JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Kabid Humas Polda Papua menyebutkan, aparat polisi dan Brimob dari polsek Tigi gunakan peluru karet untuk menembak warga di kampung Oneibo, Kab. Deiyai, Papua adalah pembohongan besar kepada publik.
Dikutip dari tempo.co, Ahmad Kamal, Kabid Humas Polda Papua mengatakan penembakan itu berawal dari penyerangan yang dilakukan masyarakat sekitar pukul 17.30 WIT lalu merusak peralatan perusahaan. Sehingga polisi menggeluarkan tembakan peringatan dan mengenai empat orang diantaranya.
Sebelum melakukan penyerangan ke kamp, kata Ahmad, ada masyarakat yang meminta tolong agar pihak perusahaan mau membantu mengantarkan warga yang sedang sakit, namun hal itu tidak dipenuhi. Setibanya di rumah sakit, warga yang terluka meninggal sehingga sanak keluarga marah dan menyerang peralatan yang ada di kamp. Menurut Ahmad, anggota Brimob terpaksa menggeluarkan tembakan peringatan.
Dia mengatakan polisi menggeluarkan tembakan peringatan yang bertujuan untuk membubarkan aksi anarkis yang dilakukan masyarakat karena melakukan pengrusakan.
“Rabu (besok) dijadwalkan pertemuan antara bupati dengan tokoh masyarakat dan agama serta Kapolres untuk membahas masalah tersebut,” katanya.
Baca:Â Ini Kronologis Polisi Indonesia Tembak Mati Satu Warga dan Lukai Enam Warga Sipil
Pernyataan Polda Papua dibantah warga yang berada di kampung Oneibo, Deiyai Papua. Kampung Oneibo adalah tempat terjadinya kejadian kasus penembakan. Seorang warga yang berada di TKP menegaskan, pernyataan polisi di media masa adalah pembohongan publik.
Kata dia, polisi dan Brimob datang tidak berikan tembakan peringatan. Tetapi polisi langsung menembak ke arah warga yang berada di TKP.
“Waktu kejadian itu saya ada di tempat kejadian. Polisi tidak keluarkan tembakan peringatan. Polisi juga tidak tembak pake peluru karet. Tetapi polisi tembak pake peluru tajam dan langsung tembak ke warga tanpa tembakan peringatan. Pernyataan Polda Papua lewat Kabid Humas Polda Papua itu tipu. Itu hanya ingin melindungi dan membenarkan aksi bawahannya,” tegas saksi mata yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Sementara itu, DPRD Deiyai secara lembaga telah menyurati Kapolda Papua. Dalam surat tersebut DPRD Deiyai meminta agar Polda Papua segera menarik Brimob dari Kab. Deiyai karena kehadiran brimob di Deiyai tidak memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat. Tetapi kehadiran mereka menjadi ancaman bagi masyarakat.
Baca:Â DPRD Deiyai Minta Brimob Ditarik dan Proses Pelaku Penembak Warga di Deiyai
Pewarta: Arnold Belau