Film Truck Monce Juara I di FFP Pertama

0
10828

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Festival Film Papua (FPP) pertama selesai digear di Merauke. Film Truck Monce dinobatkan menjadi pemenang di FPP pertama ini.

Dalam suarat elektronik yang diterima Suara Papua, Rabu (10/8/2017) dari panitia penyelenggara menjelaskan, panitia Kompetisi Film Festival Film Papua 2017 sudah menerima sebanyak 27 karya dokumenter yang datang dari berbagai wilayah di Papua antara lain Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, Keerom, Biak, Wamena, Sorong, Raja Ampat, Nabire, Timika dan Mimika.

“Ragam cerita yang disampaikan lewat film-film tersebu adalah mengangkat soal kesehatan, pendidikan, ekonomi, politik dan keamanan, perempuan dan anak, budaya dan alam hingga sejarah,” katanya.

Dijeslakan, awalnya Panitia FFP menerima 27 Film, namun yang memenuhi kriteria 25. Kemudian panitia memilih 10 film terbaik hingga akhir panitia memperoleh 3 Film Terbaik.

“Pada Selasa malam ini, tanggal 9/8/2017 di Gedung Gereja Katedral Lama Fertenten Sai Kompleks Misi, Merauke, panitia mengumumkan film terbaik sebagai sang juara dalam festival ini,” tulisnya dalam surat itu.

ads
Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Salah satu juri, Wens Fatubun mengataka, ketiga film yang masuk sebagai juara adalah film yang memang benar-banar menjadi penilaian serius dari juri.

“Ketiga Film ini yang dinilai oleh kami panitia festival film Papua 2017 ada banyak makna yang dapat kami nilai dan memang dari cara bercerita lewat camera sangat luar biasa,” ujarnya memuji.

Sementara itu, Pastor Anselmus Amo MSC, Ditertur SKP KAMe memberi apresiasi keoda para pemeang kompetisi film Papua tahun 2017.

“Kita patut menghargai semua hasil karya semua film yang sudah ikut dalam kompetis film Papua pertama di Kota Merauke,” kata pater Amo.

Ia juga mengataka, melalui karya-karyya film orang Papua harus mampu menceritakan apa yang terjadi dengan cara dan gayanya sendiri, sehingga mampu menarik setiap orang yang melihat dan mendengar hasil karya anak Papua.

Berikut ini adalah tiga film terbaik pada FFP pertama dan komentar peniliaian dari para Juri.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Film Truck Monce

Dengan pertimbangan juri Film ini memenuhi kriteria dan sejalan dengan tema Festival Film Papua menyangkut hubungan manusia dengan alam. Film ini menawarkan kombinasi bertutur cerita dengan baik.

Film Tete Manam

Dengan Pertimbangan juri Film yang sangat menarik untuk di pahami ceritanya. Cerita-cerita sejarah kecil seperti ini merupakan genre yang sangat jarang di papua. Memiliki gaya tutur yang menarik, sederhana dan berbeda di antara film lain.

Film Untuk Novalinda dan Andreas

Durasi : 30 Menit. Pertimbanagan penjurian Film ini memiliki kompleksivitas Visual yang cukup kuat dan bangunan karakter subjek serta gaya bertutur yang sangat menikmati.

Juri untuk kompetisi film Festival Film Papua 2017 antara lain, Alia Damaihati dari Festival Film Dokumenter Yogyakarta (FFD), Wens Fatubun dari Dayak Voices dan Yerri Borang, seorang jurnalis independen.

“Hasil penjurian ini bersifat final dan mutlak serta tidak dapat diganggu gugat,” katanya.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Sedikit informasi tentang pemenang FFP pertama, film Trukc Monce: film ini disutradai oleh Imanuel Hindom. Durasi: 23 Menit 48 Detik. Lokasi: Keerom, Papua.

Sinopsis film Truck Monce: Sebuah cerita tentang seorang sopir Truk Harian Lepas di Perusahan kelapa sawit milik TPPN II Arso Kabupaten Keerom, Papua.Bapak Monce berprofesi sebagai sopir sejak tahun 1995 hingga tahun 2016.Saat pabrik kelapa sawit mulai tak berproduksi dengan baik pada bulan maret 2016. Sopir Monce kehilangan pekerjaan sebagai sopir sawit angkutan buah segar.

Pada bulan yang sama, bulan maret 2016 sopir monce memutuskan pindah angkutan ke sopir anggkutan mama-mama pasar dengan memodifikasi truknya dengan memasang terpal sebagai atap di atas bak mobil truk dan mulai mengangkut mama-mama di kampung Yanamaa pasar Abepura Jayapura dan Pasar Hamadi Jayapura Papua.

Festival Film Papua kedua direncanakan akan digelar pada Agustus 2018 di Wamena, Papua.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaHormati Hak Hidup Orang Asli Papua dan Lindungi Ruang Hidup Masyarakat Adat
Artikel berikutnyaIndonesia Prefer to Save the Road Project than the lives of Papuans