesan elektronik, Sabtu (27/5/2017) malam.

Ia juga menyebutkan empat faktor yang menjadi landasan dibentuknya solidaritas itu.

“Pertama, karena belum adanya perhatian yang lebih khusus. Kedua, mama-mama tiap hari berjualan di bawah terik matahari dan hujan. Ketiga, kurangnya pengolahan ekonomi Mama-mama pasar. Dan, yang keempat, kurangnya tempat yang layak atau pasar untuk mama-mama,” ungkapnya.

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

Insiatif dibentuknya solidaritas itu, kata dia, awalnya khusus untuk mama-mama pasar yang ada di daerah Nabire.

Bertujuan sedikit meringankan beban mama-mama pasar, menurut Muyapa, melalui solidaritas akan mencari dan mengumpulkan payung sebanyak 500 buah bahkan lebih.

“Kerja solidaritas ini sesuai dengan namanya. Jadi, kami akan cari dan mengumpulkan payung sebanyak 500 buah untuk nantinya akan dibagikan kepada mama-mama pasar di Nabire,” kata dia.

Jika payung sudah terkumpul sesuai yang ditargetkan, imbuh dia, bulan Agustus mendatang akan dibagikan kepada mama-mama pasar yang ada di seluruh wilayah Nabire.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

“Untuk itu, kami awali dengan cari dana. Kami akan jual jagung, pinang dan lainnya yang bisa laku cepat. Itu yang sementara kami lakukan.Yang lain menyusul. Karena waktu sangat mepet,” ujarnya sembari berharap dalam waktu dua bulan yakni antara Juni hingga Juli bisa mendapatkan 500 payung.

Lanjut Roberta, untuk sukseskan semua itu, solidaritasnya terbuka umum bagi siapa saja yang tergerak untuk bergabung atau bagi yang mau beri sumbangan.

“Bagi kawan-kawan yang mau bergabung silahkan. Terima kasih lagi. Karena kerja untuk Papua, kita harus kerja nyata. Bagi yang punya kesibukan lain, bisa berupa sumbangan. Dan itu tidak dipaksakan. Kembali ke pribadi,” tuturnya.

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

Ia berharap, kedepan solidaritasnya dapat bekerja sama dengan SOLPAP dan seluruh elemen swadaya masyarakat baik yang berada di wilayah Papua maupun di luar Papua.

Roberta juga akui kalau banyak yang tidak sepaham dengan solidaritas yang dibentuknya itu. Baginya, itu semua justru memacu semangatnya untuk lebih giat bekerja.

“Ketika saya share solidaritas ini lewat group facebook yang saya buat, banyak yang tidak sepaham. Tetapi saya berpikir positif saja dari semua itu. Malahan itu buat saya lebih semangat lagi,” kata Muyapa.

 

Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Arnold Belau

 

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.